Liputan6.com, Jakarta - Indonesia terkini adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di Indonesia. Tak aneh pula jika kuota haji Indonesia juga besar, mencapai 200 ribu lebih per musim haji.
Baca Juga
Advertisement
Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Islam telah mengakar dalam tiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia.
Di Indonesia juga terdapat pusat-pusat pendidikan keagamaan, seperti pesantren. Dari rahim pesantren, lahir para cendekia muslim, alim ulama, dai, dan pemuka agama lainnya.
Bahkan, kealiman ulama asal Indonesia juga sudah dikenal zaman dulu, termasuk di negara tempat pertama kalinya Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam, Makkah, Arab Saudi.
Terbukti, setidaknya ada tiga ulama Indonesia yang menjadi imam Masjidil Haram, sebuah masjid bersejarah yang juga menjadi salah situs terpenting bagi umat Islam.
Menurut buku 25 Masjid Beribu Kisah via Islami.co, ada tiga ulama Indonesia yang pernah menjadi imam besar Masjidil Haram. Mereka adalah:
Simak Video Pilihan Ini:
1. Syeikh Junaid Al Batawi
Syeikh Junaid Al Batawi ini lahir di Pekojan, Jakarta Barat. Beliau dikenal sebagai seorang pendidik yang tangguh. Hingga akhir hayatnya dihabiskan untuk mengajar.
Syeikh Junaid dikenal sebagai syeikhul masyayikh madzhab Syafii. Di antara muridnya yang kemudian masyhur adalah Iman Nawawi Al Bantani.
Syeikh Junaid Al-Batawi wafat di Makkah pada tahun 1840. Saat itu, beliau diperkirakan berusia 100-an tahun.
Advertisement
2. Syeikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani
Syeikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani atau Syekh Nawawi Al Bantani dilahirkan di Kampung Tanara, Serang, Banten pada tahun 1815. Namanya masyhur hingga sekarang dengan karyanya yang banyak.
Di Mekah, beliau kembali memperdalam ilmu agama kepada guru-gurunya selama kurang lebih 30 tahun. Semakin hari semakin masyurlah hasil pemikiran Syeikh Muhammad Nawawi. Beliau juga menulis banyak kitab berbahasa Arab dan jadi rujukan khususnya dalam ilmu fiqih, di seluruh dunia.
Ketika menetap di Syi’ib ‘Ali, Mekah, Syeikh Muhammad Nawawi memiliki murid yang banyak dan berasal dari berbagai bangsa. Namanya kemudian tersohor sebagai Syaikh Nawawi al-Jawi al-Bantani. Puncaknya, ketika beliau ditunjuk sebagai pengganti imam Masjidil Haram.
Syeikh Nawawi meninggal di Makkah pada 1897. Beliau adalah guru ulama-ulama pesantren di Indonesia. Salah satu keturunannya saat ini menjadi Wakil Presiden yakni KH Ma’ruf Amin yang juga pernah menjabat Rais Aam PBNU.
3. Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi
Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi juga dikenal dengan nama Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. Beliau lahir di Sumatera Barat, tepatnya di Koto Tuo, Agam pada 26 Juni 1860. Kecerdasan beliau sudah terlihat sejak kanak-kanak.
Ayahnya Syaikh Abdul Latif mengajaknya ke Mekah pada usia 11 tahun (1871) untuk menunaikan ibadah haji. Namun Ahmad tidak ikut pulang, ia tinggal di Mekah untuk menuntaskan hafalan Alqurannya.
Selain menghafal Alquran, Ahmad berguru dengan beberapa ulama di antaranya Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy.
Kealiman Syeikh Ahmad Khatib dibuktikan ketika ia diangkat menjadi imam dan khatib sekaligus staf pengajar di Masjidil Haram.
Syeikh Ahmad Khatib mempunyai banyak murid yang kemudian menjadi ulama-ulama besar, di antaranya Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) ayah dari Buya Hamka, ulama termasyhur Indonesia.
Lalu ada K.H. Hasyim Asy’ari (pendiri NU), dan K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), serta masih banyak lagi.
Tim Rembulan
Advertisement