Petani Tebu Tak Perlu Pusing Lagi Cari Modal, Bakal Ada Pembiayaan Dana Bergulir

Saat ini LPDB-KUMKM tengah membahas skema pembiayaan dana bergulir untuk petani tebu melalui koperasi dalam rangka mendukung program ketahanan pangan komoditi gula.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Jun 2023, 16:30 WIB
Saat ini LPDB-KUMKM tengah membahas skema pembiayaan dana bergulir untuk petani tebu melalui koperasi dalam rangka mendukung program ketahanan pangan komoditi gula. (AFP Photo/Prakash Singh)

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mengembangkan ekosistem bisnis komoditi gula dari sektor koperasi dan petani tebu, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) tengah menjajaki kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Upaya sinergi ini dilakukan bersama dengan PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) atau Sugar Co yang merupakan Sub Holding Komoditi Gula PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang ditugaskan untuk mengelola seluruh pabrik gula milik PTPN Group di seluruh Indonesia.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, saat ini pihaknya tengah membahas skema pembiayaan dana bergulir untuk petani tebu melalui koperasi dalam rangka mendukung program ketahanan pangan komoditi gula.

"Jadi kami tengah membahas bersama PT SGN mengenai ekosistem pembiayaan dari dana bergulir LPDB-KUMKM kepada para petani tebu melalui koperasi, jadi nanti ada kerja sama tiga pihak antara LPDB-KUMKM, PT SGN, dan Koperasi," ujar Supomo dalam keterangannya.

Supomo menambahkan, sebagai Sub Holding Komoditi Gula PTPN III (Persero), nantinya kedepan dalam kerja sama ini PT SGN akan melakukan verifikasi lahan pertanian tebu, manajemen pola tanam, hingga tahap akhir yakni lelang gula.

"Jadi intinya ekosistem pembiayaan awal dari LPDB-KUMKM sampai penjualan hasil gula itu coba kita amankan dalam ekosistem yang sehat," kata Supomo.

Pembiayaan Petani Tebu

Kedepan, lanjut Supomo, pihaknya bersama dengan PT SGN akan segera menerbitkan payung hukum bersama yakni perjanjian kerja sama untuk menjalankan program sinergi ini.

Sebab, dengan adanya perjanjian kerja sama ini, maka akan semakin membantu para petani tebu dan juga koperasi untuk tumbuh dan berkembang, serta terlibat dalam rantai pasok pangan komoditi gula nasional.

"Kami akan segera membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT SGN agar posisi masing-masing jelas dalam program ini. Dan ini kedepan harapannya ketahanan pangan gula tercapai, para petani jelas pembiayaan dari mana, dan semakin punya pendapatan yang lebih tinggi karena mendapatkan pembiayaan yang terjangkau dari LPDB-KUMKM dan bisa menurunkan biaya produksi budidayanya," jelas Supomo.

Pihaknya juga akan mereplikasi program sinergi bersama ini ke berbagai daerah yang memiliki potensi komoditi gula."Ini akan kami replikasi ke berbagai daerah, sampai ke Makassar juga sedang proses bersama PTPN 14," pungkas Supomo.


Demi Ketahanan Pangan, BUMN Kini Bisa Tanam Tebu di Hutan

Sebelumnya, Perum Perhutani dan PT Fajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau Holding BUMN Pangan ID Food bekerja sama dalam membudidayakan tanaman tebu. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

Sinergi ini diwujudkan dalam penandatanganan Head of Agreement (HoA) Kerjasama Pemanfaatan Kawasan Hutan Untuk Kegiatan Budidaya Terutama Tanaman Tebu Guna Mendukung Ketahanan Pangan.

Kerja sama ini ditandatangani oleh Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro dan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Frans Marganda Tambunan di Gedung Graha Perhutani lantai XX, Jakarta, Jumat (30/12/2022).

Dalam sambutannya, Wahyu Kuncoro menyampaikan budidaya tebu di kawasan hutan dilaksanakan dalam rangka menunjang program pemerintah dalam ketahanan pangan. Untuk itu pemerintah menerbitkan Permen LHK no. 81 tahun 2016 tentang kerjasama penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan untuk mendukung ketahanan pangan.

Sejak diterbitkannya PermenLHK No. 81 Tahun 2016 tersebut, Perum Perhutani telah menyediakan lahan seluas 23.708 ha.

“Pengembangan tebu di lahan hutan banyak tantangannya, perlu sinergi dengan berbagai pihak agar program ini berhasil, pemanfaatan lahan hutan untuk tebu telah dipayungi secara legal oleh pemerintah oleh karena itu kita harus menjalankannya,” paparnya dalam keterangan resmi, Jumat (30/12/2022).

Sementara itu Direktur Utama Holding pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan menyampaikan langkah ini sebagai upaya mendukung pemerintah dalam berswasembada gula melalui perbaikan hulu pangan. Holding Pangan ID FOOD, kata dia, mengoptimalkan pemberdayaan lahan untuk berbudidaya tebu sinergi Perum Perhutani.

“Untuk mengoptimalkan produksi tebu, bersama Perhutani kami bersinergi memberdayakan lahan kawasan hutan di area Jawa Barat dan Jawa Timur untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan budidaya tebu, melakukan pendampingan dan jaminan offtake hasil budidaya tebu,” ucap Frans.


Sistem Resi Gudang

Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Pesantren, Kediri, Jatim pada akhir September lalu. Bulog hanya membeli sekitar 100 ribu ton, sehingga sebagian petani terpaksa menjual gula dengan harga di bawah Rp 9.000 per Kg. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dukungan lainnya dalam hal swasembada gula, lanjut Frans, ID FOOD merupakan perusahaan BUMN satu-satunya di Indonesia yang mengimplementasikan Sistem Resi Gudang (SRG) gula pertama di Indonesia. Salah satunya untuk membantu peningkatan kesejahteraan petani tebu dengan realisasi sebanyak 96 resi senilai 40.202 ton atau setara Rp 320 Miliar.

Menurutnya, kolaborasi budidaya tebu ini pun dapat menjadi peluang untuk peningkatan kesejahteraan petani tebu kedepannya. Sinergi yang akan berlangsung selama 2 tahun ke depan ini mencakup pemanfaatan kawasan hutan, pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan budidaya tanaman tebu, peningkatan produksi dan produktivitas kegiatan budidaya tanaman tebu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya