Liputan6.com, Jakarta - CEO Citibank Jane Fraser mengikuti langkah CEO Tesla Elon Musk dan CEO lainnya untuk mengunjungi China.
Dikutip dari SCMP.com, ditulis Kamis (8/6/2023), Fraser bertemu dengan Direktur the National Administration of Financial Regulation (NAFR) Li Yunze pada Senin, 5 Juni 2023, demikian disampaikan regulator keuangan China pada Rabu, 7 Juni 2023.
Advertisement
Fraser menyampaikan sangat percaya diri dengan perkembangan ekonomi dan keuangan China, dan berjanji akan mengembangkan bisnis di China. Regulator China juga mengungkapkan industri keuangan China akan terbuka untuk global.
Citi, pertama kali buka bisnis di China pada 1902 mengumumkan akan hentikan bisnis consumer pada akhir tahun lalu di China sebagai bagian dari penyesuaian strategi global.
Selain regulator, Fraser juga bertemu dengan the head of the Chinese People’s Association for Friendship with Foreign Countries pada Selasa, 6 Juni 2023. Ia menuturkan, Amerika Serikat (AS) dan China harus memperkuat dialog dan kerja sama di bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama.
Kunjungan Fraser ini menambah daftar panjang kunjungan serupa oleh CEO dari sektor teknologi, perbankan, fesyen dan manufaktur yang menunjukkan bisnis-bisnis besar barat yang berkepentingan dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Hal tersebut menunjukkan pelaku usaha tertarik untuk kembali ke China setelah pembukaan kembali.
Perjalanan Fraser setelah kunjungan ke China oleh Elon Musk pekan lalu. Produsen mobil listrik ini bersedia untuk terus memperluas operasinya di China. Demikian disampaikan Musk selama kunjungan singkatnya.
CEO JPMorgan Jamie Dimon juga mengatakan selama kunjungan baru-baru ini ke China, “tidak akan ada pemisahan” antara Washington dan Beijing.
Selain CEO tersebut, CEO Siemens Roland Busch juga akan berada di China pada Juni 2023 yang merupkana kunjungan kedua pada 2023, demikian dilaporkan Global Times.
Busch akan mengumumkan rencana baru untuk pasar China dan menghadiri forum ekonomi digital di Beijing.
Kata Pengamat Terkait Sejumlah CEO AS Kunjungi China Usai Pembukaan Kembali
Sebelumnya pada Februari 2023, CEO barang mewah Kerry, Francois Henri Pinault kunjungi China untuk ukur pangsa pasar.
Selanjutnya pada Maret 2023, Busch bergabung dengan banyak CEO seperti Tim Cook dari Apple, Amin H Nasser dari Saudi Aramco, Marry Bara dari General Motors, Patrick Gelsinger dari Intel dan Ola Kaillnenius dari Mercedes Benz di Chine Development Forum. CEO tersebut memberikan keyakinan di pasar China meski ada kekhawatiran tentang China Hal ini terkait kemajuan reformasi ekonomi dan ketegangan geopolitik.
CEO Goldman Sachs David Solomon juga telah melakukan perjalanan ke China dalam beberapa bulan terakhir. Dalam kunjungan ke China, Solomon bertemu dengan regulator, China’s sovereign wealth fund, dan universitas.
Transcontinental China menyebutkan satu benang merah penting dari kunjungan para CEO tersebut adalah mereka belum banyak ungkapkan hasil perjalanan ke China kepada pubik.
Direktur Pelaksana Canada-China Business Council, Noah Fraser menuturkan, CEO yang berkunjung tidak lagi mencari kemungkinan bisnis baru melainkan fokus mempertahankan hubungan saat ini dan diskusi.
“Mereka tampaknya tetap menundukkan kepala dan akan makan siang pribadi di mana mereka dapat belajar dari orang-orang di lapangan tentang apa yang terjadi,” ujar dia.
Advertisement
Alasan CEO Amerika Serikat Segera Kunjungi China
Sebelum melakukan perjalanan ke China, CEO AS telah mencari panduan tentang bagaimana perluasan undang-undang China dapat mempengaruhi mereka, demikian menurut anggota asosiasi perdagangan AS yang enggan disebutkan namanya.
Kamar Dagang Uni Eropa menyatakan dalam sebuah pernyataan kalau bisnis yang beroperasi di China selalu menerapkan beberapa tingkat kehati-hatian dan sekarang menyesuaikan diri dengan perubahan di area yang mungkin dianggap sensitif. Goldman menolak berkomentar dan Tesla tidka menanggai permintaan.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China menyatakan seringnya kunjungan CEO Amerika Serikat dipandang sebagai “mosi percaya” dalam ekonomi China. Disebutkan juga China memiliki hak untuk melindungi keamanan nasionalnya melalui undang-undang dalam negeri.
Sementara itu, bulan lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menuturkan, pihaknya antisipasi mencairnya hubungan yang tegang dengan Beijing “segera”. Sebelumnya ketegangan meningkat pada 2023 seiring pembatasan ekspor AS pada semikonduktor dan kekhawatiran tentang keamanan data.
Namun, CEO global dinilai ingin pelajari kondisi setelah tiga tahun larangan ketat terkait COVID-19 yang cegah akses ke China.
Head of China Strategis Group, Christopher Johnson menuturkan, jika ingin berada di China harus menunjukkan komitmen yang cukup terhadpa pasar China.
“Pada saat yang sama, CEO juga harus melakukannya tanpa berselisih dengan pemerintah AS,” dan itu tugas yang sangat sulit,” ujar dia.