BMKG Sebut Mekanisme Gempa Yogyakarta Jadi Ciri Aktivitas di Zona Megathrust Selatan Jawa

Dia mengungkapkan, hingga pukul 02.30, terjadi gempa susulan sebanyak 29 kejadian.

oleh Muhammad Ali diperbarui 08 Jun 2023, 06:36 WIB
Gempa bumi dengan magnitudo 6 mengguncang wilayah Selatan Jawa Yogyakarta pada Kamis (8/6/2023) pukul 00.04 WIB. (Dok BMKG)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi dengan magnitudo 6 mengguncang wilayah Selatan Jawa Yogyakarta pada Kamis (8/6/2023) pukul 00.04 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)  mengaupdate gempa tersebut bermagnitudo 5,8. 

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa Yogyakarta tersebut terjadi dengan mekanisme naik. Model tersebut menjadi ciri dari adanya aktivitas di zona Megathrust Selatan Jawa.

"Gempa M5,8 di selatan DIY-Jawa Timur dengan mekanisme naik (thrusting) ini menjadi ciri aktivitas gempa Interplate di Zona Mehathrust Selatan Jawa," kata Daryono kepada wartawan, Kamis (8/6/2023).

Dia mengungkapkan, hingga pukul 02.30, terjadi gempa susulan sebanyak 29 kejadian. Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata dia.

Daryono menjelaskan, episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 9,15° LS ; 110,64° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 128 Km arah Selatan Gunungkudul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 46 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault )," kata dia.


Gempa Terasa di Ponorogo

Gempa ini dirasakan di Kota Daerah Istimewa Yogyakarta dengan skala intensitas V MMI ( Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti. ).

"Selain itu di daerah Ponorogo IV MMI ( Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi. )," ujar dia.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.

Minimnya Kewaspadaan Terhadap Bencana Gempa Bumi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya