Liputan6.com, Jakarta - Ratusan mahasiswa dan milenial yang tergabung dalam Pemuda Milenial Indonesia Bersatu (PMIB) mendatangai Gedung Mahkamah Agung (MA). Bukan untuk berdemo, justru hadirnya massa bertujuan memberi dukungan kepada Ketua Mahkamah Agung (MA), M Syarifuddin agar tidak gentar melawan mafia hukum.
"Ketua MA menunjukkan keseriusan serta konsistensi dalam melakukan perbaikan sistemik lembaga peradilan. Pasca peritiwa OTT KPK di lingkungan MA waktu silam, berbagai langkah tegas dan terukur terus diupayakan guna menegakkan marwah peradilan," kata Koordinator Aksi, Ferdy Al Farisi saat berorasi, seperti dikutip dari keterangan diterima, Senin (5/6/2023).
Advertisement
Ferdy lalu merinci, sejumlah capaian MA sebagai bentuj reformasi pasca kasus hukum yang menjerat hakim agung. Pertama, pemberhentian seluruh tersangka atau pegawai yang diduga terlibat suap. Kedua, pemeriksaan atasan langsung para tersangka. Ketiga, rotasi dan mutasi pegawai. Keempat, pelibatan Komisi Yudisial (KY), PPATK, dan KPK dalam proses rekrut panitera pengganti dan panitera muda.
“Publik juga dilihatkan untuk pembenahan MA, salah satunya, melalui forum Mari Mendengar, upaya pelaksanaan sidang kasasi secara terbuka, penguatan Satuan Tugas Khusus bidang Pengawasan (Satgasus pengawasan) atau Satgas mysterious shopper, dan pemasangan CCTV di lingkungan MA,” ujar dia.
Kini, kata Ferdy, apa yang dilakukan Ketua MA beserta seluruh jajaranya telah mulai menunjukkan hasil nyata. Proses rekrutmen semakin akuntabel, sistem penanganan perkara semakin mudah dan transparan, putusan hakim semakin berkualitas serta mencerminkan keadilan.
“Sederet peristiwa menjadi bukti hasil perbaikan tersebut. Antara lain, peristiwa ditolaknya permohonan praperadilan tersangka Hakim Agung Nonaktif Gazalba Saleh, juga vonis hakim yang menjatuhkan pidana 8 tahun penjara dan denda 1 miliar untuk tersangka Hakim Agung nonaktif Sudrajat Dimyati,” ungkap dia.
Konsistensi Kebijakan
Di luar itu, hal terbaru adalah peristiwa ditangkapnya oknum Jurusita salah satu pengadilan negeri Jakarta oleh Satgas mysterious shopper MA karena diduga terlibat suap penanganan perkara, Rabu 17 Mei 2023. Hal itu jadi bukti lain konsistensi kebijakan Ketua MA.
"Namun rupanya, di tengah kerja keras memperbaiki dan mengembalikan marwah peradilan, para mafia dan makelar kasus tidak tinggal diam," ujar dia.
Ferdy percaya, para mafia hukum memanfaatkan oknum-oknum yang terus berupaya menggembosi dan mendegradasi MA. Ragam cara dilakukan mulai dari modus tersembunyi yang ditujukan untuk memengaruhi atau mengintervensi putusan hakim, hingga modus terang-terangan dengan membuat isu dan opini yang menyerang lembaga dan pimpinan MA.
"Kami yakini, serangan itu tidak akan berhenti sampai orang-orang yang berintegritas benar-benar tersingkir dari kursi pimpinan dan petinggi MA," Ferdy memungkasi.
Advertisement