Liputan6.com, Yogyakarta - Dengan didampingi Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, Presiden Joko Widodo berkunjung ke Warung Kopi Klotok yang berlokasi di Jalan Kaliurang KM 16, Sleman, Yogyakarta. Bersama dengan ibu Iriana Joko Widodo, Presiden RI ini menikmati beberapa sajian khas warung tersebut pada Sabtu (3/6/2023).
Salah satu menu yang menjadi pilihan adalah sayur lodeh. Sayur lodeh merupakan sayur sederhana yang dibuat dari tujuh bahan utama dan bumbu berkuah santan.
Mengutip dari berbagai sumber, sayur lodeh bukan sekadar makanan. Konon, sayur ini bisa menolak bala serta wabah.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, keberadaan sayur lodeh sudah ada sejak abad ke-10 atau pada masa kejayaan peradaban Jawa Tengah. Konon, pada 1006, sayur lodeh juga membantu melewati masa-masa sulit selama letusan Gunung Merapi.
Pada 1931, ada wabah pes yang menyerang Yogyakarta. Sri Sultan Hamengkubuwana VIII pun memerintahkan warga untuk memasak sayur lodeh dan berdiam diri di rumah selama 49 hari.
Pada masa karantina tersebut, para warga pun mengonsumsi sayur lodeh. Hingga akhirnya, wabah tersebut berakhir.
Sementara itu, tujuh bahan utama yang ada pada sayur lodeh, di antaranya kluwih, cang gleyor (kacang panjang), terong, kulit melinjo, waluh, godong so, serta tempe juga memiliki filosofinya masing-masing.
Kluwih diartikan sebagai 'kluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne', yakni perintah untuk lebih memperhatikan keluarga. Cang gleyor diartikan sebagai 'cancangen awakmu ojo lungo-lungo' yang bermakna untuk tetap di rumah dan jangan bepergian apabila tidak bermanfaat.
Adapun terong diartikan sebagai 'terusno anggone olehe manembah Gusti ojo datnyeng' yang berarti teruslah beribadah dan menyembah Gusti Allah atau Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan kulit mlinjo diartikan sebagai 'ojo mung ngerti njobone, ning kudu ngerti njerone babakan pagebluk' yang berarti jangan hanya melihat dari luar saja mengenai suatu pagebluk atau wabah, tetapi analisislah secara mendalam.
Sementara itu, waluh diartikan sebagai 'uwalono ilangono ngeluh gersulo' yang bermakna jangan sering mengeluh dan perbanyaklah bersyukur. Kemudian godong so diartikan sebagai 'golong gilig donga kumpul wong sholeh sugeh kaweruh' yang berarti berkumpul dan berdoa bersama orang-orang saleh dan berilmu.
Tempe pada sayur lodeh diartikan sebagai 'temenono oleh dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah'. Kalimat tersebut bermakna yakinlah dalam memohon pertolongan kepada Allah dan yakinlah Allah akan memberi pertolongan.
Penulis: Resla Aknaita Chak