Lippo Karawaci Luncurkan Agenda Keberlanjutan 2030, Bantu UMKM hingga Pangkas Emisi Bangunan

Agenda Keberlanjutan Lippo Karawaci di 2030 menyelaraskan kebijakan perusahaan dan rencana pertumbuhan bisnis dengan tujuan dan strategi keberlanjutan, serta memastikan bahwa Lippo mengambil pandangan jangka panjang tentang ESG saat bertransisi menuju masa depan yang berkelanjutan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Jun 2023, 14:50 WIB
CEO PT Lippo Karawaci John Riady (kiri). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meluncurkan Agenda Keberlanjutan 2030. Dalam agenda ini ditargetkan bisa menciptakan dampak positif bagi semua pemangku kepentingan.

Group chief executive officer (CEO) Lippo Karawaci John Riady mengatakan, Lippo Karawaci berkomitmen untuk mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif berskala besar bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk bagi generasi mendatang.

"Kami dengan bangga mengumumkan peluncuran Agenda Keberlanjutan 2030, yang mengartikulasikan ambisi ESG kami melalui hasil nyata dan memberikan dampak berarti bagi para pemangku kepentingan," kata John Riady dalam keterangan tertulis, Jumat (9/6/2023).

"Dengan melihat kemajuan kami terhadap tujuan yang terukur, kami juga berupaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kinerja ESG kami," tambah dia. 

John melanjutkan, agenda Keberlanjutan Lippo Karawaci di 2030 menyelaraskan kebijakan perusahaan dan rencana pertumbuhan bisnis dengan tujuan dan strategi keberlanjutan, serta memastikan bahwa Lippo mengambil pandangan jangka panjang tentang ESG saat bertransisi menuju masa depan yang berkelanjutan.

"Agenda ini sejalan dengan upaya keberlanjutan Lippo Karawaci untuk memperkuat kinerja operasional dan keberlanjutan keuangan Perusahaan di seluruh segmen bisnis. Perusahaan berharap dapat bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk bersama-sama mencapai tujuan di babak baru dalam perjalanan keberlanjutan kami," kata dia. 

Di bawah Agenda Keberlanjutan 2030, Lippo Karawaci secara terbuka berkomitmen untuk mencapai serangkaian target Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) holistik yang akan mendorong kinerja keberlanjutan Perusahaan, menciptakan dampak positif bagi para pemangku kepentingan, dan pada akhirnya memajukan Agenda Pembangunan Berkelanjutan Indonesia 2030.

 


Pilar Utama

Generasi Ketiga Lippo yang juga menjabat sebagai CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady. (Istimewa)

Agenda Keberlanjutan 2030 Lippo Karawaci dibangun di atas Kerangka Kerja Keberlanjutan, yang menguraikan prioritas ESG di empat pilar utama, yaitu:

  1. Meningkatkan Kualitas Hidup
  2. Peduli Terhadap Lingkungan
  3. Berinvestasi pada Sumber Daya Manusia
  4. Mengedepankan Praktik Terbaik.

1. Meningkatkan Kualitas Hidup

Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, memberikan peluang sosial ekonomi bagi masyarakat lokal, dan berinovasi untuk memperkaya pengalaman pelanggan.

  • Minimal 90% rumah terjual dengan harga di bawah Rp 2 miliar setiap tahunnya.
  • Rumah sakit dan klinik di lebih dari 60% provinsi di Indonesia, dengan lebih dari 40% portofolio rumah sakit berlokasi di luar Jawa
  • 3.000 kegiatan komunitas di bawah PASTI pada tahun 2030 (kumulatif) 
  • 30.000 UMKM didukung di bawah PASTI3 pada tahun 2030 (kumulatif).

2. Peduli Terhadap Lingkungan

Meningkatkan efisiensi sumber daya, mengembangkan produk dan proses yang lebih ramah lingkungan, dan memitigasi risiko iklim sambil memanfaatkan peluang baru.

  • Pengurangan intensitas emisi bangunan sebesar 35% pada tahun 2035, dengan pengurangan sebesar 15% pada tahun 2030
  • 20% konsumsi air dari sumber yang berkelanjutan pada tahun 2030
  • 30% peningkatan volume air olahan dari sumber berkelanjutan pada tahun 2030
  • Jumlah sampah yang dialihkan dari TPA menjadi dua kali lipat pada tahun 2030. 

3. Berinvestasi pada Sumber Daya Manusia

Menciptakan tempat kerja yang adil dan inklusif, memprioritaskan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan, serta memberdayakan staf untuk mencapai potensi penuh mereka.

  • Tidak ada korban jiwa dan cedera konsekuensi tinggi
  • ≤ 1 Tingkat Frekuensi Cedera Total Tercatat (TRIFR)
  • Rata-rata 40 jam pelatihan per karyawan
  • Menggandakan jam pelatihan ESG pada tahun 2030 

4.Mengedepankan Praktik Terbaik

Menegakkan standar tertinggi tata kelola perusahaan, mempromosikan praktik berkelanjutan di seluruh rantai nilai, dan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam kinerja ESG.

  • 100% penyelesaian latihan Kode Etik dan kebijakan anti korupsi
  • Tidak ada kasus ketidakpatuhan terhadap hukum dan peraturan yang mengakibatkan denda dan/atau sanksi
  • Tidak ada kasus hukum korupsi, penipuan dan penyuapan
  • Merumuskan Kebijakan Pengadaan Secara Berkelanjutan Grup, dan mensosialisasikan persyaratan kepada vendor.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya