Kecanduan Game, Remaja 13 Tahun Nekat Kuras Uang Tabungan Ortu Nyaris Rp1 Miliar

Seorang gadis berusia 13 tahun asal China ini nekat menghabiskan nyaris Rp1 miliar dari tabungan kelurga untuk game seluler yang dia mainkan dan manjadi kecanduan.

oleh Chesa Andini Saputra diperbarui 09 Jun 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi bermain game seluler. (Sumber: Unsplash/Pandhuya Niking)

 

Liputan6.com, Henan - Gara-gara kecanduan main video game, seorang remaja di China nekat 'menguras' uang hampir Rp1 miliar di rekening orangtuanya. 

Melansir dari Oddity Central, Jumat (9/6/2023), pecandu game yang masih berusia 13 tahun itu menghabsikan 449.500 yuan (Rp938 juta) untuk game di telepon selulernya, 

Orangtua sang gadis yang tinggal di Provinsi Henan, China, itu sangat terkejut ketika mengetahui bahwa anaknya telah menghabiskan uang sebanyak itu.

Bayangkan memeriksa rekening tabungan tempat Anda memasukkan uang selama bertahun-tahun dan melihatnya habis dalam semalam. Persis seperti itulah yang dirasakan seorang ibu di Tiongkok ketika dia menemukan bahwa isi rekening tabungannya hanya tersisa 0,5 yuan dari 449.500 yuan (Rp938 juta) yang dia dan suaminya telah tabung selama bertahun-tahun.

Hal lebih mengejutkan lagi adalah pelakunya sang putri yang masih remaja. Usut punya usut, dia menggunakan kartu debit sang ibu untuk memuaskan rasa candu pada video game.

Dalam kurun waktu sekitar empat bulan, gadis itu berhasil menghabiskan rekening tabungan sang ibu tanpa ketahuan dengan cara menghapus semua riwayat perbankan dari ponselnya.


Terbongkar dari Laporan Guru

Ilustrasi anak bermain game. (Sumber: listverse.com)

Ulah sang gadis terbongkar ketika salah guru di sekolah melihat anak itu menghabiskan terlalu banyak waktu dengan ponselnya di sekolah. Ibu anak itu kemudian dipanggil perihal tersebut.

Barulah setelahnya sang ibu mulai menyadari ada sesuatu yang salah.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, wanita itu terlihat memeriksa lembar laporan bank yang menunjukkan rincian pengeluaran putrinya.

Menurut South China Morning Post, gadis berusia 13 tahun itu menghabiskan 330.000 yuan (Rp690 juta) untuk membeli game dan melakukan pembelian dalam game, serta sekitar 100.000 yuan (Rp208 juta) guna membeli game untuk teman sekolahnya.

Gadis itu berkata bahwa dia merasa tertekan oleh rekan-rekannya dan khawatir orang tuanya akan mengetahui tentang kebiasaan bermain game dirinya dan "marah", jadi dia memutuskan untuk menyenangkan teman-temannya dengan membelikan mereka game dengan kartu kredit sang ibu.

“Ketika teman-teman saya meminta untuk membayari game, saya melakukannya meski merasa tidak nyaman," katanya.

Ibunya mengakui bahwa dia telah melakukan kesalahan dengan memberikan kode PIN kartu debitnya kepada gadis itu, untuk berjaga-jaga jika dia sangat membutuhkan uang dalam keadaan darurat. Namun dia tidak pernah membayangkan bahwa putrinya akan menghabiskan tabungan keluarga hanya dalam waktu empat bulan.


Riset: Aturan Ketat Tiongkok Bikin Kecanduan Game pada Anak Berkurang

Seorang pria bermain game komputer di sebuah kafe internet di Beijing, China, Jumat (10/9/2021). Pejabat China memanggil perusahaan game, termasuk dua yang terbesar yaitu Tencent dan NetEase, untuk membahas pembatasan lebih lanjut pada industri game online. (GREG BAKER/AFP)

Namun, telah dikabarkan bahwa sebuah riset yang dilakukan di Tiongkok mengklaim aturan ketat di sektor game di negara itu, sukses memangkas masalah kecanduan game online.

Laporan ini dirilis oleh The China Game Industry Research Institute bersama sejumlah departemen lain dalam "2022 China Game Industry Progress Report on Protection of Minors."

Meski begitu, dicatat adanya kekhawatiran lain bahwa sebagian besar waktu yang awalnya dihabiskan untuk bermain game, sekarang digantikan oleh melihat video pendek.

Mengutip media Tiongkok, Global Times, Rabu (7/12/2022), laporan ini mengklaim masalah kecanduan game di Tiongkok pada dasarnya telah diselesaikan.

Proporsi anak di bawah umur yang menghabiskan kurang dari tiga jam sepekan atau tidak sama sekali untuk game online, meningkat jadi lebih dari 75 persen.

Hal ini disebut karena dampak aturan anti-kecanduan game online yang baru diterapkan Tiongkok, serta makin banyak anak di bawah umur yang termasuk dalam pengawasan sistem anti-kecanduan.

 


Upaya Cegah Kecanduan Game Online

Pelanggan menelusuri game komputer di sebuah toko di Beijing, China, Jumat (10/9/2021). Seorang ayah dari Nanjing, Yan Zhiming mengatakan bahwa pengaturan waktu bermain game online seharusnya adalah tanggung jawab orangtua. (GREG BAKER/AFP)

National Press and Publication Administration Tiongkok sebelumnya melakukan upaya untuk mencegah kecanduan game online di kalangan anak di bawah umur.

National Press and Publication Administration Tiongkok sendiri merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas lisensi video game di Tiongkok.

Pada 2021, mereka mewajibkan penyedia game online untuk menggelar layanan satu jam saja untuk anak di bawah umur dari jam 8 sampai 9 malam pada Jumat, Sabtu dan Minggu, dan hari libur resmi.

Untuk baca lebih lanjut, klik di sini.

Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya