Liputan6.com, Jakarta Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mencatatakan kinerja keuangan positif untuk tahun buku 2022. PTPN III mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp6,02 triliun atau 121,63% dari target.
Selain itu, arus kas operasi perusahaan tercatat sebesar Rp6,81 triliun atau 107,88% dari target yang ditetapkan.
Advertisement
Capaian tersebut disampaikan Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN (Persero) Mohammad Abdul Ghani, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Keberhasilan ini, selain disebabkan oleh transformasi baik di bidang operasional maupun keuangan di perusahaan, juga sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditi kelapa sawit dan produk turunannya,” ujar Abdul Ghani, dikutip Selasa (6/6/2023).
Di sisi lain, Abdul Ghani juga mengakui adanya tantangan yang dihadapi perusahaan, seperti terkait dinamika pasar ekspor crude palm oil (CPO).
“Kebijakan terkait hal itu berdampak pada kegiatan operasional dan kinerja keuangan perusahaan,” ujarnya.
Atas pencapaian kinerja positif itu, Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Zulkifli Zaini, memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran manajemen perusahaan.
“Tentunya, perusahaan agar tidak cepat puas dengan capaian tersebut,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Dewan Komisaris menyampaikan sejumlah saran kepada Direksi PTPN III (persero), di antaranya meliputi beberapa aspek strategis, operasional, pemasaran, keuangan, teknologi informasi, pengadaan dan investasi, pengendalian internal dan manajemen risiko, pengawasan penggunaan dana PMN 2015 dan IP PEN, serta tanggungjawab sosial dan lingkungan (TJSL).
Program Hilirisasi
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, yang hadir sebagai perwakilan Pemegang Saham PTPN III (Persero), memberikan apresiasi atas kinerja perseroan dan upaya yang telah dilakukan oleh dewan komisaris, direksi, dan jajaran perusahaan sepanjang tahun buku 2022.
“Kami berharap agar direksi mengupayakan pencapaian target keuangan dan operasional dalam RKAP tahun 2023 secara optimal, termasuk program hilirisasi, diversifikasi produk, ekspansi pasar, dan sinergi dengan BUMN lainnya,” ujar Pahala.
Pahala berharap, PTPN III (Persero) sebagai induk holding di klaster perkebunan dan kehutanan, terus berkomitmen untuk memperkuat kinerja perusahaan dan menghadapi tantangan bisnis di masa depan.
“Kami berharap, manajemen perusahaan agar dapat langkah-langkah strategis guna mencapai sasaran kinerja dan Key Performance Indicator (KPI) yang telah ditetapkan. Perusahaan juga agar terus membina anak perusahaan secara intensif serta memastikan strategi dan rencana kerja yang tepat guna dan tepat waktu,” imbuh Pahala.
Advertisement
ID FOOD dan PTPN III Gandeng Qatar Jajaki Investasi hingga Pengolahan Susu
Holding BUMN Pangan ID FOOD dan Holding BUMN Perkebunan PTPN III menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk kerja sama bidang di bidang industri susu meliputi investasi, produksi, pengolahan dan pemasaran susu dengan perusahaan asal Qatar, Baladna Food Industries.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan pada Kamis (11/5/2023) oleh Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara, Direktur Umum PT Perkebunan Nusantara III Doni P Gandamihardja dan CEO Baladna Food Industries WLL Malcolm Jordan, serta disaksikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan.
“MoU ini adalah penjajakan, identifikasi dan persiapan join study untuk melakukan kerjasama di industri susu meliputi investasi, produksi, pengolahan dan pemasaran susu dengan perusahaan asal Qatar, Baladna Food Industries. Diharapkan kerjasama ini dapat memperkuat hubungan ekonomi bilateral kedua negara khususnya dalam mendukung pemulihan ekonomi,” kata Frans dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (16/5/2023).
Penandatanganan MoU itu memberi arti penting bagi hubungan bilateral Indonesia-Qatar, selain dapat mendukung ID FOOD dan anak perusahaanya PT Berdikari untuk terus berkembang menjadi BUMN yang kompeten di bidang peternakan dan memenuhi kebutuhan susu di Indonesia. Adapun PTPN III diikutsertakan untuk penyediaan lahannya.
“Ini berbeda dengan tahun lalu antara perusahaan Qatar ini dengan Berdikari dan tanpa melibatkan PTPN III” jelas Frans.
Sebagai informasi, saat ini 80 persen pemenuhan kebutuhan susu di Indonesia masih berasal dari impor. Tawaran kerja sama dari Qatar berpotensi dapat mendukung para peternak lokal dalam peningkatan produksi susu dalam negeri. Sebagai tindak lanjut, kedua perusahaan sepakat untuk segera membahas teknis implementasi perjanjian dimaksud agar kerja sama antara keduanya dapat terlaksana dalam waktu dekat.