AS Kembali Berikan Bantuan Senjata ke Ukraina dengan Syarat: Tidak Boleh Menyerang Wilayah Rusia

Kementerian Pertahanan AS mengatakan bahwa pengiriman paket bantuan baru menjadikan nilai total bantuan AS ke Ukraina USD 37,6 miliar sejak perang Ukraina pecah pada Februari 2022.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Jun 2023, 07:09 WIB
Tentara Ukraina menembakkan sistem artileri Pion ke posisi Rusia dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, 16 Desember 2022. Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO dan sejumlah pengamat mengungkapkan perang bisa terjadi dalam beberapa bulan, tahun atau bahkan hingga waktu yang tak terbatas. (AP Photo/LIBKOS, File)

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan baru berupa senjata senilai USD 300 juta bagi Ukraina, termasuk sistem pertahanan udara dan puluhan juta butir amunisi. Namun, Washington memperingatkan Kyiv bahwa persenjataan AS tidak boleh digunakan untuk menyerang di dalam wilayah Rusia.

"Kami sudah sangat jelas dengan Ukraina secara pribadi – kami sudah jelas secara publik – bahwa kami tidak mendukung serangan di dalam wilayah Rusia. Kami tidak mengizinkan dan kami tidak mendorong serangan di dalam wilayah Rusia," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby seperti dilansir The Guardian, Jumat (2/6/2023).

Kementerian Pertahanan AS mengatakan bahwa pengiriman paket bantuan baru menjadikan nilai total bantuan AS ke Ukraina USD 37,6 miliar sejak perang Ukraina pecah pada Februari 2022.

"AS akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra untuk memberi Ukraina kemampuan dalam memenuhi kebutuhan langsung di medan perang langsung dan persyaratan bantuan keamanan jangka panjang," kata Pentagon.

Washington telah memimpin upaya oleh NATO dan negara-negara sekutu lainnya untuk memasok Ukraina dengan persenjataan dan bantuan lainnya.

Pengiriman paket bantuan baru senjata datang di tengah kabar serangan balasan Ukraina untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayahnya di timur dan selatan.

"Kami tidak memberi tahu mereka di mana harus menyerang. Kami tidak memberi tahu mereka di mana tidak boleh menyerang," kata Kirby. "Pada akhirnya, Presiden Volodymyr Zelensky dan komandan militernya memutuskan apa yang akan mereka lakukan."

"Namun, kami tentu tidak ingin melihat serangan di dalam wilayah Rusia yang disebarkan, yang dilakukan, menggunakan peralatan yang dipasok AS."

Pentagon mengatakan paket USD 300 juta itu termasuk amunisi untuk sistem pertahanan udara Patriot, rudal pertahanan udara Aim-7, sistem pertahanan udara Avenger, dan rudal anti-pesawat Stinger. Yang juga menjadi bagian dari paket bantuan adalah amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), peluru artileri 155mm dan 105mm, amunisi tank 105mm, dan roket pesawat Zuni.

AS turut pula mengirim lebih dari 30 juta butir amunisi senjata kecil ke Ukraina.


AS Yakin Ukraina Menepati Janji

Presiden AS Joe Biden (kanan) dipeluk oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) saat berkunjung di Kyiv, Ukraina pada 20 Februari 2023. Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv pada 20 Februari 2023, menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina. Zelensky menyambut gembira kunjungan Presiden AS Joe Biden. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Kirby mengatakan bahwa meskipun ketegangan meningkat, Gedung Putih tetap yakin bahwa Ukraina akan menepati janjinya untuk tidak menggunakan jet tempur F-16 buatan AS –yang akan dipasok oleh negara-negara Eropa– terhadap target di luar perbatasan Ukraina.

"Kami mendapatkan jaminan itu di berbagai tingkatan," kata Kirby.

Kirby menggarisbawahi bahwa sementara AS dengan sepenuh hati mendukung upaya Ukraina untuk mengalahkan Rusia, pihaknya ingin menghindari situasi yang "menyedot Barat, NATO, dan AS" dan menghindari Perang Dunia III.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya