Liputan6.com, Jakarta Petugas haji Indonesia selalu punya cara unik dalam melayani para jemaah yang ada di tanah suci. Salah satunya petugas haji Bimbingan Ibadah (Bimbad) dari Kloter 15 Jakarta Pondok Gede (JKG-15), Umi Kulsum Umayah.
Dia mempunyai jurus jitu utamanya dalam melayani jemaah haji lanjut usia (lansia) yang jumlahnya tak sedikit tahun ini. Apalagi jemaah lansia diimbau tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunnah di Masjid Nabawi saat berada di Madinah, guna menjaga stamina menghadapi puncak haji di Arafah nanti.
Advertisement
Meski begitu, keinginan untuk bisa salat di Masjid Nabawi dan berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW tentu menjadi impian bagi setiap jemaah, tak terkecuali lansia. Apalagi mereka telah menanti bertahun-tahun untuk bisa berada di Tanah Suci. Kesempatan ini tentu tak mau disia-siakan.
Yang jadi masalah, banyak sekali jemaah lansia dan risiko tinggi (risti) yang tersesat bahkan akhirnya jatuh sakit karena memaksakan diri mengejar ibadah di Masjid Nabawi. Meski para petugas Bimbad telah menyampaikan bahwa jemaah yang salat di hotel pahalanya sama dengan di Masjid Nabawi.
Untuk menyiasati persoalan itu, Umi Kulsum mempunyai jurus jitu. Petugas haji Bimbad perempuan ini mempunyai cara unik agar semua jemaah haji lansia di kloternya bisa merasakan ibadah di Masjid Nabawi. Ia dengan telaten mendorong jemaah lansia satu per satu menuju masjid Nabi.
Umi mengaku dirinya tidak menyarankan jemaah lansia di kloternya pergi ke masjid melakukan ibadah arbain (salat berjamaah 40 waktu) di Masjid Nabawi. Tetapi ia bersedia menemani langsung jika jemaah ingin berkunjung ke Masjid Rasulullah.
"Untuk jemaah lansia karena belum pernah ke Masjid Nabawi, maka saya antar dorong ke masjid," ujar Umi saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Hotel Golden Madinah beberapa waktu lalu.
Sisir Jemaah Lansia untuk Bisa Rasakan Berada di Masjid Nabawi
Umi Kulsum sangat memahami betapa tingginya keinginan jemaah yang baru pertama kali ke Tanah Suci untuk bisa salat di masjidnya Nabi. Karena itu, dia ikhlas hampir setiap hari menemani jemaah lansia secara bergantian beribadah ke Masjid Nabawi.
"Ya, hampir tiap hari saya antar ke masjid, meski hanya sampai ke terasnya, atau sekadar minum air zamzam. Mereka senang banget," tuturnya.
"Ada juga jemaah perempuan yang kemarin saya antar ke Masjid Nabawi, terus minta telepon ke saudaranya. Ibu itu bilang, 'halo alhamdulillah saya sedang di Masjid Nabawi'," kata Umi sambil menirukan ekspresi kegembiraan jemaah yang ia antar.
Jemaah tersebut sangat senang bisa berkabar ke keluarganya di Tanah Air bahwa dirinya sedang berada di Masjid Nabawi. Pengalaman tersebut akan menjadi cerita saat sudah kembali ke kampung halamannya.
Umi terus menyisir jemaah lansia yang dipimpinnya untuk bisa merasakan berada di Masjid Nabawi. Dia juga selalu berkomunikasi dengan para ketua rombongan, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), serta tim kesehatan untuk memastikan jemaah haji yang akan diantar ke masjid tidak berisiko.
Perempuan yang juga merupakan Kepala MTsN 1 Kota Serang, Banten itu terus mengedukasi jemaahnya, khususnya lansia agar tidak memforsir ibadah-ibadah sunnah, termasuk arbain di Masjid Nabawi.
"Tidak menjalankan arbain karena halangan tertentu bukan berarti tidak menghargai Nabi dan masjidnya," katanya memungkasi.
Sebagai informasi, para jemaah haji Indonesia selama di Madinah akan tinggal di sejumlah hotel yang berada di wilayah Markaziyah atau kawasan ring 1 Masjid Nabawi. Jarak terjauh antara hotel jemaah dengan Masjid Nabawi adalah sekitar 600 meter dan yang terdekat dari pintu masjid adalah 15 meter.
Meski begitu, jemaah lansia dan risti diimbau tidak memaksakan diri beribadah di Masjid Nabawi setiap hari. Mereka bisa sholat berjamaah dan berzikir di hotel. Sebab, inti dari ibadah haji adalah wukuf di Arafah dilanjutkan mabit di Muzdalifah dan Mina nanti, yang semunya membutuhkan tenaga fisik ekstra.
Advertisement