Liputan6.com, Jakarta - PT Trisula International Tbk (TRIS) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II atau rights issue. Pada aksi tersebut, perseroan berencana mengeluarkan sebanyak-banyaknya 622.569.504 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Harga pelaksanaan dipatok Rp 240 per saham sehingga total rights issue ini senilai Rp 149,42 miliar. Penerbitan saham baru dalam PMHMETD II ini disertai dengan penerbitan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 155.642.375 waran dengan harga pelaksanaan diestimasikan sebesar Rp 300 per lembar.
Advertisement
Dalam pelaksanaan PMHMETD II, PT Tritirta Inti Mandiri (TIM) yang saat ini merupakan pemegang saham Perseroan sebesar 1,38 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan akan mengambil bagian atas saham baru yang diterbitkan dengan melaksanakan HMETD yang akan diperoleh.
Rinciannya, sebanyak 8.669.074 HMETD akan diterimanya sesuai porsi kepemilikan sahamnya dalam Perseroan dan 529.680.609 HMETD yang akan dialihkan oleh pemegang saham Perseroan lainnya yaitu PT Inti Nusa Damai (IND), PT Trisula Insan Tiara (TNT) dan PT Karya Dwimanunggal Sejahtera (KDS) kepada TIM.
Kemudian, bertindak selaku pembeli siaga yang akan membeli sisa saham baru Trisula International yang tidak diambil bagian dalam PMHMETD II dalam jumlah maksimal hingga sejumlah 1.650.317 saham.
Apabila setelah TIM melaksanakan HMETD tersebut di atas dan membeli sisa saham sejumlah tersebut di atas, masih terdapat tersisa saham yang tidak diambil bagian oleh masyarakat, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan dari portepel.
Dalam hal terdapat pemegang saham Perseroan yang tidak melaksanakan HMETD yang diperolehnya tersebut dalam PMHMETD II, maka kepemilikan sahamnya dalam Perseroan dapat terdilusi sebesar maksimum 16,54 persen.
Rencana PMHMETD II ditujukan untuk meningkatkan kinerja keuangan Perseroan seiring dengan sinergi unit usaha baru berupa mebel dan furnitur dari PT Chitose Internasional Tbk (CINT”) yang akan berkontribusi pada peningkatan pendapatan usaha dan nilai aset Perseroan sehingga memberikan nilai tambah bagi Pemegang Saham.
"Dengan melakukan PMHMETD II, Perseroan berharap untuk menerima tambahan setoran modal dalam bentuk Saham Inbreng senilai Rp 126 miliar dan dalam bentuk uang tunai sebanyak-banyaknya Rp 23,42 miliar," mengutip prospektus perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/6/2023).
Penyetoran Saham Inbreng
Atas 525 juta saham Perseroan yang diambil bagian oleh TIM dalam PMHMETD II, TIM akan melakukan penyetoran dengan cara inbreng yaitu dalam bentuk 350 juta saham yang merupakan 35 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh dalam CINT yang dimiliki oleh TIM, atau disebut saham inbreng. Harga saham inbreng adalah sebesar Rp 360 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 126 miliar.
Penyetoran saham inbreng tersebut akan menyebabkan Perseroan menjadi pemegang saham pengendali secara langsung dalam CINT, sebagaimana telah disepakati oleh Perseroan, TIM, IND, TNT, KDS dalam Perjanjian Pengikatan Inbreng Saham pada PMHMETD PT Trisula International Tbk dan Kesepakatan Pengendalian dalam PT Chitose Internasional Tbk tertanggal 5 Juni 2023.
Sehubungan dengan rencana aksi ini, perseroan akan meminta restu pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa yang rencananya akan berlangsung pada Kamis, 13 Juli 2023 pukul 10.00 WIB di Trisula Center, Jalan Lingkar Luar Barat Blok A nomor 1, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
Advertisement
Kinerja Kuartal I 2023
PT Trisula International Tbk (TRIS) mencatatkan kinerja cemerlang pada periode kuartal pertama tahun ini. Perusahaan produsen pakaian secara terintegrasi ini membukukan kenaikan laba bersih hingga 81 persen yoy menjadi Rp 30,71 miliar pada kuartal I 2023 dibandingkan Rp 16,97 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Perolehan laba bersih Trisula didukung oleh penjualan bersih yang meningkat 16 persen yoy menjadi Rp 376,55 miliar pada kuartal I 2023 dibandingkan Rp 324,96 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 279,30 miliar, meningkat dibandingkan Rp 255,15 pada kuartal I 2022.
“Dengan bangga kami mengumumkan kinerja solid TRIS untuk kuartal pertama tahun 2023, yang menunjukkan ketangguhan dan komitmen kami terhadap inovasi dan loyalitas pelanggan. Kami percaya bahwa fundamental yang kuat dan posisi pasar ekspor yang dimiliki Perseroan akan memungkinkan untuk terus memberikan nilai kepada para pemegang saham dan pelanggan kami,” kata Direktur Utama PT Trisula International Tbk, Widjaya Djohan dalam keterangan resmi, Sabtu (13/5/2023).
Raihan kinerja ini menunjukkan bahwa TRIS tidak hanya berhasil mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi, tetapi juga melampaui rekor tingkat sebelum pandemi.
Hal itu bisa diraih berkat struktur biaya yang efisien dan peningkatan yang luar biasa dalam margin laba kotor dari 21 persen di kuartal I 2022 menjadi 26 persen di kuartal I 2023.
Total penjualan ekspor TRIS mencapai Rp 253,25 miliar atau mencapai 67 persen dari total penjualan perseroan pada periode tersebut. Adapun total penjualan domestik tercatat sebesar Rp 123,29 miliar.
Kontribusi Tertinggi
Pada kuartal pertama 2023, segmen manufaktur yang memproduksi tekstil dan garmen sebagai bisnis inti Perseroan dengan fokus pada pakaian yang disesuaikan dengan permintaan seperti blazer, jas, celana kasual, dan lain-lain memiliki kontribusi tertinggi terhadap kinerja TRIS yaitu mencapai 65 persen terhadap total pendapatan. Penjualan dari segmen ini meningkat 10 persen YoY.
Segmen distribusi berkontribusi 20 persen terhadap total pendapatan pada kuartal 1 2023. Pada periode ini, penjualan dari segmen distribusi meningkat 19 persen YoY.
Selain itu, segmen Ritel dan segmen Seragam terlihat membukukan pertumbuhan yang signifikan di Kuartal I-2023 masing-masing sebesar 38 persen dan 22 persen YoY.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 31 Maret aset perseroan naik menjadi Rp 1,19 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1,18 triliun.
Liabilitas naik menjadi Rp 466,44 miliar dari Rp 465,78 miliar pada Desember 2022. Sementara ekuitas sampai dengan 31 Maret 2023 naik menjadi Rp 721,67 miliar dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 712,02 miliar.
Advertisement