Jumlah Korban Tewas Kecelakaan Kereta di India Meningkat Jadi 233 Orang, Pemerintah Beri Uang Duka Rp181 Juta

Sebelumnya, korban meninggal akibat kecelakaan kereta di India dilaporkan 207 orang. Adapun korban luka jumlah masih sama, yakni 900 orang.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Jun 2023, 09:51 WIB
Ilustrasi Duka Cita (AP Photo/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, New Delhi - Korban kecelakaan kereta di India pada Jumat (2/6/2023) meningkat jadi 233 orang, sementara 900 lainnya terluka.

"Setidaknya 233 orang tewas dan 900 lainnya terluka," twit Kepala Sekretaris Negara Bagian Odisha Pradeep Jena.

Dalam konferensi pers, Jena menambahkan bahwa jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat sementara tim melakukan operasi penyelamatan besar-besaran. Sekitar 500 unit darah dikumpulkan dalam semalam, di mana stok saat ini mencapai 900 unit.

"Ini akan membantu dalam merawat korban kecelakaan. Saya secara pribadi berutang budi dan berterima kasih kepada semua sukarelawan yang telah mendonorkan darah untuk tujuan mulia," tutur Jena.

Pihak berwenang menyebutkan bahwa upaya penyelamatan pada Jumat mencakup lebih dari 115 ambulans dan beberapa unit pemadam kebakaran.

Kecelakaan tersebut melibatkan dua kereta penumpang dan satu kereta barang yang bertabrakan di Distrik Balasore, Odisha. Indian Railways mengungkapkan bahwa dua keretanya yang terlibat tabrakan adalah Coromandel Express dan Howrah Superfast Express.

Penyebab kecelakaan kereta sendiri belum diungkapkan. Jena menekankan bahwa fokus saat ini ada pada operasi penyelamatan.

"Sekitar pukul 7 malam, Coromandel Express, yang membentang antara Shalimar dan Chennai, di sekitar Balasore, 10 hingga 12 gerbongnya tergelincir dan terlempar ke jalur yang berlawanan. Setelah beberapa waktu, kereta lain, yang berjalan antara Yesvantpur dan Howrah, menabrak gerbong yang tergelincir itu, mengakibatkan tiga hingga empat gerbongnya tergelincir," kata juru bicara otoritas perkeretaapian Amitabh Sharma seperti dilansir CNN, Sabtu (3/6).

Belum jelas bagaimana kronologi tabrakan kereta itu turut melibatkan kereta barang.

Menteri perkeretaapian, komunikasi, elektronik, dan teknologi informasi India mengumumkan bahwa keluarga korban tewas akan menerima santunan USD 12.136 atau sekitar Rp181 juta. Sementara korban luka akan mendapat jumlah yang lebih kecil.

Perdana Menteri India Narendra Modi menulis ungkapan belasungkawanya via Twitter.

"Sangat berduka dengan kecelakaan kereta di Odisha. Di tengah situasi duka ini, saya mengirimkan simpati kepada keluarga para korban. Semoga yang terluka segera pulih. Operasi penyelamatan tengah berlangsung dan semua bantuan yang mungkin diberikan kepada mereka yang terdampak," twit PM Modi.


Infrastruktur yang Menua

Kecelakaan kereta di India terjadi pada Jumat (2/6/2023) malam, tepatnya di Distrik Balasore, Negara Bagian Odisha. Lebih dari 200 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. (Dok. Press Trust of India/AP)

Jaringan kereta api India yang luas dilaporkan menderita infrastruktur yang menua dan perawatan yang buruk, dua faktor yang sering menyebabkan kecelakaan.

Korban tewas akibat kecelakaan pada Jumat telah melampaui kecelakaan besar lainnya pada tahun 2016 -salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir- ketika lebih dari 140 orang tewas akibat kereta tergelincir di Negara Bagian Uttar Pradesh.

Pada tahun 2021, sekitar 16.431 orang tewas dalam hampir 18.000 kecelakaan kereta api di seluruh India.

"Mayoritas (67,7 persen) kasus kecelakaan kereta api dilaporkan (sebagai) 'Jatuh dari kereta/tabrakan dengan orang di jalur kereta," demikian menurut laporan tahun 2021 oleh National Crime Records.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya