Dorong Partisipasi Perempuan dalam Posisi Kepemimpinan, Empowering Women Rilis Buku dan Komunitas Perempuan

Kearney, perusahaan konsultan strategi global dan perusahaan executive global mengadakan acara “Empowering Women”, sebuah forum yang membahas mengenai kebutuhan akan peningkatan representasi perempuan pada posisi kepemimpinan di tempat kerja. Acara ini meluncurkan buku Empowering Women: A Collection of Thought to Advance the Workplace dan IGNITE, sebuah komunitas untuk pemimpin perempuan.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 09 Jun 2023, 13:04 WIB
Peluncuran Buku Empowering Women: A Collection of Thought to Advance the Workplace. (Doc: Adelia Septi Viranti)

Liputan6.com, Jakarta - Kearney, perusahaan konsultan strategi global dan perusahaan executive global mengadakan acara “Empowering Women”, sebuah forum yang membahas mengenai kebutuhan akan peningkatan representasi perempuan pada posisi kepemimpinan di tempat kerja.

Acara yang diselenggarakan dan didukung oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) ini meluncurkan buku Empowering Women: A Collection of Thought to Advance the Workplace. Buku ini menampilkan kisah-kisah perempuan yang berhasil menembus berbagai batasan untuk menjadi pemimpin yang sukses di bidangnya.

Kesetaraan gender merupakan isu yang penting dan perlu diatasi di banyak masyarakat di seluruh dunia. Kesetaraan gender mengacu pada prinsip bahwa setiap individu, tidak peduli jenis kelaminnya, untuk memiliki hak yang sama dalam segala aspek kehidupan, termasuk di tempat kerja.

Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi bagian yang sangat penting bagi seluruh stakeholder kehidupan. Namun, pada kenyataannya, masih terdapat kesenjangan kesetaraan gender yang terjadi di berbagai bidang kehidupan.

“Walau partisipasi perempuan di lingkungan kerja telah mencapai 50%, namun pada level manager persentse ini turun menjadi sekitar 33%, pada level senior manajemen menjadi 24%, dan level CEO merosot menjadi 6%. Menurut studi, dibutuhkan 132 tahun untuk dapat menutupi kesenjangan kesetaraan gender di dunia,” ujar Shirley Santoso, Partner dan President Director Kearney Indonesia, pada Acara Empowering Women yang dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (8/6/2023).

Lebih lanjut, Shirley Santoso menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah hal yang dapat dilakukan untuk semua gender. Rendahnya partisipasi perempuan dalam posisi kepemimpinan bukan disebabkan oleh kurangnya ambisi atau kemampuan perempuan, namun disebabkan oleh sistem yang dihadapi oleh perempuan. Perubahan secara struktural, dan membangun sistem kerja yang suportif merupakan salah satu yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada perempuan.


Peluncuran Buku Empowering Women: A Collection of Thought to Advance the Workplace.

Peluncuran Buku Empowering Women: A Collection of Thought to Advance the Workplace. (Doc: Adelia Septi Viranti)

Kesetaraan gender menjadi suatu hal penting dalam posisi kepemimpinan yang digunakan untuk menambah wawasan baru, skill set yang dibutuhkan, dan juga memastikan bahwa suara perempuan akan didengar. Salah satu tantangan dalam kesetaraan gender adalah kurangnya dukungan dari mentor dan lingkungan sekitar tentang pentingnya peran perempuan.

“Oleh karena itu, berkat dukungan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Indonesia Stock Exchange (IDX) untuk meluncurkan buku dan komunitas yang bertujuan untuk menjadi sarana pembelajaran bagi seluruh perempuan dalam mengeksplorasi kepemimpinan mereka.” Ujar Shirley Santoso, dalam kesempatan yang sama.

Dalam buku ini, para pembaca akan mendapat pengetahuan dan juga wawasan mengenai tantangan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai posisi kepemimpinan. Melalui buku ini, diharapkan para wanita di Indonesia dapat termotivasi untuk mencapai kesuksesan dalam karir mereka.

“Organisasi harus memanfaatkan momentum ini, mengakui bakat besar yang ada di antara anggota mereka, dan mengambil langkah-langkah yang sadar menuju kesetaraan gender. Para pemimpin, terlepas dari jenis kelamin, harus menghapus hambatan sistemik dan menjadi pahlawan keberagaman dan inklusi, dari ruang rapat hingga garis depan,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam kata pengantar buku tersebut.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi turut berkata dalam pengantar buku, “Perempuan masih kerap menghadapi banyak bias dan diskriminasi. Berbagai industri dan posisi kepemimpinan tetap didominasi laki-laki. Banyak perempuan juga berjuang untuk menemukan work-life balance. Terlepas dalam kondisi tersebut, saya terdorong untuk melihat kemajuan peran perempuan di masyarakat dalam beberapa dekade terakhir.”


Tujuan Peluncuran Buku Empowering Women: A Collection of Thought to Advance the Workplace.

Peluncuran Buku Empowering Women: A Collection of Thought to Advance the Workplace. (Doc: Adelia Septi Viranti)

Dalam kehidupan, perempuan seringkali menghadapi kendala dan hambatan dalam mencapai posisi kepemimpinan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perempuan mengalami hal tersebut, salah satunya adalah kebijakan dan struktur organisasi di tempat kerja, dan kurangnya model peran dan mentor perempuan dalam posisi kepemimpinan.

“Secara historis, perempuan masih kurang terwakili dalam peran-peran kepemimpinan yang mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kemajuan sosial,” ujar Imam Rachman, President Director Bursa Efek Indonesia, dalam acara Empowering Women.

Menurut Shirley Santoso, buku ini menjadi sebuah wujud perayaan dari beberapa pemimpin perempuan yang luar biasa dan panutan saat ini. Buku ini juga dapat menjadi panduan bagi perempuan bertalenta yang bercita-cita untuk bergabung dan mengikuti perjalanna mereka. Hal ini menjadi panggilan bagi kita semua untuk mengenali dan mendukung potensi kepemimpinan perempuan dan mendefinisikan kembali masa depan tempat kerja di mana perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk memimpin.


Selain Buku, Acara ini Meluncurkan Komunitas Bagi Pemimpin Perempuan

Peluncuran Buku Empowering Women: A Collection of Thought to Advance the Workplace. (Doc: Adelia Septi Viranti)

Selain meluncurkan sebuah buku dengan judul Empowering Women: A Collection of Thought to Advance the Workplace, acara ini juga turut meluncurkan IGNITE, sebuah komunitas untuk pemimpin perempuan professional, yang dikembangkan oleh Kearney dan Egon Zehnder, serta bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE).

Dijelaskan dalam buku, komunitas ini mengidentifikasi empat pilar utama yang dijadikan sebagai pilar utama sebagai langkah yang diperlukan untuk memberdayakan perempuan dan mendefinisikan ulang masa depan tempat kerja bagi perempuan, yaitu 1) Attract (Menarik), 2) Nurture (Membina), 3) Retain (Mempertahankan), dan 4) New Ways of Working (Cara Kerja Baru).

“IGNITE merupakan suatu platform mentorship yang berguna untuk mendukung, mempromosikan, dan memberdayakan para pelajar perempuan untuk tumbuh secara professional dan dapat mencapai posisi eksekutif. Melalui berbagai program mentoring yang diberikan, IGNITE menghubungkan calon pemimpin perempuan bertalenta dengan para eksekutif perempuan sukses dan berpengalaman yang dapat membimbing, memberikan tantangan, dan memberdayakan mereka dalam meraih potensi tertingginya,” ujar Henny Purnamawati, Managing Director untuk Egon Zehnder Indonesia.

Infografis Kasus Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya