Liputan6.com, Jakarta - Saat ini jamu gendong semakin langka dipasaran, seolah tergantikan dengan jenis jamu yang didistribusikan secara kekinian lewat media sosial maupun penjualan daring. Namun rasa segar jamu gendong karena selalu dibuat segar setiap hari semakin sulit dicari.
Hal inilah yang menjadi pertimbangan Zacky Irwandi sebagai Founder Lestari Jamuku dan Intan Rahmaningtyas sebagai Co-Founder ketika akan membuat brand jamu. Sejak awal 2019 mereka meriset berbagai rasa jamu yang beredar di pasaran karena ingin menjebatani ekspektasi ketika orang yang suka minum jamu.
Advertisement
"Di awal kita full riset di rasa, kita menemukan ada gap (jarak) konsistensi rasa jamu gendong dan jamu yang bisa dibeli online, banyak di antaranya resepnya yang nggak sesuai," ungkap Zacky Irwadi kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon, Senin, 5 Juni 2023.
Pada 2021 Lestari Jamuku akhirnya mendapatkan racikan resep jamu yang mereka rasa sudah pas dan konsisten sesuai dengan preferensi para penikmat jamu gendong. Salah satunya mereka ingin mengedepankan rasa jamu yang segar dan memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh.
"Kalau jamu beras kencur di resep aslinya berasnya digongso atau disangrai agar manfaatnya dapet, tapi kebanyakan penjual memakai beras mentah jadi manfaatnya kurang dapet," sambung Intan di kesempatan yang sama.
Menurutnya untuk jamu memang preferensi rasa bisa berubah-ubah, sebab resep jamu yang diajarkan turun-temurun hanya melalui verbal bukan tulisan. Sehingga setelah memastikan informasi dan takaran jamu yang pas, dengan percaya diri Lestari Jamuku memasarkan jamu racikannya pada Agustus 2022.
Gaet Komunitas untuk Pasarkan Produk
Berbeda dengan brand jamu modern yang memasarkan produknya pertama kali melalui penjualan daring, Lestari Jamuku justru memperkuat terlebih dahulu konsumennya secara langsung. Mereka mengenalkan jamu racikannya melalui komunitas dan kekuatan pemasaran dari mulut ke mulut.
Sasaran konsumennya adalah anak muda usia antara 25 hingga 35 tahun dengan latar belakang pendidikan tinggi dan punya ketertarikan dengan pola hidup sehat. Satu hal lagi, mereka ingin memberikan rasa nostalgia jamu gendong.
"Ada rasa yang cukup bisa mengakomodir, kita udah nggak pakai gula pasir tapi gula merah dan yang nggak ingin terlalu manis kita sediakan less sugar," tambah Intan.
Dengan rasa yang konsisten, Lestari Jamuku akhirnya mendapat pelanggan tetap dari kantor ke kantor. "Bulan ini kita masuk di e-commerce," kata Zacky.
Jamu mereka dijual Rp45 ribu untuk kemasan setengah liter, sementara Rp75 ribu untuk satu liter. Meski terbilang premium, namun ternyata pelanggannya tak begitu masalah dengan harga karena telah teredukasi dengan bagaimana produk Lestari Jamuku dibuat dengan kualitas bahan dan kesegaran rasa.
Advertisement
Kolaborasi dengan Petani Lokal dan Punya Sertifikat Halal
Bahan baku Lestari Jamuku didapat melalui kerja sama dengan petani lokal di Karang Anyar, Solo. Selain itu beras untuk jamu beras kencur dipilah satu per satu.
Begitu pula saat membuat jamu kunyit asam, mereka memilih bahan baku kunyit dengan usia tertentu. "Semua jamu kita ready to drink dari kunyit-kunyit di kebun kami sendiri yang kerja sama dengan petani," jelas Intan.
Keunggulan lainnya, ternyata untuk mendapatkan jamu yang segar adalah penggunaan botol kaca, salah satu langkah serius untuk menjaga rasa jamu tetap awet. Selain itu pemakaian botol kaca juga bertujuan untuk mengurangi pemakaian botol plastik yang tengah jadi sorotan isu lingkungan.
Lestari Jamuku juga sudah memiliki sertifikasi halal untuk kelima varian jamu mereka antara lain kunyit asam, gula asam, susu jahe, gula jahe, dan beras kencur. Varian paling laris adalah kunyit asam yang biasa dibeli oleh perempuan, belakangan varian susu jahe juga sedang jadi favorit karena dibuat dengan susu UHT low fat yang rasanya akan nikmat.
Dengan jangka waktu ketahanan produk selama 14 hari di dalam kulkas jamu tetap terasa segar dan tentunya dibuat tanpa pengawet. Per bulan penjualan mereka bisa mencapai sekitar 100 hingg 150 liter.
Pijat Jamu Indonesia
Telah jadi rahasia umum bahwa manfaat jamu tak hanya bisa didapatkan dengan cara meminum ramuannya. Dalam perpanjangan praktiknya, Anda dapat menikmati "pijat jamu," terutama bagi para perempuan pascamelahirkan.
Jenis pijat ini diulas oleh media asing asal Filipina, Manila Bulletin. Melansir laman webnya, Selasa, 6 Juni 2023, dalam ulasan tertanggal 9 Mei 2023, dijelaskan jamu adalah ramuan herbal khusus yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
"Pijat jamu menggunakan campuran herbal ini yang dibuat jadi minyak khusus, krim, atau pasta dan dioleskan ke tubuh," sebut outlet itu. Selain sebagai pijat pascamelahirkan, pijat jamu juga bertujuan membuang kelebihan cairan dan "angin" dari tubuh.
"Minyak khusus dipijat di tubuh dan setelah itu, pasta herbal dioleskan di perut dan bahan pengikat dibungkus rapat untuk membantu kulit yang meregang kembali mengencang," kata mereka. "Ada yang menyebut pijat jamu sebagai pijat pelangsing juga karena hal ini."
"Terkadang, pijat payudara juga disertakan untuk membantu merangsang laktasi. Pijat jamu bukanlah pijat sekali praktik, dengan biasanya membutuhkan beberapa sesi," tulis publikasi itu.
Kendati relatif aman, izin dan saran dari dokter Anda, terutama apabila memiliki komplikasi sebelumnya atau masalah kesehatan lain, tetap disarankan. "Di samping itu, carilah praktisi atau terapis terlatih yang dapat melakukan pijat jamu dengan baik. Terkadang, dokter Anda mungkin memiliki rekomendasi di mana menemukan mereka," jelasnya.
Advertisement