Jadi Tuan Rumah Piala Dunia Wanita FIFA 2023, Australia Gelar Klinik Bola untuk Atlet Indonesia

Dalam rangka merayakan Australia sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia Wanita FIFA 2023, sebuah program pelatihan diselenggarakan pada beberapa kota di Indonesia. Berikut hasil dari pelatihan pertama di GBK Senayan.

oleh Chesa Andini Saputra diperbarui 05 Jun 2023, 21:00 WIB
Sesi foto pelatihan sepak bola hari pertama di Lapangan Gelora Bung Karno, Jakarta pada hari Senin (5/6/2023). (Sumber: Liputan6/Chesa Saputra)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap empat tahun sekali, FIFA menyelenggarakan pertandingan Piala Dunia Wanita yang menjadi acara olahraga wanita terbesar di dunia.

Tahun depan, Piala Dunia Wanita yang ke-sembilan ditetapkan, dan negara Australia serta Selandia Baru terpilih menjadi tuan rumahnya.

Ini pertama kalinya Piala Dunia Wanita FIFA diadakan di Belahan Bumi Selatan oleh dua konfederasi (AFC dan OFC).

Dalam rangka merayakan Australia sebagai co-host Piala Dunia Wanita FIFA 2023, Kedutaan Besar Australia di Jakarta menyelenggarakan serangkaian klinik sepak bola dan pelatihan bagi tim-tim wanita di Indonesia.

Direalisasikan oleh Kedubes Australia bersama dengan Football Australia, dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), pelatihan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi para pemain sepak bola dari kedua negara tersebut untuk menjalin persahabatan baru di lapangan, sambil berbagi pengetahuan dan keterampilan.

"Australia dan Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki semangat olahraga yang tinggi. Saya harap klinik ini dapat membantu menciptakan hubungan baru antara komunitas olahraga kita dan menginspirasi para pemimpin masa depan di lapangan," ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM.

Hari pertama program pelatihan dilakukan di Jakarta, tepatnya di Lapangan Gelora Bung Karno, pada tanggal 5 Juni. Namun, program ini juga akan diselenggarakan di beberapa kota lain, yakni di Bandung, Surabaya, dan Sidoarjo sampai dengan tanggal 9 Juni.

 


Pelatih Program Klinik Australia

Gema Simon (Kiri) dan Ian Greener (Tengah). (Sumber: Liputan6/Chesa Saputra)

Klinik sepak bola dan pelatihan ini dipimpin oleh pesepakbola profesional Australia, Gema Simon, dan juga ketua sepak bola di Melbourne's Rowville Sports Academy serta pelatih Timnas Putri dari Australia Football Federation (AFF), Ian Greener.

Keduanya mempunyai pengalaman yang unggul di bidang sepak bola.

Namun sayangnya, Gema Simon sudah tidak bermain dalam tim CommBank Matildas (tim nasional sepak bola wanita Australia). Tetapi dia pernah mewakili Australia dengan bertanding melawan tim AS, Jepang, serta Brazil di 2017 Tournament of Nations, bermain di kompetisi papan atas A-League Women Australia, dan juga klub-klub profesional di Korea Selatan, Kanada, Norwegia, dan Islandia.

"Kami sangat senang menjadi tuan rumah FIFA World Cup bersama New Zealand tahun depan. Menurut saya, bagian dari kisah kami menuju Piala Dunia bukan hanya sebuah turnamen di Australia atau Selandia Baru, tetapi sesuatu yang dapat kami bagikan kepada tetangga kami di Asia", kata Tom Engelhardt, Koordinator Kemitraan Internasional, Football Australia.

"Dan tidak ada tetangga yang lebih penting bagi kami selain Indonesia. Jadi kami senang berada di sini bersama para ahli profesional di bidang ini, dan juga mendukung perkembangan sepak bola wanita."

Mantan pesepakbola yang melatih tim dari Indonesia itu mengatakan bahwa wanita-wanita muda di Indonesia sangat bagus performanya.

"Saya sangat menikmati pengalaman ini. Walaupun hambatan bahasa terkadang agak menantang, tapi secara keseluruhan pelatihannya sangat bagus," katanya.

Ian Greener pun juga mengatakan bahwa para wanita muda di sini juga sama dengan yang di Australia. Mereka sangat tekun dan bersemangat.

 

 


Perkembangan Sepak Bola Wanita di Indonesia

Sesi pelatihan bersama dengan tim sepak bola dan futsal wanita DKI Jakarta, Senin (5/6/2023). (Sumber: Liputan6/Chesa Saputra)

Indonesia telah meningkatkan kualitas sepak bola wanita, melihat dari lolosnya kualifikasi Piala Asia Wanita AFC. Hal itu merupakan langkah yang positif.

Tom berkata, "Negara ini memiliki potensi luar biasa dalam sepak bola wanita. Kami senang memainkan peran kecil disini dan berharap dapat membangun hubungan yang bertahan lama kedepannya, dimana Indonesia sudah mulai menyadari potensi penuhnya dalam sepak bola wanita."

"Menurut saya, sepak bola wanita di Indonesia sudah menuju arah yang benar," ujar Gema.

Jika Indonesia ingin mengembankan sepak bola wanita seperti di Australia, Ian Greener menganjurkan untuk mengivestasikan dalam program pelatihan.

Dia mengatakan bahwa pelatihan harus dimulai dari akar, seperti di sekolah-sekolah. "Kami memiliki pelatih yang sangat bagus di Australia, dan permainan sepak bola wanita telah berkembang pesat disana."

Australia memulai program ini sejak tahun 90-an agar banyak wanita ikut bermain.


Kemampuan Pemain Indonesia

Tim sepak bola dan futsal wanita DKI Jakarta. (Sumber: Liputan6/Chesa Saputra)

Setelah sesi pelatihan ini, salah satu pemain dari tim sepak bola wanita Indonesia berbagi pengalamannya.

Dia mengatakan bahwa dari sini dia belajar banyak hal baru yang bervariasi. Dimulai dari latihan passing, kepemilikan bola, dan keterampilan dari pemain baru.

"Disini ada teknik-teknik dari Australia-nya sendiri. Tetapi kalau mengenai capek, sebenarnya sama aja seperti latihan biasa. Itu tergantung dari diri sendiri ingin melakukan semaksimal mungkin atau tidak."

Ketika ditanyakan mengenai nasihat yang bisa diberikan kepada sepak bola wanita di luar sana, Gema mengatakan, "Lakukan semua hal kecil yang tidak dilakukan orang lain. Kerjakan hal-hal tertentu yang diperlukan dalam permainan Anda, rawat tubuh Anda, lakukan hal-hal kecil dengan benar, dan nikmati."

 

Infografis FIFA Kawal Transformasi Sepak Bola Nasional Usai Tragedi Kanjuruhan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya