Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menghijau pada perdagangan hari ini, Selasa 6 Juni 2023. Saham WIKA ditutup naik 16,75 persen ke posisi 450.
Saham WIKA dibuka pada posisi 400 dan bergerak pada rentang 400-484. Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham WIKA tercatat sebanyak 16.486 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 159,3 juta senilai Rp 72,33 miliar.
Advertisement
Dalam sepekan, harga saham WIKA telah naik 17,95 persen. Namun dalam satu tahun terakhir, harga saham WIKA terkoreksi 49,73 persen. Kenaikan harga saham Wijaya Karyaterjadi di tengah rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggulirkan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 8 triliun untuk perseroan.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya mengatakan perseroan menyambut baik rencana tersebut lantaran dapat mempertebal kecukupan modal perseroan.
"Terkait dengan rencana PMN yang akan diberikan kepada WIKA, hal ini kami serahkan sepenuhnya kepada Kementerian BUMN dan kami menyambut baik support tersebut, dimana tentunya hal tersebut dapat membantu perkuatan struktur modal kerja dan penyehatan keuangan Perseroan ke depan," kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (6/6/2023).
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, PMN Wijaya Karya sebenarnya telah diusulkan pada 2023. Namun, Kementerian BUMN mengikuti kebijakan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar PMN tersebut masuk pada anggaran 2024.
"Kami mengusulkan PMN tambahan sebesar Rp 3,5 triliun untuk IFG, Rp 8 triliun untuk WIKA dan Hutama Karya Rp 12,5 triliun, tetapi Menteri Keuangan memutuskan untuk menjadi PMN 2024," ujar Erick dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI.
Secara keseluruhan, Kementerian BUMN mengusulkan PMN senilai Rp 33,9 triliun untuk 2023 Selain Wijaya Karya, berikut perusahaan pelat merah yang diajukan mendapat PMN:
- PT PLN (Persero) sebesar Rp 10 triliun
- PT Hutama Karya (Persero) (HK) sebesar Rp 10 triliun
- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sebesar Rp 4 triliun
- Indonesia Financial Group (IFG) sebesar Rp 3 triliun
- Industri Kereta Api (INKA) sebesar Rp 3 triliun
- Rekayasa Industri (Rekin) sebesar Rp 2 triliun ID Food sebesar Rp 1,9 triliun
Selain kabar mengenai usulan PMN, Wijaya Karya juga hadapi sentimen dugaan ketidaksesuaian di laporan keuangan. Hal ini seiring Kementerian BUMN mengendus dugaan kecurangan laporan keuangan.
Wijaya Karya Raih Kontrak Baru Rp 8,76 Triliun hingga April 2023
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengantongi kontrak baru sebesar Rp8,76 triliun per April 2023. Hal ini sekaligus meningkatkan order book perusahaan menjadi Rp 54,07 triliun.
Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan, kontribusi terbesar pada perolehan kontrak baru tersebut berasal dari segmen EPCC sebesar 42,9 persen, industri sebesar 30,8 persen, infrastruktur dan bangunan gedung sebesar 21,3 persen dan sisanya dari segmen properti.
"Dari sisi pemberi kerja, sebagian besar proyek yang diraih oleh WIKA berasal dari Pemerintah dan BUMN dengan skema pembayaran progress bulanan," kata Mahendra dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (31/5/2023).
Menurut ia, peningkatan kontrak baru ini didalamnya termasuk proyek LPG Refrigerated Jawa Timur Tahap II, Flyover Arteri Madukoro, dan beberapa perolehan kontrak baru lainnya baik di induk maupun anak perusahaan.
Setelah sukses menyelesaikan proyek terminal LPG Refrigerated Jawa Timur atau LPG Tuban Tahap I pada Desember 2022, ia menyebut, WIKA kembali ditunjuk oleh Pertamina Energy Terminal (PET) untuk membangun LPG Tuban Tahap II.
Dengan nilai kontrak yang diterima perusahaan sebesar Rp 3,47 triliun melalui mekanisme pembayaran bulanan, WIKA dipercaya untuk mengerjakan lingkup terminal sisi darat, pipeline, dan jetty dengan target operasi pada September 2025.
Advertisement
Proyek Wijaya Karya
Proyek ini direncanakan menyerap tenaga kerja kurang lebih sebanyak 1.500 orang serta akan mendorong pemberdayaan banyak UMK yang berada di sekitar wilayah proyek sehingga keberadaan proyek ini turut mendorong peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Menurut PET, pembangunan terminal LPG Tuban bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan dan ketahanan energi nasional, dan akan menjadi salah satu terminal besar yang melayani dan memenuhi 35 persen kebutuhan LPG nasional meliputi area Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, serta Sulawesi.
Mahendra menjelaskan, kepercayaan yang diberikan oleh PET sebagai project owner merupakan buah dari kualitas dan kapasitas WIKA dalam mengerjakan proyek EPCC di tanah air. Pada proyek ini WIKA menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan tiga poin penting yang meliputi keselamatan kerja, kualitas dan waktu.