Cegah Demensia pada Jemaah Haji Lansia, KKHI Ajak Ngobrol dan Bersosialisasi

Jemaah yang mengalami demensia perlu diberikan stimulasi kognitif dengan cara diajak ngobrol dan bersosialisasi

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 07 Jun 2023, 08:01 WIB
Jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) pertama terus berdatangan di Bandara Amir Mohammed bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Rabu (24/5/2023). (Foto:Liputan6/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah jemaah haji berusia lanjut (lansi)a mengalami demensia setibanya di Madinah. Menghadapi hal itu, tenaga kesehatan haji segera melakuan pendampingan pada pasien hingg apulih dan mengajak mereka bersosialisasi dengan rekan jemaah lain guna mencegah demensia.

Pada beberapa kasus jemaah haji lansia yang mengalami demensia itu masih menganggap berada di kampung halaman meski telah tiba di Tanah Suci. Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dr M Imran mengatakan, ada pula jemaah haji lansia yang disorientasi seperti meminta pulang ketika di pesawat.

Diketahui, jumlah jemaah haji lansia atau jemaah berusia di atas 60 tahun mencapai 45 persen dari sekitar 200 ribu kuota jemaah haji tahun ini. Demensia merupakan salah satu penyakit yang rentan terjadi pada usia lanjut.

Demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu, dan disorientasi orang-orang di sekitarnya.

Gejala-gejala demensia yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami, kemudian sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Tanah Suci.

“Demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia tahun ini karena tahun ini memang jumlah jemaah Lansia lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar M. Imran pada konferensi pers secara virtual, Senin (5/6). 

 


Stimulasi Kognitif bagi Jemaah Haji Lansia

Plt. Bupati Bogor Iwan Setiawan saat melepas 472 calon jemaah haji kloter 4 asal Kabupaten Bogor tahun 2023, di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (24/5/23). (Foto:Liputan6/Achmad Sudarno)

Jemaah yang mengalami demensia perlu diberikan stimulasi kognitif. Dikatakan dr. Imran, stimulasi dilakukan dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi. Selanjutnya tenaga kesehatan haji melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah terjadinya demensia.

“Jemaah Lansia memang masih bisa kita cegah terjadinya demensia, artinya jangan sampai menimbulkan gejala disorientasi. Salah satu pencegahannya adalah dengan stimulasi kognitif, caranya bisa dengan mengajak jemaah haji itu bercerita. Para pendamping jemaah diimbau untuk selalu mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, zikir bersama, kemudian hindari yang bisa menyebabkan jemaah lansia menjadi lelah,” tutur dr. Imran.

Jemaah yang mengalami demensia langsung dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah untuk mendapatkan terapi stimulasi kognitif. Biasanya setelah terapi ini ingatan pasien akan pulih kembali.

Namun, Imran menekankan, setelah pasien pulih harus tetap diwaspadai karena demensia ini sewaktu-waktu bisa muncul terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi. Bagi jemaah lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji.

Hal itu dapat memicu kelelahan ataupun terjadi dehidrasi akibat paparan cuaca panas di Arab Saudi.

 

 


Imbauan bagi Jemaah Haji

Jemaah haji Indonesia sudah mulai berdatangan di Kota Makkah. Mereka disambut dengan cuaca panas yang mencapai suhu 30-45 derajat Celsius. (FOTO; MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo memberikan sejumlah imbauan bagi jemaah haji agar lancar dan sehat beribadah haji.

Ia mengatakan kepada seluruh jemaah haji Indonesia terutama Lansia dan mempunyai risiko tinggi (Risti) kesehatan untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Sesuaikanlah dengan kemampuan masing-masing dalam beribadah.

Kemudian bagi jamaah haji mandiri yang sehat agar turut mengawasi dan memberikan pendamping terhadap jamaah Lansia dan Risti.

“Kami juga minta jemaah haji mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kaca mata hitam, semprotan air, dan alas kaki, saat berada di luar hotel. Jadi semprotan air pun juga digunakan jika mereka mulai merasa kering di kulitnya supaya tidak terjadi iritasi di kulitnya,” ucap Kapus Liliek.


Dianjurkan Minum Air Mineral Minimal 200 Ml per Jam

Jemaah haji Indonesia yang berangkat dari Madinah mengambil miqat makani di Masjid Dzulhulaifah atau Bir Ali sebelum ke Makkah untuk umrah. (Foto: MCH PPIH Arab Saudi)

Ia juga mengimbau kepada jemaah haji jangan lupa minum air minimal satu gelas atau 200 ml per jam. Jangan menunggu haus karena di sana jarang merasa haus.

Bagi jemaah yang memiliki penyakit komorbid untuk minum obat teratur sesuai anjuran, dan memeriksakan diri secara rutin ke tenaga kesehatan haji.

“Jika ada keluhan badan kurang sehat segera hubungi petugas kesehatan terdekat, siapapun petugas kesehatannya, supaya nanti bisa segera diberikan tindakan,” tutur Kapus Liliek.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya