Vale Indonesia Sebut Komposisi Pemegang Saham Dilaporkan Secara Transparan

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menanggapi dugaan informasi 20 persen saham yang dilepas ke publik dimiliki oleh perusahaan asing hingga divestasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jun 2023, 18:20 WIB
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menanggapi dugaan informasi 20 persen saham yang dilepas ke publik dimiliki oleh perusahaan asing. (Foto: tangkapan layar/laman Vale Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menanggapi dugaan informasi 20 persen saham yang dilepas ke publik dimiliki oleh perusahaan asing. Hal ini menjadi sorotan saat rapat kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif Senin, 5 Juni 2023.

Dikutip dari Antara, Kamis (8/6/2023), PT Vale Indonesia Tbk mengatakan seluruh informasi tentang perusahaan termasuk komposisi pemegang saham dilaporkan secara transparan dan berkala kepada otoritas terkait.

“PT Vale adalah perusahaan terbuka. Tentunya untuk seluruh informasi tentang perusahaan termasuk komposisi pemegang saham dilaporkan secara transparan dan berkala dengan otoritas terkait,” tutur Head of Communications Vale Indonesia Bayu Aji dalam keterangan tertulis.

Ia menuturkan, informasi spesifik terkait komposisi 20 pemegang saham tertinggi PT Vale dilaporkan secara berkala dalam laporan tahunan atau annual report. Data terakhir per 31 Desember 2022 tercantum dalam annual report 2022 di halaman 80-81. Laporan itu dapat diakses di https://www.vale.com/in/indonesia/laporan-tahunan dan keberlanjutan.

Pemegang Saham Vale Indonesia

20 pemegang saham PT Vale per 31 Desember 2022 dikutip dari laporan tersebut, yaitu Vale Canada Limited (43,79 persen), PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (20,00 persen), Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (15,03 persen), Citibank Singapore S/A Government of Singapore (1,68 persen), DJS Ketenagakerjaan Program JHT (1,60 persen), JPMSE AMS RE AIF CLT RE-Stichting Depository APG Emerging Market Equity Pool (1,00 persen), Vale Japan Limited (0,54 persen).

Berikutnya pemegang saham lainnya yakni BNYM RE BNYMLB RE BA G PF A S FOFTBGOSGFI-2039926714 (0,53 persen), HSBC-Fund SVS A/C Best Investment Corp-Asia Ex Japan Active (0,44 persen), PT Prudential Life Assurance-Ref (0,44 persen), DJS Ketenagakerjaan Program JP (0,41 persen), BNYM RE BNYMLB RE Eemployees ProvidentFD Board-2039927326 (0,32 persen).

Selain itu, Citibank New York S/A Government of Norway (0,29 persen), JPMCB NA RE - Vanguard Emerging Markets Stock Index Fund (0,28 persen).

Kemudian, Citibank Singapore S/A Monetary Autthority of Singapore (0,28 persen), JPMCB NA RE-Vanguard Total International Stock Index Fund (0,27 persen), PT Taspen (0,22 persen), BP2S Frankfurt/Universial-Investment-Gesellschaft MBH On Behalf of BAYVK A3-FONDS (0,21 persen), BNYMSANV RE BNYM RE People's Bank of China (0,20 persen), dan State Street Bank-Ishares Core MSCI Emerging Markets ETF (0,20 persen).


Tanggapi Terkait Divestasi Saham

PLTA Balambano telah mendukung proses transisi energi dari PT Vale Indonesia dimana dapat mengurangi penggunaan tenaga fosil pada aktivitas tambang. (Dok. PT Vale Indonesia)

Bayu juga mengatakan informasi lainnya terkait saham PT Vale yang diperdagangkan secara publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga tersedia di kanal resmi BEI.

Sedangkan, terkait divestasi sebelumnya yang 40 persen, ia menjelaskan pada 1988, INCO (entitas PT Vale yang sebelumnya) menawarkan saham kepada Pemerintah Indonesia sebesar 20 persen dari total sahamnya untuk memenuhi persyaratan divestasi.

"Atas perintah dari Pemerintah Indonesia saat itu berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Tambang No.1657/251/DJP/1989 tanggal 23 Agustus 1989, guna memenuhi kewajiban divestasi kepada pihak Indonesia, INCO diharuskan untuk melepas 20 persen saham tersebut ke Bursa Efek Jakarta," ujar Bayu.

Selanjutnya pada 2020, PT Vale (sekali lagi untuk memenuhi kewajiban kontrak karya) menambahkan porsi divestasi sebesar 20 persen kepada pihak Indonesia. Pemegang saham asing PT Vale (Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd.) menyelesaikan penjualan tambahan 20 persen (pro rata) saham di PT Vale kepada PT Indonesia Asahan Aluminium Persero (MIND ID).

"Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, bursa saham Indonesia juga diakui sebagai pihak Indonesia dalam pelaksanaan divestasi," ucap Bayu.


Vale Indonesia Serap Belanja Modal Rp 848,90 Miliar hingga Kuartal I 2023

Teknisi PT Vale Indonesia mengamati proses produksi listrik yang dihasilkan oleh PLTA Balambano sebagai salah satu sumber energi terbarukan dari tambang di Luwu Timur. (Dok. PT Vale Indonesia)

Sebelumnya,  PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menganggarkan belanja modal senilai USD 580 juta atau setara Rp 8,43 triliun pada 2023. Hingga kuartal I 2023, Vale Indonesia telah serap belanja modal USD 58 juta atau sekitar Rp 848,90 miliar (asumsi kurs Rp 14.636 per dolar AS).

Direktur PT Vale Indonesia Tbk Bernardus Irmanto menuturkan, belanja modal tersebut untuk pengembangan proyek smelter di Kecamatan Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan Kecamatan Bahodopi, Sulawesi Tengah. Hingga kuartal I 2023, Vale Indonesia telah kucurkan belanja modal USD 58 juta.

“Dari 58 juta dolar AS itu, 25 juta dolar AS untuk belanja modal sustaining, dan sisanya untuk growth. Nanti di kuartal-kuartal selanjutnya akan naik, sehingga nanti diproyeksikan satu tahun penuh itu mencapai angka USD 580 juta,” tutur Irman dikutip dari Antara, ditulis Minggu (7/5/2023).

Presiden Direktur Vale Indonesia, Febiany Eddy menuturkan, harga nikel yang turun yang terjadi saat ini masih dalam batas wajar. Umumnya penurunan harga komoditas akan mempengaruhi harga sahamnya.

Dikutip dari data London Metal Exchange (LME), harga nikel menurun sepanjang 2023 berjalan dengan harga nikel LME menurun sekitar 29,80 persen dari posisi USD 31.150 per ton pada awal tahun.

“Kita masih berharap bahwa level harga nikel di atas USD 20.000 per ton. Itu masih wajar dengan memperhatikan kondisi pasar saat ini. Jadi mungkin kalau turun hanya turun sesaat, tidak trennya turun terus menerus dalam waktu yang lama,” tutur dia.

Selain itu, Vale Indonesia juga memutuskan akan membagikan dividen tunai senilai USD 60,12 juta. Dividen yang dibagikan itu 30 persen dari laba bersih perseroan pada 2022.

Febri mengatakan, pemegang saham akan menerima USD 0,006 atau setara Rp 94 per saham yang dimiliki dan akan dibayarkan oleh perseroan pada 31 Mei 2023.


Kinerja Kuartal I 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan kinerja perseroan hingga kuartal I 2023. Pada periode tersebut, Vale Indonesia mencatatkan kenaikan dari sisi pendapatan dan laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (26/4/2023), pendapatan pada Maret 2023 naik 54,49 persen menjadi USD 363,18 juta atau Rp 5,39 triliun (asumsi kurs Rp 14.845 per dolar AS) dari USD 235,08 juta pada kuartal I 2022.

Sementara, beban pokok pendapatan pada periode yang sama naik 60,33 persen menjadi USD 228,24 juta dari periode yang sama sebelumnya USD 142,35 juta. Dengan demikian, laba bruto melesat 45,52 persen menjadi USD 134,93 juta pada akhir Maret 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar USD 92,72 juta.

Sepanjang kuartal I 2023, perseroan membukukan laba usaha sebesar USD 119,67 juta, naik 37,39 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 87,10 juta.

Laba bersih Vale Indonesia hingga Maret 2023 naik 45,10 persen sebesar USD 98,15 juta atau Rp 1,45 triliun dari USD 67,64 juta pada periode yang sama 2022. 

Aset perseroan sampai dengan Maret 2023 naik menjadi USD 2,79 miliar dari USD 2,65 miliar pada Desember 2022. Liabilitas naik menjadi USD 340,72 juta pada kuartal I 2023 dari tahun sebelumnya USD 303,33 juta. Sementaraa ekuitas hingga Maret 2023 naik menjadi USD 2,45 miliar dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar USD 2,35 miliar.

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya