Satelit Cuaca Rusia Diklaim Bisa Pantau Seluruh Ukraina dari Luar Angkasa

Satelit cuaca bernama Kondor-FKA yang diluncurkan oleh Rusia pada akhir Mei 2023 diklaim mampu melihat seluruh penjuru Ukraina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Jun 2023, 14:02 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin memegang teropong saat menonton latihan militer Center-2019 di lapangan tembak Donguz dekat Orenburg, Rusia, 20 September 2019. Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa dia tidak akan ragu menggunakan senjata nuklir untuk menangkal upaya Ukraina merebut kembali kendali atas wilayah yang didudukinya yang akan diserap Moskow. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP, File)

Liputan6.com, Kyiv - Rusia belum lama ini dilaporkan meluncurkan satelit baru ke luar angkasa. Konsep satelit itu adalah untuk memantau cuaca, tetapi ternyata digunakan untuk memantau Ukraina selama perang. 

Satelit itu bernama Kondor-FKA. Menurut laporan Bulgarian Military, Kamis (8/6/2023), satelit untuk dibuat oleh Russian Aerospace Forces (VKS) dan diluncurkan oleh perusahaan BUMN Rusia Roscosmos.

Awalnya, Roscosmos menyebut satelit itu untuk mendapatkan foto meteorologis, namun media Rusia Sputnik berkata ada tujuan militer pada satelit tersebut.

Sputnik mendapatkan informasi dari anggota kementerian pertahanan Rusia yang mengklaim satelit Kondor-FKA itu bisa memantau seluruh Ukraina pada dua kali sehari, serta negara-negara sekitar Ukraina

"Ia mampu mendeteksi objek-objek militer di jarak radar dengan resolusi dalam satu meter," ujar sumber tersebut.

Sebelumnya, media pemerintah Rusia TASS mengutip ucapan mantan intelijen AS Scott Ritter. Ia berkata satelit itu bisa melihat tembus awan atau hujan 

Scott Ritter menyebut pihak Ukraina tidak bisa menyembunyikan apa pun lagi dari Rusia karena adanya satelit ini. Ritter juga berkata satelit-satelit serupa akan terus diluncurkan Rusia, sehingga bisa mengubah jalannya perang.

Situs Bulgarian Military melaporkan bahwa satelit Rusia ini bisa menjadi kabar buruk bagi Ukraina, sebab satelitnya bisa memperlihatkan rute suplai milik Ukraina yang datang dari negara-negara Barat.


Stasiun Radio Rusia Diretas, Ada Pidato Palsu Putin Tentang Serangan Balasan Kyiv dan Situasi Darurat

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara bersama Pemimpin Republik Rakyat Luhansk Leonid Pasechnik (kiri), dan Pemimpin Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin (kanan) saat perayaan menandai penggabungan wilayah Ukraina dengan Rusia di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, 30 September 2022. (Sergei Karpukhin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Sebelumnya dilaporkan, beberapa stasiun radio Rusia diretas dan sebuah pidato palsu Presiden Vladimir Putin diputar, Senin (5/6).

Pidato palsu itu berisi pengumuman invasi pasukan Kyiv dan tindakan darurat di tiga wilayah yang berbatasan dengan Ukraina, kata Kremlin, mengutip AFP, Rabu (7/6).

Peretasan itu terjadi di tengah beberapa upaya penyerangan yang dilaporkan dan penembakan intensif di Belgorod barat daya.

Seperti yang dikatakan di pidato palsu itu, Kyiv memang sedang mempersiapkan serangan balasan yang sudah lama diharapkan.

Pesan palsu ini masih banyak beredar di sosial media.

Dikatakan di dalamnya bahwa, “Pasukan Ukraina yang dipersenjatai oleh NATO dan dengan persetujuan serta dukungan Washington telah menginvasi wilayah Kursk, Belgorod, dan Bryansk.”

Suara yang sangat mirip dengan Putin itu juga mengumumkan darurat militer, mobilisasi umum, dan evakuasi warga sipil di tiga wilayah tersebut.

“Ini memang peretasan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip oleh lembaga negara RIA Novosti.

Situasi disebut telah berhasil dikendalikan, “Kontrol telah dipulihkan.”

Pusat administrasi wilayah Belgorod mengatakan bahwa pesan itu adalah “kepalsuan yang parah”, ini bertujuan untuk menyebar kepanikan di tengah-tengah kedamaian penduduk Belgorod.

Wilayah Voronezh yang bertetangga dengan Belgorod juga memperingatkan penduduknya tentang peretasan frekuensi siaran radio tersebut.

Pemerintah setempat mengatakan, “tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Stasiun radio MIR menyebut peretasan itu benar-benar memprovokasi, berlangsung sekitar 40 menit.


Australia Akan Kirim Jet Tempur Hornet ke Ukraina?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam kunjungan ke garis depan wilayah Odesa dan Mykolaiv.  Dok: Situs resmi Presiden Ukraina.

Di lain pihak, Ukraina berpotensi mendapatkan armada pesawat jet tempur F/A-18 Hornet dari Australia. Isu itu telah dibahas oleh pihak Australia bersama Amerika Serikat dan Ukraina.

Informasi diungkap oleh The Australian Financial Review. Amerika Serikat mendukung pengiriman jet tempur tersebut. 

Dilansir media pemerintah Ukraina, Ukrinform, Selasa (5/6/2023), pesawat F/A-18 itu sejatinya sudah pensiun dan diparkirkan di hangar yang berlokasi di pangkalan Royal Australia Air Forces (RAAF) Williamton.

Apabila pesawat itu tidak dikirim ke Ukraina, maka pesawat itu akan dibongkar (scrapped) atau dijual saja ke swasta, yakni RAVN Aerospace, untuk melatih pilot Amerika Serikat. Dan sebagai gantinya, Australia akan membeli 72 unit jet tempur F-35 dari AS.

Pesawat-pesawat jet Hornet itu dilaporkan masih bagus dan bisa dioperasikan dalam empat bulan untuk melawan Rusia.

Para pilot dan kru darat Ukraina juga dapat segera dilatih untuk mengoperasikan jet Hornet itu. Manual pelatihan dengan bahasa Ukraina juga bisa dapat segera diproduksi.

Sebelumnya, Ukrinform melaporkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pemimpin Eropa telah setuju untuk terus bekerja agar membuat koalisi jet tempur di pertemuan Ramstein selanjutnya.

Ramstein Airbase Meeting adalah konferensi internasional yang digelar AS pada 2022 untuk mengkoordinasikan bantuan pertahanan bagi Ukraina.

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya