Bursa Saham Asia Melesat Usai S&P 500 Sentuh Level Tertinggi, Investor Cermati Inflasi China.

Bursa saham Asia Pasifik mendaki pada perdagangan Jumat (9/6/2023) setelah indeks S&P 500 sentuh rekor tertinggi baru pada 2023. Investor akan cermati data ekonomi China seperti inflasi.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Jun 2023, 08:29 WIB
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (9/6/2023) setelah indeks S&P 500 sentuh rekor tertinggi baru pada 2023. Selain itu, indeks Dow Jones mencatat kenaikan dalam tiga sesi. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (9/6/2023) setelah indeks S&P 500 sentuh rekor tertinggi baru pada 2023. Selain itu, indeks Dow Jones mencatat kenaikan dalam tiga sesi.

Dikutip dari CNBC, Jumat pekan ini, kunci utama pada pekan depan yaitu pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada 13 dan 14 Juni 2023 terutama setelah klaim pengangguran meningkat dari yang diharapkan ke level tertinggi sejak Oktober 2021. Ini tanda potensial pasar tenaga kerja melemah setelah lebih dari satu tahun the Fed kerek suku bunga.

Investor Asia akan mengamati indeks harga konsumen China pada Mei 2023 setelah negara tersebut melihat tingkat inflasinya turun menjadi hanya 0,1 persen pada April 2023, titik terendah sejak November 2020. Sementara itu, harga produsen diperkirakan turun 4,3 persen pada Mei 2023, menurut survei Reuters yang akan menandai level terendah sejak pertengahan 2016.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 1,16 persen dan membalikkan beberapa koreksi dalam dua hari terakhir. Indeks Topix mendaki 0,78 persen. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik tipis 0,39 persen. Indeks Kosdaq bertambah 0,76 persen. Indeks Australia ASX 200 naik 0,28 persen.

Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di posisi 19.379 dari penutupan sebelumnya 19.299,18.

Sedangkan di wall street, tiga indeks acuan menguat dengan indeks Nasdaq memimpin kenaikan dan naik 1,02 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,62 persen dan indeks Dow Jones mendaki 0,5 persen.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 8 Juni 2023

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang berhenti reli. Di sisi lain, investor juga menilai lebih lanjut data ekonomi yang dirilis pekan ini.

Dikutip dari CNBC, indeks saham Australia melemah 0,26 persen ke posisi 7.099,7 dan alami koreksi tiga hari berturut-turut. Hal ini terjadi setelah surplus perdagangan turun lebih dari yang diperkirkaan menjadi 11,16 miliar dolar Australia (USD 7,4 miliar) pada April.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 memperpanjang koreksi dari Rabu di tengah sesi yang bergejolak. Indeks Nikkei 225 melemah 0,85 persen dan ditutup ke posisi 31.641,27. Indeks Topix melemah 0,67 persen ke posisi 2.191,5.

Produk domestik bruto (PDB) tahunan Jepang pada kuartal I 2023 direvisi menjadi 2,7 persen, lebih tinggi dari 1,9 persen yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei oleh Reuters. PDB tersebut juga lebih tinggi dari rilis awal 1,6 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah tipis 0,18 persen ke posisi 2.610,85. Indeks Kosdaq tergelincir 0,52 persen ke posisi 876,13.

Indeks Hang Seng Hong Kong memperpanjang reli pada perdagangan Rabu pekan ini, dan naik 0,12 persen. Sedangkan bursa saham China melawan tren dan membalikkan penurunan sebelumnya.

Indeks Shanghai naik 0,49 persen ke posisi 3.213,59 dan indeks Shenzhen merosot 0,13 persen ke posisi 10.722,87, dan menguat dari level terendah dalam tujuh bulan.

Bank sentral India telah mempertahankan suku bunga 6,5 persen untuk dua kalinya berturut-turut, sesuai dengan harapan dari ekonom yang disurvei Reuters.


Penutupan Wall Street pada 8 Juni 2023

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, bursa Amerika Serikat menguat karena pasar membangun kenaikan baru-baru ini. Pasar saham atau wallstreet juga terdorong para pedagang yang menantikan rilis data inflasi utama pada pekan depan serta pengumuman kebijakan terbaru Federal Reserve.

Melansir laman CNBC, Dow Jones Industrial Average menguat 168,59 poin, atau 0,5%, ditutup ke posisi 33.833,61. Sedangkan S&P 500 diperdagangkan 0,62% lebih tinggi dan berakhir ke posisi 4.293,93. Ini merupakan level penutupan tertinggi di tahun 2023. Nasdaq Composite naik 1,02%, ditutup pada 13.238,52.

Amazon mendorong saham teknologi lebih tinggi setelah komentar analis yang bullish. Saham raksasa e-commerce itu naik 2,5% dan membantu Dana SPDR Sektor Pilih Teknologi (XLK) naik lebih dari 1%. S&P 500 menghampiri sesi penuruman tetapi masih dalam jarak yang sangat dekat dari level kunci 4.300.

Indeks pasar yang lebih luas juga mencapai level tertinggi sejak Agustus minggu ini, menambah reli 2,7% sampai saat ini. Indeks lebih tinggi 11,8% tahun ini.

Saham-saham berkapitalisasi kecil telah menunjukkan kekuatan dalam beberapa pekan terakhir. Russel 2000 naik 7,5% di bulan Juni dan hampir 7% tahun ini, menunjukkan ekonomi yang berpotensi lebih tangguh di luar ledakan teknologi besar. Namun, indeks turun 0,4% pada hari Kamis.

“Untuk semua orang yang sangat prihatin dengan sempitnya reli, ada sedikit rotasi yang terjadi pada beberapa saham siklis dan nilai yang lebih rendah. … Jadi secara keseluruhan, aktivitasnya cukup sehat,” kata Ross Mayfield, Analis Strategi investasi di Baird.

 


Investor Bertahan

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Investor tampaknya berada dalam pola bertahan sambil menunggu pertemuan kebijakan Fed yang akan datang pada 13 dan 14 Juni.

Tanda-tanda ekonomi menunjukkan bahwa inflasi turun tipis, meski tetap di atas target 2% bank sentral. Mayfield menambahkan bahwa Fed mungkin "merasa sedikit lebih nyaman berhenti di bulan Juni, dengan banyak pilihan hingga Juli dan seterusnya."

Data baru yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan klaim pengangguran awal mencapai level tertinggi sejak Oktober 2021, menunjukkan potensi pelemahan pasar tenaga kerja. Kenaikan juga meningkatkan harapan bahwa Fed akan menghentikan kampanye kenaikan suku bunga pada pertemuan minggu depan.

Namun, Mayfield mencatat jeda belum tentu berarti mengakhiri kampanye kenaikan tarifnya. Dia mengatakan keputusan Bank of Canada untuk melanjutkan menaikkan suku bunga setelah jeda awal pekan ini dapat "menambah warna pada keputusan Fed."

Pasar menilai peluang sekitar 72% bahwa Fed mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan berikutnya, menurut CME FedWatch Tool.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya