Liputan6.com, Surabaya - Bakso menjadi kuliner yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Bakso yang konon berasal dari Tiongkok menjadi makanan favorit. Makanan ini kerap disajikan dengan kombinasi kuah, mie, bihun, tauge, sawi dengan tambahan saos dan kecap.
Di Indonesia, bakso identik dengan daerah tertentu, seperti Solo dan Wonogiri, Jawa Tengah. Ada juga varian bakso dari daerah Malang, Jawa Timur.
Advertisement
Bunda Cindy adalah salah satu pelaku UMKM bakso di Surabaya. Perempuan yang akrab disapa Bucin ini sudah 7 tahun berjualan bakso frozen secara online. Ia meneruskan resep bakso milik keluarga. Bakso buatannya memperhatikan kualitas, tekstur dan higienis dengan komposisi 90 persen daging.
"Saya ini berasal dari keluarga pedagang bakso. Nenek dan bapak saya adalah pedagang bakso di Jakarta. Mereka mensuplai banyak pedagang bakso gerobak. Jadi saya adalah generasi ketiga keluarga pedagang bakso," tutur perempuan asal Wonogiri ini, Selasa (6/6/2023).
Bucin menjelaskan, meski dirinya bermodal resep keluarga tapi ia mengkombinasi resep itu dengan sejumlah tambahan dan modifikasi. Proses itu ia peroleh melalui sejumlah kursus dan uji coba berkali-kali.
Ia sempat mengikuti kursus bakso dengan biaya yang cukup mahal di masa itu, Rp4 juta untuk dua hari kursus. Bahkan ia pernah mendatangkan chef hotel berbintang untuk menilai bakso buatannya.
"Saat ini, saya sudah mendapat resep yang pakem. Ini merupakan resep keluarga yang sudah dikombinasi. Bahan dan prosesnya pun halal. Tentunya juga menyesuaikan lidah dan selera orang Surabaya, karena saya berusaha di kawasan Wiyung, Surabaya," katanya.
Bunda Cindy menceritakan, awalnya tidak ada niat berdagang bakso. Selama ini ia membuat bakso untuk anaknya yang sulit makan. Namun setelah disajikan nasi dengan lauk bakso, anaknya makan dengan lahap.
Ia pun kerap membawa bekal nasi dengan lauk bakso ke mana pun anaknya pergi, termasuk ke tempat kursus bahasa Inggris di Surabaya Barat. Kala itu, teman-teman anaknya yang ikut menyicipi menyukai bakso buatannya. Demikian para orangtua teman anak-anaknya.
"Para orangtua itu pun bilang bakso saya enak. Mereka pun mendorong saya memproduksi bakso lebih banyak untuk di jual. Sejak itu, saya menjual bakso frozen berdasarkan pesanan dari lingkungan dekat," kenangnya.
Nyaman Dagang Online
Bunda Cindy mengaku sampai hari ini, ia tujuh tahun berdagang bakso secara online. Ia nyaman berdagang secara online karena aktifitasnya bisa di lakukan di rumah. Dengan demikian bisa tetap mendidik anak dan mengurus suami.
Seiring beranjak dewasa anak-anaknya, Bucin mulai berpikir untuk memiliki depot bakso. Hal ini juga dorongan dari para pelanggannya selama ini yang menginginkan ia berdagang secara rutin di tempat yang permanen dengan bakso yang fresh, bukan frozen. Apalagi pandemi pun sudah berakhir, sehingga tidak ada lagi pembatasan orang.
"Anak-anak saya sudah mandiri, waktu saya pun lebih banyak bersama suami. Karena itu saya berencana membuka depot bakso dekat rumah di kawasan Wiyung, Surabaya Barat, dengan konsep prasmanan," pungkas Bucin.
Advertisement