Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit orang tua yang masih terbiasa untuk membacakan buku kepada buah hati mereka sebelum tidur. Ada banyak jenis buku anak yang bisa dibacakan kepada buah hati. Di antaranya adalah buku anak yang inklusif dengan tokoh penyandang disabilitas.
Melansir Disability Horizons, simak beberapa rekomendasi buku anak yang memiliki tokoh penyandang disabilitas.
Advertisement
1. The Christmasaurus oleh Tom Fletcher
Buku yang ditulis oleh penyanyi utama grup musik McFly, Tom Fletcher, ini bercerita tentang William Trundle, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang terobsesi dengan dinosaurus.
William merupakan pengguna kursi roda. Suatu saat, ia melakukan petualangan. Dalam perjalanannya, dia bertemu dengan dinosaurus langka, Christmasaurus. Akhirnya, mereka bersama-sama mencoba melawan pemburu yang berbahaya.
Buku anak ini mengajarkan tentang persahabatan dan keluarga, lonceng giring dan Sinterklas, rusa terbang, musik, dan magis yang dapat mengaktifkan imajinasi dan kreativitas anak.
Untuk anak penyandang disabilitas, buku ini dapat membangkitkan semangat mereka. Dengan buku ini, mereka dapat menyadari bahwa mereka tetap dapat melewati perjalanan yang menakjubkan meskipun memiliki kekurangan.
2. Mommy Sayang oleh Rosana Sullivan
Bagi banyak orang, disabilitas membatasi hampir segala aspek kehidupan. Ini dialami oleh karakter ibu Aleeya di buku Mommy Sayang, buku bergambar oleh Rosana Sullivan.
Cerita buku ini memiliki latar pada masa kecil Rosana. Ia dibesarkan di sebuah desa kecil di Malaysia. Buku ini menggambarkan rasa kesepian yang dirasakan anak saat ibunya sakit dan tidak bisa lagi bermain dengannya.
3. Looking After Louis oleh Lesley Ely
Buku ini menunjukkan bagaimana ruang kelas yang inklusif menguntungkan bagi semua anak, baik penyandang disabilitas maupun bukan.
Dalam buku ini, diceritakan sosok Louis menderita autisme dan tidak berbicara ataupun berpartisipasi dalam kegiatan kelas seperti anak lainnya.
Ketika teman sekelasnya, Sam bermain sepak bola dengan Louis suatu hari, dunia baru terbuka untuk Louis.
Semua temannya belajar lebih banyak tentang komunikasi, kegembiraan, dan menjadi manusia.
Buku ini merupakan sarana edukasi yang sangat baik untuk anak dari semua kalangan. Melalui buku ini, anak-anak akan belajar mengenai dunia yang inklusif dan tidak membeda-bedakan teman sejak dini.
4. Head's Up, Tim-Tron oleh Ian Roy dan Gary Parsons
Buku cerita ini menjelaskan tentang cedera otak melalui pengalaman sebuah robot muda, Tim Tron. Melalui buku ini, pembaca dapat melihat Tim Tron sebelum kecelakaannya dan melakukan perjalanan bersamanya saat dia mengatasi perubahan, lalu kembali ke sekolah.
Buku bergambar ini penuh dengan ide-ide praktis untuk membantu anak-anak, saudara, teman, dan orangtua memahami dan mengelola keadaan cedera otak dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement
5. Dancing with Daddy oleh Anitra Rowe Schulte
Buku Dancing with Daddy menampilkan ilustrasi seorang pria berjas yang menari bersama putrinya yang merupakan pengguna kursi roda.
Kisah ini terinspirasi oleh ketiga putri penulis, terutama yang mengidap Wolf-Hirschhorn Syndrome (WHS).
Buku bergambar ini menceritakan Elsie, seorang gadis berkulit terang dengan WHS yang menggunakan buku pembantu untuk berkomunikasi, tabung gastronomi untuk makan, dan kursi roda untuk membantu pergerakannya.
Elsie menantikan tarian bersama sang ayah, bersemangat untuk mengenakan gaun merah dan pita barunya yang cocok dengan jersey sepak bola sang Ayah.
Saat salju turun, Elsie khawatir acara tersebut akan dibatalkan. Namun akhirnya, ia, ayah, dan saudara perempuannya berdansa dan berbahagia semalaman.
6. Ali and the Sea Stars oleh Ali Stroker
Dalam buku bergambar debutnya, aktris pemenang Tony Award, Ali Stroker, menggambarkan seorang gadis muda dengan kursi roda bersama teman-temannya.
Diambil dari pengalaman pribadi, buku ini menceritakan seorang gadis di kursi roda yang mengadakan penampilan untuk orang-orang di sekitar tempat tinggalnya.
Ali sangat suka menari, bernyanyi, dan berakting. Untuk menunjukkan penampilan yang sukses, Ali dibantu oleh keluarga dan teman-temannya.
Ketika badai petir mengancamnya untuk meniadakan semua kerja kerasnya, Ali harus menggunakan imajinasinya dan beradaptasi.
Advertisement