6 Upaya Tingkatkan Peluang Cepat Hamil, Salah Satunya Kelola Stres

Setiap pasangan ingin memiliki momongan. Namun, beberapa mungkin terhantam masalah kesuburan. Berikut 6 perubahan gaya hidup yang dapat meningkatkan peluang cepat hamil.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2023, 14:10 WIB
Ilustrasi ibu hamil/credit: pexels.com/mikoto

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki buah hati tentu menjadi impian banyak pasangan suami istri. Namun, tidak semua pasangan dapat dengan mudah mendapat momongan, beberapa mungkin perlu bekerja lebih keras agar bisa hamil.

Tentu sulit untuk menyembunyikan raut kekecewaan jika Anda terus mendapati garis satu dalam testpack yang digunakan. Infertilitas memang merupakan tantangan berat. Tak perlu gundah, ada, kok, beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dicoba guna meningkatkan kesuburan Anda.

"Tidak ada aturan diet atau olahraga yang pakem," sebut dokter kandungan Chenchen Sun, MD kepada Forbes.

"Namun, ada beberapa tips untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan."

Adapun beberapa perubahan gaya hidup yang dapat meningkatkan kesuburan yaitu:

1. Menjaga Berat Badan

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan seseorang memproduksi terlalu banyak estrogen, yang dapat mengganggu ovulasi. Sebaliknya, kekurangan berat badan dapat menyebabkan tubuh berhenti membuat estrogen, yang juga dapat berdampak pada ovulasi.

"Pertahankan berat badan yang sehat melalui diet dan olahraga yang cukup," tutur Sun kepada Forbes.

Meski kesuburan tidak diukur dengan berat badan, bobot yang terlalu rendah atau tinggi dapat meningkatkan kemungkinan infertilitas.

2. Hindari Rokok dan Alkohol

Rokok dan alkohol memiliki dampak negatif pada kesuburan, menurut Sun. Studi klinis menemukan bahwa merokok dikaitkan dengan penurunan tingkat kesuburan.

Jika Anda berharap untuk hamil, sebaiknya batasi juga konsumsi alkohol. Peningkatan asupan alkohol dikaitkan dengan penurunan kesuburan pada pria dan wanita.


3. Olahraga

Ilustrasi Senam Ibu Hamil Credit: pexels.com/Anna

Olahraga terbukti meningkatkan kesuburan wanita dan pria. Sebuah studi terhadap lebih dari 4.000 wanita di Norwegia menemukan bahwa olahraga tiga jam per minggu membantu mengatur siklus menstruasi dan meningkatkan kesuburan.

Meskipun demikian, berolahraga secara berlebihan malah dikaitkan dengan penurunan kesuburan.

"Baik obesitas serta olahraga berlebihan dan penurunan berat badan ekstrem dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi yang mempengaruhi kesuburan di masa depan," jelas Sun.

4. Kelola Stres

Mengelola stres dapat membantu meningkatkan kesuburan, jelas Sun.

"Belajar memanajemen dan mengurangi stres," katanya.

Selaras dengan pendapat Sun, Roskin menambahkan bahwa tampaknya terdapat hubungan antara stres dengan infertilitas, tetapi tidak ada penelitian yang menjelaskan bagaimana hal ini terjadi.

"Infertilitas tentu merupakan sumber stres, tetapi bagaimana stres menyebabkan infertilitas kurang jelas," akunya.

"Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT) bisa cukup efektif untuk mengatasi hal ini meski kurang dimanfaatkan oleh orang-orang yang mengalami masalah kesuburan."


5. Konsumsi Multivitamin

ilustrasi hamil (Sumber: Pixabay)

Kekurangan vitamin tertentu dapat mengganggu ovulasi. Sebuah studi tahun 2008 menemukan bahwa 20 persen kasus infertilitas yang tidak disengaja dapat dihindari jika wanita mengonsumsi multivitamin setidaknya tiga kali per minggu.

Penelitian telah menemukan bahwa vitamin B seperti vitamin B1, B2, B6, B12, asam folat dan niasin berbanding terbalik dengan infertilitas ovulasi—yang membuat kekurangan vitamin tersebut dikaitkan dengan infertilitas. Kebanyakan multivitamin mengandung vitamin ini, seperti halnya vitamin prenatal.

Meski belum terdapat penelitian jelas yang menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin prenatal dapat meningkatkan peluang Anda untuk hamil, dokter kandungan bersertifikat dewan Amy Roskin, M.D. menekankan bahwa mengonsumsinya tetap saja merupakan ide bagus.

" Vitamin prenatal mengandung asam folat yang dapat membantu mencegah jenis cacat lahir serius yang disebut cacat tabung saraf (neural tube defect)," jelasnya.

"Vitamin prenatal membantu perkembangan otak dan sumsum tulang belakang. Ini juga mengandung zat besi yang mendukung pertumbuhan plasenta dan janin, dan membantu mencegah anemia."


6. Waspadai Toksin Lingkungan

Ilustrasi Kehamilan Credit: pexels.com/Leah

Terkadang, toksin di lingkungan sekitar dapat mengganggu kesuburan, menurut Sun.

"Waspadai toksin lingkungan apa pun yang mungkin Anda temui di tempat kerja atau tempat lain yang dapat memengaruhi kesuburan, seperti logam berat dan pestisida," Sun mengingatkan.

Penting juga untuk berhati-hati dalam memilih produk rumah tangga yang digunakan.

"Pestisida dikaitkan dengan penurunan kesuburan, jadi cobalah untuk menghindari paparan zat ini," kata Roskin.

Penelitian juga menunjukkan bahwa bisphenol A (BPA) berbahaya terhadap kesuburan. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa BPA mungkin menjadi dalang di balik sejumlah masalah kesuburan termasuk sindrom disgenesis testis (penurunan kesuburan pria) serta hilangnya folikel pada wanita.

Terpenting, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan jika Anda belum berhasil hamil meski sudah berusaha selama satu tahun atau lebih (enam bulan atau lebih jika Anda berusia di atas 35 tahun).

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya