Tari Gambyong dan Tari Gambir Anom, 2 Tarian Selamat Datang dari Jawa Tengah

Kedua tarian ini konon sudah ada sejak zaman kerajaan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 11 Jun 2023, 07:00 WIB
Tari Gambyong (sumber: Dispar Surakarta)

Liputan6.com, Solo - Selain sebagai bentuk kesenian dan sarana hiburan, tarian tradisional juga memiliki beberapa fungsinya masing-masing. Salah satu fungsi tarian tradisional adalah sebagai tarian selamat datang.

Tarian selamat datang khusus digunakan untuk menyambut tamu. Salah satu daerah yang memiliki tarian ini adalah Jawa Tengah.

Mengutip dari surakarta.go.id, tarian tradisional khas Jawa Tengah yang digunakan untuk menyambut tamu adalah tari gambyong dan tari gambir anom. Kedua tarian ini konon sudah ada sejak zaman kerajaan.

Tari Gambyong

Dahulu, tari gambyong merupakan tarian tunggal yang hanya dibawakan oleh seorang penari. Pada masa dahulu, tari gambyong dipertunjukkan sebelum kegiatan menanam padi. Penari tersebut digambarkan sebagai Dewi Sri yang merupakan simbol dewi pemberi kesuburan.

Seiring perubahan zaman, jumlah penari dalam tarian gambyong pun bertambah menjadi 3-5 penari. Tarian ini juga mulai ditampilkan saat ada acara adat maupun pagelaran budaya, baik itu pernikahan, khitanan, maupun acara keagamaan. 

Tarian ini semakin berkembang dan melahirkan variasi-variasi tarian lain, di antaranya tari gambyong pareanom dan tari gambyong pangkur. Kedua tarian tersebut masih menggunakan gerakan dasar seperti yang ada pada tari gambyong, yaitu tarian tayub atau tledhek.

Adapun tarian gambyong lebih memusatkan gerakan pada kaki, lengan, tubuh, dan kepala. Hal itu dibarengi dengan pandangan mata yang bergerak mengikuti arah jari-jari tangan.

Tari Gambir Anom

Dahulu, tari gambir anom hanya ditampilkan di lingkungan keraton. Tarian ini juga hanya dipentaskan oleh pria.

Namun, seiring perkembangan zaman, tarian ini mulai digelar di luar keraton. Bahkan, penari wanita juga bisa membawakan tarian ini.

Dalam setiap gerakannya, tari gambir anom seolah menggambarkan seseorang yang sedang dimabuk asmara. Gerakan pada tarian ini cenderung lebih lemah gemulai saat ditarikan.

Setidaknya, ada sekitar 30 gerakan yang menjadi elemen penting dalam tarian ini. Gerakan-gerakan tersebut merupakan penggambaran emosi cinta, mulai dari awal munculnya perasaan jatuh cinta hingga proses pendekatan.

Sementara itu, tari gambir anom sebagai tarian penyambut tamu bermula saat lingkungan keraton sering mendapatkan tamu-tamu penting dari luar keraton. Tari gambir anom juga kerap digunakan sebagai ungkapan rasa syukur dalam setiap situasi, baik saat menyambut pergantian tahun, pernikahan, maupun festival budaya tertentu.  

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya