Viral Video YouTuber Jepang Konsumsi Ubur-ubur Beracun, Ini yang Terjadi Setelahnya

Seorang YouTuber dengan nama 'Homosapi' nekat memasak dan mengonsumsi ubur-ubur yang mematikan demi viral. Ini yang terjadi setelah memakannya.

oleh Chesa Andini Saputra diperbarui 04 Jun 2023, 08:00 WIB
Ubur-ubur ini dinamakan man-o-war karena bentuk tubuhnya menyerupai kapal perang Portugis. (Sumber: Andreas Schwind/Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang YouTuber asal Jepang baru-baru ini memicu kontroversi dengan memposting video dirinya memasak dan memakan kaldu yang terbuat dari puluhan ubur-ubur man-o-war, untuk lebih dari sejuta subscribers-nya.

Melansir dari Oddity Central, Minggu (3/6/2023), YouTuber populer Jepang itu dikenal dengan nama 'Homosapi' (ホモサピ). Akibat aksi berbahayanya tersebut, dia dikritik sebagai tidak bertanggung jawab karena menyepelekan masakan dan konsumsi salah satu organisme laut paling berbahaya di dunia, ubur-ubur man-o-war Portugis.

Man-o-war Portugis, sebenarnya merupakan hydrozoan laut, organisme yang terdiri dari unit-unit kecil yang disebut 'zooids' yang identik secara genetik tetapi melakukan fungsi yang berbeda.

Jenis ini telah dikenal untuk memberikan sengatan menyakitkan yang cukup kuat untuk membunuh banyak hewan, dan kadang-kadang bahkan manusia.

Oleh sebab itu, hewan ini seharusnya adalah salah satu hal terakhir yang ingin Anda dekati, apalagi dikonsumsi. Namun, YouTuber ini justru nekat demi ketenaran.

Dalam video yang kemudian viral, Homosapi memberi tahu para penggemar bahwa dia memiliki ide 'brilian' untuk melihat apakah kaldu man-o-war terasa selezat seperti yang pernah dicoba beberapa pemberani sebelumnya. Dan karena ide ini berpotensi membuat dia tenar, dia memutuskan untuk merekam pengalaman percobaannya.

Pertama, dia mencari pantai tempat man-o-war biasa ditemukan. Kemudian dia dan teman-temannya pergi ke sana untuk mengambilnya.

Setelah mencucinya sampai bersih, YouTuber ini mulai memasak, merebus hewan itu hingga larut menjadi massa yang bergoyang-goyang.

Dia kemudian membiarkannya memasak di atas api menyala selama beberapa detik sebelum menggabungkannya dengan beberapa sayuran, saus, dan apa yang tampak seperti MSG.

Dari percobaan ini, Homosapi mengklaim hidangan tersebut rasanya seperti kerang dan tidak ada efek samping negatif setelah memakannya.


Bahaya untuk Dikonsumsi

Proses memasak ubur-ubur man-o-war Portugis yang beracun. (Sumber: Screenshot Youtube Homosapi)

Walaupun Homosapi hidup dan masih sehat setelah mengonsumsi hidangan berbahaya itu, dia mendapat beberapa kritik dan kecaman dari para ahli kehidupan laut.

Mereka mengingatkan semua orang untuk tidak mengikuti contoh YouTuber itu.

Meskipun ubur-ubur man-o-war secara teknis dapat dikonsumsi, dengan merebusnya cukup lama agar racun berbasis proteinnya dapat dinetralkan, itu masih sangat berbahaya.

Jika waktu memasak dan suhunya tidak cukup lama dan tinggi, racun protein mungkin tidak sepenuhnya kehilangan toksisitasnya.

Shuhei Ikeda, peternak ubur-ubur di Akuarium Kamo di Kota Tsuruoka, mengatakan bahwa ada juga bahaya racun yang terhirup melalui asap saat memasak ubur-ubur jenis ini. Meski tidak fatal, memakannya bisa menyebabkan alergi serius dan masalah pernapasan.

Homosapi menasihati pemirsanya untuk tidak meniru aksinya, mengungkapkan bahwa dia memiliki seorang profesional kesehatan yang mengawasinya sepanjang waktu dia berinteraksi dengan ubur-ubur man-o-war, untuk jaga-jaga saja.


Ramen Topping Kutu Laut Raksasa

Kedai ramen, The Ramen Boy di Taiwan menjual menu mie dengan topping isopoda, hewan laut berkaki 14 seharga 1480 dolar baru Taiwan atau sekitar Rp 718 ribu. (Facebook/The Ramen Boy)

Masih dalam pembahasan makhluk laut unik yang dijadikan hidangan, sebuah restoran ramen di Taipei, Taiwan, belum lama ini diketahui berinovasi dengan menyajikan topping tak biasa: isopoda atau kutu laut raksasa berkaki 14.

Ramen dengan topping kutu laut raksasa seharga 1.480 Dolar Baru Taiwan atau Rp720 ribu itu merupakan edisi terbatas yang hanya disediakan bagi pengunjung tetap restoran The Ramen Boy. Untuk mendapatkannya, pengunjung wajib teregistrasi dan booking lebih dulu.

Restoran ramen yang terletak di Distrik Zhongshan mengumumkan menu baru tersebut melalui Facebook mereka pekan ini dan menuliskan bahwa menyiapkan hidangan dengan topping kutu laut raksasa itu sederhana: singkirkan jeroannya kemudian tinggal kukus.

Dilansir The Straits Times, Jumat (26/5/2023), rasa daging kutu laut raksasa digambarkan seperti lobster dan kepiting. Isopoda sendiri tidak digunakan untuk membuat kaldu ramen.

Unggahan The Ramen Boy menyebutkan bahwa kutu laut raksasa biasanya hidup di kedalaman laut antara 170 - 2.140 meter dan ditangkap di perairan sekitar Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan atau dikenal pula Kepulauan Dongsha, di barat daya Kota Kaohsiung.


Respons Warganet

Kedai ramen, The Ramen Boy di Taiwan menjual menu mie dengan topping isopoda, hewan laut berkaki 14 seharga 1480 dolar baru Taiwan atau sekitar Rp 718 ribu. (Facebook/The Ramen Boy)

Unggahan The Ramen Boy menarik lebih dari 9.000 komentar. Beberapa pengguna Facebook bereaksi dengan jijik.

Seorang netizen, Ching Hsuan Huang, menulis, "Seperti proyek khusus di museum ilmu alam."

Pengguna Facebook lainnya, Ai Ting, menulis: "Seperti kecoa besar."

Isopoda adalah kerabat jauh dari kutu kayu dan panjangnya bisa mencapai 30cm.

Menurut Animal Planet Taiwan dalam unggahannya di Facebook, kutu laut raksasa adalah karnivora dan memakan bangkai hewan laut. Mereka juga memangsa kehidupan laut yang bergerak lambat seperti teripang, penyu, dan nematoda.

Infografis Bahan Pangan Lokal Bernutrisi tapi Jarang Diketahui. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya