Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) telah menyusun rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Tujuannya, menjemput mimpi Indonesia Negara Maju 2045 sesuai Visi Indonesia Emas 2045, yakni Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan.
Advertisement
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, melalui rancangan awal RPJPN 2025-2045, pemerintah menetapkan sejumlah industri prioritas untuk menjawab tantangan industri dan ekonomi. Terutama mewujudkan Indonesia menjadi high income country dalam kurun waktu 15-17 tahun ke depan
"Gross National Income per kapita Indonesia perlu dinaikkan hingga USD 30.300 agar menjadi negara maju," ujar Suharso dalam keterangan tertulis, Selasa (6/6/2023)
RPJPN 2025-2045 menetapkan lima kelompok industri prioritas. Pertama, industri berbasis sumber daya alam, meliputi industri berbasis agro (pertanian, perkebunan, kehutanan), industri berbasis hilirisasi tambang, serta industri berbasis sumber daya laut. Kedua, industri dasar, mencakup industri kimia dasar dan industri logam.
Ketiga, industri berteknologi menengah-tinggi, termasuk industri perkapalan, industri kedirgantaraan, industri otomotif dan alat angkut, industri pertahanan, industri alat kesehatan, industri produk kimia dan farmasi, industri mesin dan perlengkapan, dan industri elektronik.
Keempat, industri barang konsumsi berkelanjutan, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, serta industri alas kaki. Kelima, industri berbasis inovasi dan riset, yaitu industri berbasis bio dan bioteknologi.
Karakteristik Wilayah
Di sisi lain, Suharso menilai, industrialisasi terlaksana sesuai karakteristik wilayah. Itu terbagi menjadi tujuh koridor ekonomi, yakni Koridor Ekonomi Sumatera: industri berbasis SDA dan hub ekonomi biru barat Indonesia.
Koridor Ekonomi Jawa: industri berbasis inovasi, riset dan teknologi. Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara: pintu gerbang pariwisata dan ekonomi kreatif nusantara. Koridor Ekonomi Kalimantan: superhub ekonomi Nusantara.
Koridor Ekonomi Sulawesi: penunjang ekonomi IKN dan industri berbasis SDA. Koridor Ekonomi Maluku: hub ekonomi biru timur Indonesia. Koridor Ekonomi Papua: industri kimia dasar dan agro.
"Ada comparative advantage, juga ada competitive advantage yang menyertainya, pusat industri merata, sesuai potensi dan kekuatannya," pungkas Suharso.
Advertisement