Liputan6.com, Jakarta - Di dalam Al-Qur'an ada beberapa surat yang istimewa. Namun perlu dipahami, istimewa yang dimaksud bukan berarti surat yang lain tak memiliki keistimewaan.
Salah satu surat istimewa adalah Suarat Al-Baqarah.
Surah Al-Baqarah adalah surah ke-2 dalam Al-Qur'an, serta merupakan surat terpanjang. Surat ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah. Surat ini diawali dengan huruf muqaṭṭa'āt A-L-M, yang harus dibaca satu-satu (alif, lām, mīm).
Baca Juga
Advertisement
Surah ini juga dinamai Fustatul Qur'an (Puncak Al-Qur'an) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Sebagai contoh, kewajiban bagi umat Muslim untuk puasa di bulan Ramadan, larangan riba, dan ayat terkenal, Ayat Kursi, Surah al-Baqarah 256, dan tiga ayat terakhir.
Ayat ini memiliki banyak sekali variasi topik seperti hukum-hukum, serta kisah Nabi Adam AS, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS.
Sebagai surat Madaniyah, surat ini diyakini diwahyukan di Madinah dalam waktu yang cukup panjang setelah Hijrah, kecuali ayat riba yang diyakini diturunkan selama Haji Wada', haji terakhir Nabi Muhammad SAW.
Secara umum, ayat 281 dalam surah ini diyakini sebagai ayat terakhir yang diwahyukan, pada 10 Zulhijah 10 H, saat Nabi menjalani haji terakhirnya, 80 atau 90 hari sebelum wafatnya.
Surah ini dinamai al-Baqarah yang artinya "sapi" sebab di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67-74).
Simak Video Pilihan Ini:
Ayat-Ayat Pilihan dalam Surat Al-Baqarah
Dari NU Online Jabar, berikut ayat-ayat pilihan dalam QS Al-Baqarah dan keutamaannya.
Keutamaan membaca ayat-ayat pilihan dalam surat al-Baqarah pernah dikemukakan oleh Ibnu Mas‘ud. Dalam riwayat tersebut, Rasulullah shallallau ‘alaihi wasallam menyabdakan:
مَنْ قَرَأَ أَرْبَعَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ، وَآيَتَانِ بَعْدَ آيَةِ الْكُرْسِيِّ، وَثَلَاثًا مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، لَمْ يَقْرَبْهُ وَلَا أَهْلَهُ يَوْمَئِذٍ شَيْطَانٌ، وَلَا شَيْءٌ يَكْرَهُهُ، وَلَا يُقْرَأْنَ عَلَى مَجْنُونٍ إِلَّا أَفَاقَ
“Siapa saja yang membaca empat ayat pertama surat al-Baqarah, kemudian ayat Kursi, kemudian dua ayat setelah ayat Kursi, kemudian tiga ayat terakhir surat al-Baqarah, maka dia dan keluarganya tidak akan didekati pada hari itu oleh setan. Tidak pula didekati oleh sesuatu yang tidak disukainya. Dan tidaklah dua ayat dibacakan pada orang tunagrahita kecuali akan sadar (atas izin Allah),” (HR. Ad-Darimi).
Ayat pilihan lainnya yaitu membaca dua ayat terakhir surat al-Baqarah. Dibaca pada suatu malam adalah dicukupkan pahala menunaikan qiyamullail pada malam itu. “Siapa saja yang membaca akhir surat al-Baqarah pada suatu malam maka balasan membaca akhir surat itu akan mencukupkan untuknya pahala shalat malam pada malam tersebut.” Demikian yang diriwayatkan oleh Abdur Razzaq.
Keistimewaan surat al-Baqarah pada dua ayat terakhir yang menjadi penutupnya, menurut riwayat Ahmad diturunkan dari sebuah gudang dari bawah ‘Arasy. Secara khusus, keistimewaan dua ayat tersebut juga banyak diungkap dalam banyak riwayat.
إِنَّ اللهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ بِأَلْفَيْ عَامٍ، فَأَنْزَلَ مِنْهُ آيَتَيْنِ، فَخَتَمَ بِهِمَا سُورَةَ الْبَقَرَةِ، وَلَا يُقْرَآنِ فِي دَارٍ ثَلَاثَ لَيَالٍ فَيَقْرَبَهَا الشَّيْطَانُ
“Sesungguhnya Allah telah menulis kitab seribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. Dari kitab itu, Allah menurunkan dua ayat dan dipakai untuk mengakhiri surat al-Baqarah. Maka tidaklah dua ayat itu dibaca di suatu rumah selama tiga malam, kemudian setan mendekati rumah tersebut,” (HR. Ahmad).
Advertisement
Keutamaan Membaca QS al-Baqarah keseluruhan
Tidak hanya pada ayat-ayat pilihan, keutamaan membaca surat al-Baqarah secara keseluruhan diungkap dalam riwayat Abu Umamah. Dalam riwayat tersebut, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan:
اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ: الْبَقَرَةَ وَآلَ عِمْرَانَ؛ فَإِنَّهُمَا يَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ، أَوْ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ يُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ؛ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَاحَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ
“Bacalah ‘dua tangkai bunga indah’, yakni surat al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Sebab, keduanya akan datang pada hari Kiamat laksana penaung, atau seperti awan pelindung, atau seperti kelompok burung yang membeberkan sayap-sayapnya dan membela pembaca keduanya. Maka bacalah surat al-Baqarah, sebab di dalamnya terdapat keberkahan. Sedangkan meninggalkannya adalah kerugian. Bahkan, para pelaku kebatilan (para ahli sihir) pun tak mampu menembusnya,” (HR. Ahmad).
Bagi yang membaca surat al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran pada malam Jumat maka pada hari Kiamat akan digantikan untuknya sayap-sayap yang terbang membawa keduanya di atas Ash-Shirath.” (Lihat: Tafsir Ats-Tsa‘labi, jilid 3, hal. 5).
Hadis di atas didukung oleh hadits Rasulullah SAW riwayat Al-Hasan yang menyatakan, “Ingatlah, sekosong-kosongnya rumah dari kebaikan adalah rumah yang kosong dari kitabullah. Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya setan akan keluar dari rumah yang dibacakan surat al-Baqarah di dalamnya,” (HR. Ibnu Mubarak).
Keutamaan Lain
Keutamaan berikutnya membaca surat al-Baqarah adalah akan diberi penghormatan berupa mahkota di surga, sebagaimana dalam riwayat Ad-Darimi, “Siapa saja yang membaca surat al-Baqarah, maka dia akan dikenakan makhkota darinya di surga.”
Surat al-Baqarah merupakan surat yang sangat istimewa karena surat al-Baqarah merupakan “bongkol” Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat ayat Kursi. Kapan pun ayat Kursi dibaca dalam rumah yang ditempati setan, maka setan tersebut akan keluar, sebagaimana hadits riwayat Abu Hurairah.
إِنَّ لِكُلِّ شَيءٍ سَنَامًا، وَسَنَامُ الْقُرْآنِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ، وَفِيهِ آيَةٌ سَيِّدَةُ آيِ الْقُرْآنِ آيَةُ الْكُرْسِيِّ، لَا تُقْرَأُ فِي بَيْتٍ وَفِيهِ شَيْطَانٌ إِلَّا خَرَجَ
“Segala sesuatu memiliki bongkol. Dan bongkol Al-Qur’an adalah surat al-Baqarah. Di dalamnya terdapat sebuah ayat yang menjadi “tuannya” ayat-ayat Al-Qur’an, yakni ayat Kursi. Tidaklah ayat itu dibaca di suatu rumah yang di dalamnya terdapat setan kecuali setan itu akan keluar,” (HR. Abdur Razzaq).
Tak hanya di rumah yang dibacakan ayat Kursi, keberkahan itu juga dirasakan di rumah-rumah di sekitarnya, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Ath-Thabrani, “Siapa saja yang membaca ayat Kursi setiap usai shalat, maka tidak ada yang mencegahnya masuk surga kecuali kematian. Dan siapa saja yang membacanya tatkala mulai berbaring (tidur), maka Allah akan memberi keamanan kepada rumahnya, rumah tetangganya, dan rumah-rumah lain di sekitarnya,” (HR. Ath-Thabrani).
Sementara dalam riwayat lain disebutkan, “Orang yang membaca ayat Kursi setiap usai shalat fardhu, maka kedudukan orang itu seperti orang yang berperang membela para nabi Allah hingga gugur syahid,” (HR. Ibnu As-Sunni).
Penulis: Nugroho Purbo
Advertisement