Liputan6.com, Madinah - Ribuan jemaah haji Indonesia gelombang satu secara bertahap sudah mulai meninggalkan Kota Madinah menuju ke Makkah sejak 1 Juni 2023 lalu. Di sisi lain, ribuan jemaah juga masih terus berdatangan di kota Nabi.
Para jemaah haji gelombang satu ini akan tinggal lebih dulu di Kota Madinah selama sekitar sembilan hari. Selama itu, para jemaah haji akan menjalankan ibadah arbain (sholat berjamaah 40 waktu) di Masjid Nabawi dan berziarah ke sejumlah tempat bersejarah, termasuk makam Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
Setelah sembilan hari di Madinah, mereka secara bertahap akan didorong ke Makkah untuk melaksanakan umrah qudum atau umrah wajib dan menanti ibadah haji di Arafah.
Jamaah haji Indonesia yang akan meninggalkan Madinah disarankan untuk ziarah ke makam Rasulullah. Namun jamaah tidak perlu ke Raudhah, hanya cukup berada di lingkungan Masjid Nabawi atau hotel yang masuk kawasan Markaziyah.
"Jangan memaksakan diri (masuk Raudhah). Selain lama, khawatir jemaah akan lelah," ujar Konsultan Ibadah dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah, KH Wazir Ali saat ditemui beberapa waktu lalu.
Usai mengucapkan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, jemaah juga disarankan berdoa. Setidaknya ada tiga doa yang perlu dipanjatkan kepada Allah SWT sebelum meninggalkan Madinah:
1. Berdoa agar kita diberikan kemudahan dalam menjalani rangkaian ibadah haji hingga selesai;
2. Berdoa diberikan kesehatan sampai kembali ke Tanah Air bertemu sanak saudara; dan
3. Berdoa agar bisa kembali ke Tanah Suci dan berziarah ke Makam Rasulullah.
"Bisa aja nanti kita dipanggil lagi menjadi petugas atau umrah, itu yang penting," kata Kiai Wazir.
Pengasuh Pesantren Mambaul Ma'arif, Denanyar, Jombang ini kembali mengingatkan agar jamaah haji Indonesia gelombang satu ini berpamitan dengan Nabi Muhammad sebelum meninggalkan Madinah menuju Makkah. Menurut dia, ziarah ke Makam Nabi tidak selalu harus datang ke Masjid Nabawi apabila kondisinya tidak memungkinkan.
"Yang terpenting niat di mana pun untuk pamit kepada Rasulullah meninggalkan Madinah. Kita ini selain tamu Allah, juga tamu Rasulullah," kata Kiai Wazir menandaskan.
Masuk Raudhoh Gratis
Raudhah menjadi salah satu lokasi yang diidamkan jemaah haji untuk didatangi. Lokasi yang ada di antara bekas rumah dan mimbar Nabi Muhammad SAW ini diyakini sebagai tempat mustajab berdoa.
Maka tak heran jika banyak jemaah yang rela mengantre panjang bahkan berdesakan untuk bisa masuk ke Raudhah. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang menawarkan jasa dengan iming-iming mudah masuk Raudhah.
Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi PPIH Daker Madinah, Jasaruddin mengingatkan, jemaah haji perlu mewaspadai adanya calo yang menawarkan masuk Raudhah dengan biaya tertentu. Ia meminta agar jemaah tidak mudah percaya dengan orang-orang yang minta bayaran.
"Ada informasi untuk masuk Raudhah harus bayar petugas. Ini informasi yang keliru. Ini harus kita konfirmasi. Ini petugas siapa. Mungkin ada orang yang memfasilitasi dia terus disuruh bayar," kata Jasaruddin kepada tim Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi, Senin (5/6/2023).
Jasaruddin menegaskan bahwa masuk Raudhah tidak bayar, baik secara pribadi maupun rombongan dengan kloter jemaah. Hal ini merespons pertanyaan jemaah yang ingin mandiri masuk Raudhah.
"Pak, ini kita mau masuk. Harus bayar, ya, Pak?" katanya menirukan pertanyaan jemaah yang mau masuk Raudhah.
Advertisement
Fasilitas Tasrih
Pemerintah, lanjut Jasaruddin, sudah memfasilitasi dan mengakomodasi jemaah haji Indonesia dengan tasrih (surat izin) masuk Raudhah.
Karena itu, jemaah diminta memperhatikan waktu-waktu yang telah ditentukan pemerintah Arab Saudi untuk masuk ke Raudhah. Agar tidak salah jadwal dan untuk menghindari calo, jemaah diimbau berkoordinasi dengan ketua kloter sebelum masuk Raudhah.
"Waktu untuk masuk Raudhah per kloter, bagi jemaah perempuan dimulai dari pukul 06.30-11.30 WAS. Sedangkan untuk laki-laki pukul 11.30 WAS sampai menjelang pagi. Sementara untuk individu, bagi perempuan mulai setelah Magrib sampai pukul 24.00 WAS dan untuk laki-laki dari pukul 24.00 WAS sampai menjelang Subuh," kata Jasaruddin.
Kepada wartawan, Jasaruddin menyayangkan dengan adanya tasrih kloter tertentu yang keluar tetapi jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah jemaahnya. Hal ini menjadi problem bagi jemaah perempuan.
"Bagi jemaah laki-laki mungkin tidak masalah, bisa kita drop ke kloter lain yang masih ada slot kosong. Tetapi untuk jemaah perempuan, itu harus dicek satu per satu. Apakah benar sudah daftar tasrih, apakah waktunya sudah sesuai, jika tidak maka akan dikeluarkan, oleh pihak tasreh Arab Saudi," kata Jasaruddin.