Liputan6.com, Jakarta - Goldman Sachs kembali mengumumkan akan mengurangi karyawan. Chief Operating Officer Goldman Sachs John Waldron mengatakan, perusahaan sekarang membuat putaran baru pengurangan karyawan yang “ditargetkan”. Goldman Sachs telah menjadi salah satu beberapa raksasa wall street yang memangkas pekerjaan di tengah kemerosotan kesepakatan.
Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Sabtu (3/6/2023), menurut sumber, Goldman Sachs akan melakukan 250 PHK dari sekitar 45.000 tenaga kerja. PHK itu ikuti putaran PHK yang terpisah pada Januari, ketika Goldman Sachs memangkas 3.200 pekerja dan PHK tambahan pada September lalu.
Advertisement
Saat berbicara di konferensi di New York pada Kamis, 1 Juni 2023, Waldron menuturkan, lingkungan yang cukup sulit bagi wall street sebagai alasan pemangkasan tenaga kerja yang akan membantu tujuan perseroan untuk kurangi USD 600 juta dari gaji.
Adapun pendapatan perdagangan Goldman Sachs turun 25 persen pada kuartal II 2023. “Kami lebih berhati-hati. Kami jalankan perusahaan lebih ketat,” ujar dia.
Saham Goldman Sachs turun 2,3 persen pada Kamis, 1 Juni 2023.
Persiapkan Kondisi yang Lebih Berat
Goldman Sachs bukanlah satu-satunya perusahaan wall street yang alami pengurangan kesepakatan. Perlambatan ini sebagian besar didorong kenaikan bunga yang cepat, ketidakpastian ekonomi dan gejolak industri perbankan.
Selama kuartal I, sebagian bank besar yang beri konsultasi merger dan penjaminan emisi penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) alami penurunan pendapatan biaya.
Penurunan terbesar 26 persen milik Goldman Sachs, diikuti pemangkasan 25 persen di Citigroup, dan 20 persen di Bank of America. JPMorgan Chase mencatat penpatan perbankan investasi terpangkas 19 persen.
Langkah PHK
Berdasarkan laporan banyak dari bank memutuskan menghilangkan sejumlah posisi. Pemangkasan karyawan di Morgan Stanley mencapai 3.000. Perseroan sisihkan sekitar 500 posisi. Adapun Citigroup dan Bank of America masing-masing kurangi jumlah karyawan lebih kecil.
Di sisi lain, Goldman prediksi pemangkasan biaya sekitar USD 1 miliar termasuk PHK baru.
“Kami sedang bersiap untuk lingkungan lebih keras. Kami ingin terkejut dari sisi positifnya. Kami mungkin terkejut dari sisi positifnya. Kami selalu bisa sesuaikan diri dengan itu.,” ujar dia.
Ia menuturkan, aktivitas perusahaan saham swasta lebih sedikit dan aktivitas merger pasar menengah menjadi titik terang.
“Perdagangan lebih lambat. Pendapatan pun turun 25 persen dari kuartal II. Kami alami beberapa minggu yang baik dari aktivitas pasar modal. Kami mungkin memiliki paruh tahun yang lebih baik,” ujar dia.
Advertisement
Digugat Bias Gender, Goldman Sachs Rela Bayar Rp 3,1 Triliun
Sebelumnya, Bank investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs sepakat untuk membayar penyelesaian gugatan class action senilai USD 215 juta atau sekitar Rp. 3,1 triliun terkait bias terhadap karyawan perempuan baik dalam gaji maupun promosi.
Melansir CNN Business, Rabu (1/5/2023) para penggugat, yang merupakan mantan karyawan, menuduh Goldman Sachs secara sistematis membayar karyawan perempuan lebih rendah daripada karyawan pria, dan memberikan tinjauan kinerja yang lebih sedikit kepada perempuan yang menghambat pertumbuhan karier mereka.
Gugatan ini menjadi salah satu kasus paling terkenal yang menargetkan dugaan bias terhadap tenaga kerja perempuan di Wall Street, dalam litigasi terhadap banyak bank yang berlangsung selama beberapa dekade.
Penyelesaian itu mencakup sekitar 2.800 karyawan perempuan dan wakil presiden yang pernah bekerja di Goldman Sachs, manajemen investasi, dan divisi sekuritas bank tersebut, menurut pernyataan bersama dari perusahaan dan penggugat.
"Setelah lebih dari satu dekade litigasi yang gencar, kedua belah pihak telah sepakat untuk menyelesaikan masalah ini. Kami akan terus fokus pada orang-orang kami, klien kami, dan bisnis kami," kata Jacqueline Arthur, kepala manajemen sumber daya manusia global Goldman Sachs.
Sebagai bagian dari penyelesaian, Goldman Sachs juga akan mempekerjakan ahli independen untuk melakukan analisis tambahan tentang evaluasi kinerja dan kesenjangan upah berbasis gender, tambah pernyataan itu.
Kelly Dermody, selaku salah satu penasihat penggugat, mengatakan mereka yakin penyelesaian tersebut memberikan "pemulihan yang substansial dan pasti untuk semua anggota dan memajukan kesetaraan gender di Goldman.