Siswa berbaris untuk masuk sekolah pada hari pertama ujian masuk perguruan tinggi nasional yang dikenal sebagai gaokao di Beijing, China, Rabu (7/6/2023). (WANG Zhao/AFP)
Bagi hampir 13 juta siswa sekolah menengah di seluruh China, hari ini menandai hari yang dapat membuat atau menghancurkan rencana mereka untuk kuliah dan pasar kerja yang semakin kompetitif. (WANG Zhao/AFP)
Skor tinggi dalam gaokao adalah satu-satunya cara untuk masuk ke universitas terkemuka di negara itu. Sebagian besar siswa China hanya mendapatkan satu kesempatan untuk ujian yang melelahkan. (WANG Zhao/AFP)
Kandidat dengan jumlah rekor tertinggi yang mendaftar untuk gaokao tahun ini, dan momok menjulangnya pengangguran kaum muda, telah menambah tekanan untuk tampil. (WANG Zhao/AFP)
Sebelum menjalani gaokao, banyak siswa mengunjungi kuil dan menyalakan dupa serta berdoa untuk hasil yang baik. Beberapa guru juga membagikan zongzi atau kue beras untuk keberuntungan. Media sosial China dibanjiri dengan pesan dan dorongan keberuntungan. (WANG Zhao/AFP)
Pihak berwenang memberlakukan berbagai tindakan untuk meredam kebisingan dan meminimalkan gangguan terhadap peserta tes – termasuk melarang mobil membunyikan klakson dekat beberapa lokasi ujian. Selain itu, menurut laporan media pemerintah, pihak berwenang juga menangguhkan operasi di restoran terdekat. (Jade Gao/AFP)
Tak hanya itu, mereka juga meningkatkan keamanan antikecurangan dengan beberapa kota memasang teknologi pengenalan wajah untuk mendeteksi "peserta ujian pengganti" yang disewa untuk mengikuti ujian bagi orang lain. Selain itu mengurangi daya transmisi sinyal di dekat lokasi ujian untuk memblokir metode curang elektronik, menurut Global Times yang dikelola negara. (WANG Zhao/AFP)
Lonjakan kandidat – naik 980.000 tahun ini menjadi 12,91 juta – telah memicu kekhawatiran dari mahasiswa yang sudah menghadapi ekonomi tidak pasti dan peluang semakin menipis. Beberapa alasan persaingan yang tinggi secara bertahap akan menurunkan nilai gelar sarjana. (Jade Gao/AFP)
