Liputan6.com, Jakarta - Saham Apple Inc sempat menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan Senin, 5 Juni 2023. Namun, Apple gagal pertahankan level tertinggi sepanjang masa hingga penutupan perdagangan.
Dikutip dari Marketwatch, Selasa (6/6/2023), saham Apple ditutup melemah 0,8 persen ke posisi USD 179,58 setelah raksasa ponsel pintar itu menyelesaikan keynote di WWDC. Saham Apple semestinya dapat mencapai di atas level penutupan perdagangan 3 Januari 2022 di kisaran USD 182,01 agar dapat mencatat rekor penutupan tertinggi baru sepanjang masa. Adapun kapitalisasi pasar perseroan tercatat USD
Advertisement
Pada Senin, 5 Juni 2023, saham Apple sempat berada di level tertinggi USD 184,95 melampau level tertinggi secara intraday melampaui level rekor intraday USD 182,94 yang ditetapkan pada 4 Januari 2022, menurut data Dow Jones.
Raksasa ponsel itu telah melewati banyak hal sejak terakhir kali membukukan rekor penutupan perdagangan. Saham Apple bertahan hadapi tantangan terkait pasokan terkait pandemi COVID-19 dan tekanan pengeluaran yang mempengaruhi basis pelanggannya.
Namun, Wall Street tampaknya cukup nyaman dengan kemampuan Apple untuk berkembang di era pengetatan anggaran konsumen. Analis menilai, iPhone seharga USD 1.000 atau lebih lebih telah menjadi pembelian yang kontribusi signifikan.
Seiring pengumuman Vision Pro, Apple telah menekan kategori yang sejauh ini gagal untuk ikuti arus utama apa pun.
Di sisi lain, sepanjang 2023 merupakan tahun yang positif untuk saham raksasa teknologi. Saham Apple naik 38 persen. Saham Microsoft mendaki 0,40 persen. Saham induk usaha Google, Alphabet melonjak 43 persen, dan saham Amazon melambung 49 persen, dan saham Meta telah naik lebih dari 125 persen. Sedangkan indeks saham S&P 500 hanya naik 12 persen pada 2023.
Headset Apple Vision Pro Diperkenalkan di WWDC 2023, Bawa Fitur Super Canggih di Harga Rp 52 Juta
Sebelumnya, dikutip dari Kanal Tekno Liputan6.com, Apple secara resmi memperkenalkan headset augmented reality (AR), Apple Vision Pro, melalui gelaran World Wide Developer Conference atau WWDC 2023 pada Senin waktu setempat.
"Sama seperti Mac yang memperkenalkan kita pada komputasi personal, dan iPhone memperkenalkan kita pada komputasi seluler, Apple Vision Pro memperkenalkan kita pada komputasi spasial," kata CEO Apple Tim Cook.
Mengutip siaran pers di laman resmi, Selasa (6/6/2023), headset AR Apple ini menggunakan visionOS, sistem operasi spasial pertama di dunia.
Menurut Apple, perangkat ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan konten digital, dengan cara yang terasa seperti hadir secara fisik.
Vision Pro menampilkan sistem tampilan beresolusi sangat tinggi yang mengemas 23 juta piksel dalam dua layarnya, serta menggunakan silikon Apple khusus dengan desain chip ganda.
"Apple Vision Pro jauh lebih maju dan tidak seperti apa pun yang dibuat sebelumnya—dengan sistem input baru yang revolusioner dan ribuan inovasi inovatif," imbuh Tim Cook.
Mengutip The Verge, headset Vision Pro dijual dengan harga USD 3499 (sekitar Rp 52 juta) dan baru mulai dirilis tahun depan di Amerika Serikat, kemudian menyusul ke lebih banyak negara.
Headset Vision Pro sendiri adalah perangkat AR, tetapi juga bisa dialihkan antara augmented reality dan virtual reality secara penuh menggunakan fitur dial.
Perangkat ini tidak butuh controller. Pengguna juga dapat menelusuri sederet ikon di sistem operasi visionOS hanya dengan melihatnya. Pengguna Apple Vision Pro pun bisa melakukan tap untuk memilih dan flick untuk melakukan scrolling.
Advertisement
Spesifikasi Apple Vision Pro
Apple juga memungkinkan pengguna memberikan perintah suara. Selain itu, ada "ratusan ribu aplikasi iPhone dan iPad yang sudah dikenal" akan secara otomatis bekerja seperti itu.
Headset ini juga bakal mendukung aksesori Bluetooth termasuk Magic Keyboard dan Magic Trackpad, serta memungkinkan pengguna menautkan Mac untuk dipakai di dalam perangkat.
Fitur lain dari perangkat ini adalah kamera yang menghadap ke bawah, sehingga dapat menangkap gambar tangan meskipun tidak sedang diangkat.
Spesifikasi Apple Vision Pro lain, bagian depannya menggunakan kaca dan bingkai alumunium, berisi lima sensor, 12 kamera, dengan layar 4K untuk setiap mata.
Untuk bagian topeng-nya yang diberi nama Light Seal, dan strap yang diberi nama Head Band, dilapisi kain dan modular, serta diklaim bisa dilenturkan agar sesuai dengan beragam bentuk wajah dan ukuran kepala.
Sistem EyeSight
Headset ini juga lebih ramah untuk pengguna berkacamata, karena akan mendukung sisipan optik khusus dari Zeiss, yang secara magnetis menempel pada lensa kacamata. Namun, sisipan ini akan dijual terpisah.
Bicara soal chip yang digunakan, perangkat ini memakai M2, bersama dengan chip baru bernama R1.
Agar tidak terisolasi dari orang lain, headset akan menampilkan mata pengguna dengan sistem EyeSight. Jika memakai mode VR penuh, layar yang bersinar akan mengaburkannya, mengisyaratkan pengguna sedang tidak tersedia.
Perangkat ini juga dapat menciptakan "persona" digital, yang sebenarnya adalah avatar hiperrealistik, dengan memindai wajah pengguna.
Vision Pro memakai video passthrough, yang memungkinkan pengguna melihat dunia nyata secara full color, tetapi dia dapat memproyeksikan objek 3D ke ruang nyata, termasuk menarik objek dari utas pesan ke dunia nyata.
Kemampuan lainnya, saat bicara dengan orang dari jarak jauh, pengguna bisa memakai audio spasial untuk melakukan berbagai hal seperti mengatur peserta FaceTime dalam video tiles di sekitar ruangan.
Pengguna juga bisa menghidupkan lagi video 180 derajat dengan kamera 3D saat berada di dalam headset. Apple pun menjanjikan akan memboyong konten TV dan Arcade di headset, termasuk konten-konten dari Disney.
Advertisement