Berkunjung ke Negeri Tirai Bambu, Elon Musk Bongkar Rencana China Punya Regulasi Atur AI

CEO Tesla Elon Musk baru-baru ini mengungkapkan dalam kunjungannya ke China, ia mengetahui negara itu sedang menggodok regulasi untuk mengatur AI

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Jun 2023, 14:30 WIB
Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool Photo via AP, File)

Liputan6.com, Jakarta Dalam kunjungannya ke China baru-baru ini, CEO Tesla Elon Musk mengungkapkan bahwa dirinya juga bicara soal kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Seperti diketahui, pemilik Twitter ini mengadakan pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi di Beijing, China serta menemui para karyawan Tesla di sana pada pekan lalu.

"Sesuatu yang perlu dicatat adalah dalam perjalanan saya baru-baru ini ke China, dengan pimpinan senior di sana, saya pikir, kami punya beberapa diskusi yang sangat produktif tentang risiko kecerdasan buatan, dan perlunya pengawasan atau regulasi," ujarnya.

"Dan pemahaman saya dari percakapan itu adalah bahwa China akan memulai regulasi AI di China," kata Elon Musk dalam diskusi bersama Robert Kennedy Jr. di Space Twitter, seperti dikutip dari The Straits Times, Kamis (8/6/2023).

Elon Musk sendiri tidak membuat cuitan apa pun saat berada di Tiongkok. Di samping itu, Tesla juga belum merilis apa-apa soal pertemuan bos besar mereka dengan para pejabat setempat.

Namun, media resmi China mengatakan Musk memuji negara itu, serta menyatakan "kepercayaan penuh pada pasar Tiongkok."

Di tengah pesatnya kemajuan AI yang naik karena popularitas ChatGPT, perusahaan China juga mulai banyak yang ikut terjun untuk mengembangan alat berbasis kecerdasan buatan garapan mereka sendiri.

Pemerintah Tiongkok pun tengah menggarap aturan, yang mengharuskan produk AI baru menjalani penilaian keamanan sebelum dirilis, serta proses memastikan produk mencerminkan "nilai-nilai inti sosialis."

Aturan "Administrative Measures for Generative Artificial Intelligence Services" ini juga melarang konten yang mempromosikan "propaganda teroris atau ekstremis", "kebencian etnis", atau "konten lain bisa mengganggu tatanan ekonomi dan sosial."

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

Elon Musk Kunjungi China

Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Terkait pertemuannya di Tiongkok, Musk menggambarkannya sebagai sesuatu yang "sangat menjanjikan."

"Saya menunjukkan bahwa jika ada kecerdasan super digital yang sangat kuat, dikembangkan di China, itu sebenarnya berisiko terhadap kedaulatan pemerintah China," katanya. "Dan saya pikir mereka menaruh perhatian itu mendalam."

Mengutip New York Post, Kamis (1/6/2023), hari Selasa pekan lalu, bos Twitter itu mendarat di Beijing itu menemui Menteri Luar Negeri China Qin Gang, tak lama setelah mendarat.

Qin mengatakan kepada Musk, Tiongkok berkomitmen untuk meningkatkan lingkungan bisnis bagi investor termasuk Tesla, dan menggunakan metafora mengemudi menggambarkan hubungan China dan AS.


Menentang Pemisahan Ekonomi AS dan China

"Kita harus menginjak rem tepat waktu, menghindari mengemudi berbahaya dan terampil menggunakan akselerator untuk mempromosikan kerja sama saling menguntungkan," menurut pernyataan dari Kemenlu Tiongkok.

Kemenlu Tiongkok juga mengutip sang CEO Tesla dan SpaceX, yang mengatakan dirinya bersedia untuk memperluas bisnis di negara itu, serta menentang pemisahan ekonomi AS dan China.

"Kepentingan Amerika Serikat dan China saling terkait, seperti kembar siam, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain," kata Elon Musk.

Lalu pada Rabu waktu setempat, dikutip dari CNA, Musk bertemu dengan Menteri Perindustrian Tiongkok, untuk membahas pengembangan kendaraan energi baru.

Menurut keterangan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, dia menemui Jin Zhuanglong di Beijing, membahas "pengembangan kendaraan energi baru dan kendaraan terkoneksi cerdas."


Sambutan Baik untuk Elon Musk di China

Para karyawan bekerja di Gigafactory Tesla, Shanghai, China, 20 November 2020. Perusahaan mobil listrik Amerika Serikat (AS), Tesla, pada 2019 lalu membangun Gigafactory pertamanya di luar AS di kawasan baru Lingang. (Xinhua/Ding Ting)

Tidak diketahui lebih rinci lanjutan pertemuan tersebut. Perwakilan Tesla tidak menanggapi permintaan soal informasi mengenai rencana perjalanan Musk di Tiongkok.

Namun, berdasarkan laporan media China, Tesla menyambut bos mereka pada hari Selasa dengan makan malam 16 menu, yang berisi makanan laut, daging domba Selandia Baru, mi pasta kedelai tradisional Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning juga mengatakan, negara itu menyambut baik kunjungan para eksekutif internasional "untuk lebih memahami China dan mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan."

Tiongkok merupakan pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. Tesla juga mengumumkan pada bulan April akan membangun pabrik besar kedua di Shanghai, yang akan jadi pabrik kedua di kota itu setelah Gigafactory, yang mulai dibangun di tahun 2019.

(Dio/Dam)

Infografis Cara Pindah Dari TV Biasa Ke TV Digital

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya