Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah acara “Empowering Women” yang diselenggarakan dan didukung oleh Bursa Efek Indonesia pada Kamis (8/6/2023) di Jakarta Selatan, perusahaan konsultan strategi global Kearney dan perusahaan executive global menuncurkan buku Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the Workplace
Peluncurkan buku tersebut dijadikan sebagai wujud perayaan dari beberapa pemimpin perempuan yang luar biasa, dan diharapkan dapat menjadi panutan bagi perempuan-perempuan lain yang bertalenta agar dapat meraih mimpinya dan mengikuti perjalanan mereka dalam meraih posisi kepemimpinan.
Advertisement
Selain buku, acara ini juga meluncurkan sebuah komunitas yang bernama IGNITE. Komunitas ini menjadi perkumpulan bagi pemimpin perusahaan professional yang dikembangkan oleh Kearney dan Egon Zehnder, serta bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Business Coalition for Woman Empowerment (IBCWE).
“Program ini penting sekali untuk membangun networking platform. Hal ini mengapa program IGNITE membuka ke seluruh anggota KADIN dan IDX, supaya dapat merambah list company di Indonesia,” ujar ujar Shirley Santoso, Partner dan President Director Kearney Indonesia, pada door stop yang dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (8/6/2023).
“Tidak hanya di kota besar, program ini juga dilakukan di daerah-daerah pelosok Indonesia. Hal ini karena adanya organisasi KADIN di daerah walaupun memang ingin merambah ke Internasional.” lanjutnya dalam kesempatan yang sama.
4 Pilar Utama Dijadikan Sebagai Langkah
Berkaitan dengan buku “Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the Workplace,”, Kearney dan Egon Zehnder melakukan survei terhadap lebih dari 200 perempuan dan wawancara dengan lebih dari 30 perempuan pemimpin di seluruh Asia Tenggara untuk mendapatkan pandangan mereka tentang masa depan pekerjaan dari sisi perempuan.
Dari survei yang sudah dilakukan, terdapat 4 pilar utama yang diperlukan untuk memberdayakan dan mendefinisikan kembali masa depan tempat kerja bagi perempuan, yaitu 1) Nurture (Membina), 2) Retain (Mempertahankan), 3) Attract (Menarik), dan New Ways of Working (Cara Kerja Baru).
Masing-masing dari pilar tersebut memiliki perannya masing-masing sebagai langkah yang diperlukan bagi perempuan untuk menemukan masa depan tempat kerjanya. Masing-masing pilar juga memiliki pengaruh yang signifikan bagi perempuan untuk meraih posisi kepemimpinan.
Berikut penjelasan 4 pilar utama tersebut:
Advertisement
1. Attract: Menarik pekerja perempuan
Untuk menarik kandidat, perusahaan dan organisasi harus mempertimbangkan cara menarik talenta perempuan dan menyampaikan nilai tempat kerja yang beragam dan inklusif, serta berkomunikasi mengenai pandangan, kemajuan, dan tujuan mereka mengenai keragaman gender.
“Menurut saya, salah satu cara yang dapat membantu meningkatkan karir perempuan adalah dengan membantu mereka meningkatkan kepercayaan diri. Ini adalah konsep yang relatif mendasar, tetapi banyak perempuan yang masih berjuang untuk mengatasi hal ini. Oleh karena itu, membantu mereka membangun kepercayaan diri mungkin adalah cara yang tepat untuk membina dan mendukung masa depan mereka.” Ujar Norlida Azmi, Chief People Officer Axiata Group.
2. Nurture: Membina dan mengembangkan bakat perempuan
Dalam organisasi atau perusahaan, sangat penting bagi perempuan untuk merasa diterima dengan memiliki panutan kuat dari sesame perempuan, ditambah dengan akses ke sponsor, serta komitmen kepemimpinan. Hal ini akan memberikan dampak yang baik bagi perempuan dalam mengembangkan kontribusi dan talenta yang dimilikinya.
Alexandra Iskandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, menuturkan bahwa Bank Mandiri membuka kesempatan bagi para orang tua, terutama para ibu, untuk bekerja secara fleksibel.
“Untuk karyawan perempuan kami yang berminat mengembangkan karir, kami support penuh dengan memberikan pelatihan, workshop, dan mentorship,” lanjutnya.
Alexandra mengatakan, Bank Mandiri mengalami kemajuan signifikan dalam penerapan kesetaraan gender. Pada tahun 2021, karyawan perempuan mencapai 43%, dan 30% dari mereka memegang peran kepemimpinan
3. Retain: Mempertahankan pekerja perempuan
Perusahaan dan organisasi harus memperioritaskan kembali peran perempuan dalam ruang lingkup pekerjaan. Salah satu tantangan yang sering dihadapi para pekerja perempuan adalah mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Salah satu alasan utama perempuan meninggalkan pekerjaannya adalah karena kurangnya kesempatan untuk berkembang secara profesional dan pribadi.
Ira Eddymurthy, Founding Partner Konsultan Hukum SSEK, adalah salah satu eksekutif yang secara terbuka membagikan kisahnya dalam buku tersebut,
“Membangun lingkungan kerja yang terasa seperti keluarga kedua dapat menyediakan tempat yang aman di mana semua karyawan diperlakukan dengan baik. Sangat penting agar semua orang dapat berbicara tentang pekerjaan dan keluarga, terutama selama pandemi. Kondisi seperti ini mendukung karyawan saat bekerja dari rumah.” ujarnya.
4. New Ways of Working: Cara Kerja Baru
Adanya COVID-19 membuat industri harus beradaptasi dengan tempat kerja dan cara kerja yang baru. Hal ini harus dilakukan untuk membangun lingkungan kerja jarak jauh yang berkelanjutan.
Samira Shihab, CEO Tinkerlust mengungkapkan bahwa melalui cara kerja yang baru, ia tidak hanya memberikan fleksibilitas kerja kepada karyawan perempuannya tetapi juga kepada karyawan laki-laki.
“Banyak ayah mengalami tantangan yang sama seperti ibu, seperti mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Saya percaya jika kita ingin mendorong perempuan untuk terus tumbuh, kita juga harus mendukung pasangannya,” jelasnya
Advertisement