Liputan6.com, Jakarta - Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau yang disingkat dengan ADHD menjadi salah satu bahasan yang tengah ramai di media sosial. Hal tersebut bermula saat seorang warganet membuat konten yang membahas soal ADHD.
Ternyata, bahasan ADHD mengundang banyak respons dan tak sedikit yang mulai mencari tahu. Tak sedikit pula yang melakukan self diagnosis dan menduga-duga jikalau mereka mungkin mengalami ADHD.
Advertisement
Apa Itu ADHD?
Secara sederhana, ADHD adalah gangguan yang dapat membuat penyandangnya sulit konsentrasi atau memusatkan pikiran. Orang dengan ADHD akan menunjukkan perilaku impulsif dan hiperaktif.
Berdasarkan pemaparan pada laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, ADHD diartikan sebagai gangguan perkembangan saraf yang umumnya terjadi pada masa kanak-kanak.
Anak dengan ADHD biasanya akan mengalami kesulitan untuk memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsifnya, atau menjadi terlalu aktif.
Seringkali, anak dengan ADHD kehilangan kendali dan bertindak tanpa memikirkan akibatnya.
3 Jenis Utama ADHD
ADHD pun terbagi dalam tiga jenis utama, yang turut menentukan bagaimana gejala yang nantinya dialami oleh orang dengan ADHD.
- Dominan inantentif : ADHD jenis ini membuat seseorang susah konsentrasi, sulit mengatur atau menyelesaikan tugas, memperhatikan sesuatu dengan detail, atau mengikuti instruksi dan percakapan.
- Dominan hiperaktif-impulsif : Orang dengan ADHD jenis hiperaktif-impulsif akan gelisah dan banyak berbicara, kesulitan untuk duduk diam dalam waktu lama, berlari, melompat, memanjat terus-menerus, hingga berbicara pada waktu yang tidak tepat.
- Kombinasi inantentif dan hiperaktif-impulsif : Pada jenis ADHD kombinasi, gejala dari kedua jenis ADHD di atas bisa terjadi.
Tanda ADHD, Bukan Sekadar Sulit Konsentrasi
Kesulitan untuk konsentrasi memang menjadi tanda ADHD. Namun, sulit konsentrasi bukanlah satu-satunya tanda. Menurut CDC, normal untuk anak-anak mengalami kesulitan fokus pada satu waktu dan lainnya.
"Anak-anak dengan ADHD tidak tumbuh begitu saja dari perilaku ini (sulit fokus). Gejalanya berlanjut, bisa parah, dan bisa menyebabkan kesulitan di sekolah, rumah, atau dengan teman," tulis keterangan CDC.
Seorang anak dengan ADHD mungkin akan melakukan hal-hal berikut.
- Banyak melamun
- Melupakan atau kehilangan banyak hal
- Tampak gelisah
- Terlalu banyak bicara
- Ceroboh atau melakukan hal berisiko yang tidak perlu
- Sulit menahan godaan
- Kesulitan mengambil giliran
- Mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain
Advertisement
Gejala ADHD Bisa Berkurang dan Bertambah
Mengutip laman Mayo Clinic, penyandangnya ADHD punya kemungkinan gejala yang lebih sedikit seiring bertambahnya usia. Namun, ada pula beberapa diantaranya yang semakin terganggu dengan gejala ADHD termasuk untuk berfungsi sehari-hari.
Terlebih, banyak orang dewasa dengan ADHD tidak menyadari mereka mengidapnya. Banyak yang hanya merasa sulit untuk fokus dan memprioritaskan sesuatu.
Selain tanda-tanda di atas, gejala ADHD meliputi hal-hal berikut.
- Impulsif
- Disorganisasi dan prioritas masalah
- Keterampilan manajemen waktu yang buruk
- Punya masalah fokus pada tugas
- Kesulitan multitasking
- Aktivitas berlebihan atau kegelisahan
- Mudah mengalami perubahan suasana hati
- Kesulitan mengikuti dan menyelesaikan tugas
- Mudah marah
- Kesulitan mengatasi stres
Perilaku Khas ADHD
Menurut keterangan Mayo Clinic, hampir setiap orang memiliki beberapa gejala yang mirip dengan ADHD pada beberapa titik dalam hidup mereka.
Namun yang penting untuk diingat adalah ADHD didiagnosis hanya ketika gejalanya cukup parah untuk menyebabkan masalah berkelanjutan di lebih dari satu bidang kehidupan Anda. Gejala yang terus-menerus dan mengganggu ini mulai terjadi sejak masa kanak-kanak.
Diagnosis ADHD pada orang dewasa juga bisa jadi sulit dideteksi karena gejala ADHD tertentu mirip dengan yang disebabkan oleh kondisi lain, seperti kecemasan atau gangguan suasana hati.
Serta, banyak orang dewasa dengan ADHD memiliki setidaknya satu kondisi kesehatan mental lainnya, seperti depresi atau kecemasan.
Advertisement