4 Cara Pebisnis UMKM Lindungi Diri dari Serangan Siber dan Pulihkan Data Akibat Bencana Alam

Berikut adalah beberapa langkah penting yang harus dipertimbangkan pelaku UMKM dalam menyusun rencana melindungi diri dari serangan siber hingga pemulihan data akibat bencana alam.

oleh Yuslianson diperbarui 05 Jun 2023, 07:30 WIB
4 Cara Pebisnis UMKM Lindungi Diri dari Serangan Siber dan Pulihkan Data Akibat Bencana Alam. (Doc: Extravytes Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, nyatanya banyak UMKM rentan terhadap serangan siber dan bencana alam bisa menghancurkan bisnis dalam sekejap. Apa solusinya?

Mengutip keterangan survei Exabytes Indonesia, Senin (5/6/2023), sebanyak 70 persen UMKM belum memiliki pengetahuan dan rencana penanganan krisis serta solusi untuk mempertahankan bisnis mereka.

Padahal, UMKM berperan penting dalam perekonomian masyarakat di daerah karena kemampuannya dalam penyerapan tenaga kerja serta kemudahan dalam mengembangkan inovasi dan teknologi produksi.

Sayangnya, UMKM juga memiliki lebih banyak resiko dan rentan terhadap berbagai ancaman keamanan siber, termasuk serangan peretasan, ransomware, atau kehilangan data akibat bencana alam.

Kehilangan data penting, gangguan operasional, dan kerugian finansial dapat menghancurkan bisnis dalam waktu singkat.

Dalam menghadapi resiko ini, memiliki rencana pemulihan yang terstruktur adalah langkah penting untuk memitigasi dampak negatif dan memulihkan bisnis dengan cepat.

Exabytes Indonesia, sebagai penyedia layanan web hosting terkemuka di Indonesia, menyadari pentingnya edukasi dan perlindungan bagi pelaku UMKM terkait keamanan siber dan pemulihan bencana.

Berikut adalah beberapa langkah penting yang harus dipertimbangkan pelaku UMKM dalam menyusun rencana pemulihan bencana:

1. Mengidentifikasi resiko dan ancaman yang mungkin dihadapi oleh UMKM

Pemilik usaha sebaiknya melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi ancaman yang mungkin dihadapi. Selanjutnya meninjau kemungkinan serangan keamanan siber dan bencana lainnya, serta dampak yang mungkin timbul. Dengan edukasi dan pemahaman yang baik tentang risiko ini, upaya perlindungan data akan lebih efektif.

 


2. Bentuk Tim Tanggap Darurat

Ilustrasi: Salah satu serangan siber yang kerap terjadi adalah DDoS. (Foto: Dewaweb)

Dalam mengelola dan bertanggungjawab merespons insiden keamanan siber atau bencana, sebaiknya dibentuk tim tanggap darurat yang terdiri dari anggota tim internal dan eksternal. Peran dan tanggungjawab masing-masing anggota tim harus ditentukan agar respons dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Saluran komunikasi darurat yang dapat digunakan dalam situasi krisis juga segera disiapkan.

3. Pemulihan Data

Pencadangan data dilakukan secara teratur dan penyimpanan cadangan tersebut berada di lokasi yang aman dan terpisah dari lingkungan bisnis utama. Pastikan cadangan data dapat diakses dan dipulihkan dengan cepat dalam situasi darurat. Pemulihan data diuji secara berkala untuk memastikan keberhasilan dan keandalan proses tersebut.

4. Pemulihan Sistem

Pelaku UMKM sebaiknya mengidentifikasi sistem dan infrastruktur kunci yang diperlukan untuk operasional bisnis. Rencana pemulihan disusun yang jelas dalam waktu yang sesingkat mungkin. Pertimbangkan opsi seperti menggunakan infrastruktur komputasi awan untuk mempercepat pemulihan

 


Apa Itu Acronis Advanced Security?

Indonesia Kena Serangan Siber, Pakar: Jangan Sepelekan Keamanan. (Doc: PCMag)

“Exabytes Indonesia sudah resmi bersertifikat ISO 27001 merupakan standar internasional dalam menerapkan sistem manajemen keamanan informasi sehingga seluruh data pelanggan terjamin kerahasiaannya dan terjaga keamanannya," kata Indra Hartawan, Country Manager Exabytes Indonesia.

Selain itu, Exabytes kini memiliki produk perlindungan siber terintegrasi yaitu Acronis Advanced Security yang mencakup anti-malware full stack.

Dengan fitur ini, pelanggan Exabytes Indonesia dapat menikmati perlindungan siber yang lebih maksimal mulai dari penyaringan URL, pencadangan data hingga proses pemulihan dan pencegahan eksploitasi.

"Perlindungan siber yang dinikmati lebih maksimal mulai dari penyaringan URL, pencadangan data hingga proses pemulihan dan pencegahan eksploitasi” ujar Indra.

(Ysl/Dam)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya