Liputan6.com, Jakarta Harga minyak jatuh lebih dari USD 3 per barel pada hari Kamis setelah Gedung Putih menyebut laporan berita bahwa AS dan Iran mungkin mendekati kesepakatan ekspor minyak.
Harga minyak dunia turun tajam pada laporan tersebut, yang mengutip dua sumber tanpa nama yang mengatakan bahwa Iran dan AS mendekati kesepakatan sementara yang akan memperdagangkan beberapa keringanan sanksi sebagai imbalan untuk mengurangi pengayaan uranium Iran.
Advertisement
Tetapi perdagangan terbalik karena skeptisisme bahwa sanksi minyak akan segera dicabut dan setelah Gedung Putih mengatakan laporan itu salah.
Dikutip dari CNBC, Jumat (9/6/2023), harga minyak mentah Brent turun 1,29% menjadi USD 75,96 per barel, setelah sebelumnya turun sebanyak USD 3. Minyak mentah antara West Texas Intermediate AS turun 1,71%, atau USD 1,24, menjadi USD 71,29.
"Laporan ini salah dan menyesatkan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengacu pada sebuah artikel di situs Middle East Eye.
Perintah eksekutif AS tahun 2018 memulihkan sanksi yang menargetkan sektor minyak, perbankan, dan transportasi Iran setelah pemerintahan Trump membatalkan kesepakatan nuklir tahun 2015.
Stok Minyak AS
Kenaikan persediaan bensin AS yang lebih besar dari perkiraan juga menimbulkan kekhawatiran atas permintaan, sementara stok minyak mentah AS mencatat penurunan kecil sebesar 451.000 barel.
Pada pertemuan OPEC + pada hari Minggu, Arab Saudi mengatakan akan memangkas produksi minyak mentahnya sebesar 1 juta barel per hari pada bulan Juli di atas kesepakatan yang lebih luas untuk membatasi pasokan hingga 2024 karena kelompok produsen berusaha untuk meningkatkan harga yang lesu.
Sentimen Suku Bunga AS
Ada konsensus yang berkembang bahwa bank sentral akan melewatkan kenaikan suku bunga, yang dapat mengangkat harga minyak bahkan sebelum penurunan pasokan mulai menguras persediaan minyak global, tambah Varga.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan Federal Reserve AS tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni. Tetapi minoritas yang signifikan mengharapkan setidaknya satu peningkatan lagi tahun ini.
Namun, kenaikan suku bunga yang mengejutkan di Kanada memberi investor pengingat kedua mereka dalam minggu ini, setelah pengetatan kebijakan moneter bank sentral Australia, bahwa lonjakan suku bunga global belum selesai.
Advertisement
Dolar AS Melemah
Dolar AS sedikit lebih lemah pada hari Kamis, membuat minyak lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Kedua tolok ukur minyak naik sekitar 1% pada hari Rabu, didukung oleh rencana Saudi, meskipun kenaikan tetap dibatasi oleh meningkatnya stok bahan bakar AS dan data ekonomi China yang lemah.