Advertisement
Liputan6.com, Pacitan - Sebanyak 51 aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Ponorogo mengajukan cuti besar untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.
"Iya, total ada 51 ASN. Terdiri dari tiga pegawai eselon 2, tiga pegawai eselon 3 dan tiga pegawai eselon 4. Sisanya adalah guru dan kepala sekolah (34 orang) dan tenaga kesehatan 8 orang," kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Ponorogo, Andy Susetyo di Ponorogo, Rabu.
Untuk pejabat eselon 2 yang mengambil cuti besar untuk berhaji adalah Sekda Ponorogo Agus Pramono dan Asisten I Bambang Nurcahyo dan kepala BPPKAD Sumarno.
"Paling banyak memang guru dan kepala sekolah," katanya.
Kendati banyak pejabat mengambil cuti besar ibadah haji, Andy memastikan roda pelayanan dan pemerintahan di Ponorogo tetap berjalan normal.
Andy menambahkan, jumlah ASN yang mengambil cuti tersebut dimungkinkan bertambah. Sebab, mereka yang menggunakan ONH (ongkos naik haji) plus akan berangkat pada tanggal 20 ke atas.
"Kemungkinan bisa bertambah kalau ONH plus berangkat di atas tanggal 20 (Juni). Kalau rata rata mereka izin cuti sekitar 50 hari," katanya.
Andy menyebut sesuai dengan peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2017 disebutkan bahwa ASN yang telah bekerja terus-menerus selama lima tahun berhak mendapatkan cuti besar.
"Mereka yang cuti tetap mendapatkan gaji pokok, tunjangan keluarga. Tetapi tidak mendapatkan tunjangan jabatan. Untuk TPP hanya 20 persen," tutur dia.
21 Jemaah Indonesia Wafat di Tanah Suci
Kasus jemaah haji Indonesia wafat di tanah suci kembali bertambah. Hingga hari ke-14 operasional haji, Selasa (6/6/2023) siang waktu setempat, tercatat total jemaah yang wafat di Kota Madinah mencapai 21 orang.
Hal ini berdasarkan update data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) yang dikutip per Selasa pukul 15.35 waktu Arab Saudi (WAS). Jemaah yang wafat di tanah suci ini didominasi jemaah dari Embarkasi Surabaya (SUB).
Data tersebut menunjukkan bahwa kasus kematian ini merupakan yang tertinggi sejak 2017 dalam kurun waktu 14 hari operasional haji. Pada 2017, angka kematian jemaah pada 14 hari pertama operasional haji berjumlah 15 jiwa, kemudian 2018 sebanyak 17 jiwa, 2019 tercatat 8 jiwa, dan 2022 hanya 5 jiwa.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono juga mengakui kasus kematian jemaah haji ini adalah yang tertinggi dalam empat tahun terakhir penyelenggaraan haji. Dia menyatakan, Kementerian Kesehatan akan berupaya maksimal memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji agar kasus kematian ini bisa ditekan.
"Memang dari evaluasi sampai saat ini ada 21 yang sudah wafat, ini tertinggi di 4 tahun terakhir, mudah-mudahan enggak semakin meningkat, dan akan kami upayakan semaksimal mungkin," kata Dante saat Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Berikut daftar jemaah Indonesia yang wafat di Tanah Suci hingga hari ke-14 operasional haji 1444 H/2023 M:
1. Suprapto Tarlim Kertowijoyo (SOC-03)
2. Achmad Suhadak Riduwan (SUB-09)
3. Langen Delem Dussalam (SUB-01)
4. Ibnu Syahid Dasjil (SUB-02)
5. Aminah Uyu Sunarta (JKS-07)6. Nia Kurniasih (JKS-02)
7. Suryati Busir (SUB-02)8. Masrikan Rejo Nasikun (SOC-04)
9. Tasmi Kasan Mukrim (SOC-15)
10. Neneng Sumiyati Gatot Sumantajaya (JKG-07)
11. Amsar Masim Lisen (JKS-18)
12. Jajang Ijin Hada (JKS-09)
13. Muhammad Yusuf Dadeh (BTJ-04)
14. Kotiin Suwondo Tamsir (SOC-01)
15. Mardi Wijono Teguh Wijono (SUB-25)
16. Umi Hanik Mualam (SUB-26)
17. Samsul Adib Mohammad Djafar (SUB-06)
18. Winaryo Sukaryo Sukadir (SOC-32)
19. Mustafa Husin Syatri (PLM-07)
20. Dimyati Mardin Khusnan (SUB-24)
21. Laupe Baco Cido (UPG-04)
Advertisement