Liputan6.com, Jakarta Sumatra Selatan menyimpan sejuta potensi alam yang luar biasa. Salah satu wilayah di Sumatra Selatan menghadirkan keindahan alam yang mampu memanjakan mata adalah Pagar Alam. Yup, Pagar Alam memiliki keelokan alami nan memesona bagi siapa pun yang berkunjung ke sana.
Salah satu destinasi favorit di Pagar alam adalah Gunung Dempo. Gunung tertinggi di Sumatra Selatan yang berada di 3195 mrdpl tersebut menjadi primadona bagi para pendaki gunung di seluruh Indonesia. Banyak pendaki yang ingin menjajal kontur dan track pendakian gunung yang termasuk ke dalam bagian dari deretan Pegunungan Bukit Barisan ini.
Advertisement
Eits, tapi harus diingat, Gunung Dempo ini masih masuk dalam kategori gunung api aktif, lho. Uniknya, gunung ini memiliki dua puncak dan di salah satu puncaknya, terdapat kawah yang mampu menghasilkan corak warna yang indah, mulai dari hijau, biru muda, hingga abu-abu.
Jalur Pendakian Gunung Dempo
Seperti disebutkan sebelumnya, Gunung Dempo memiliki dua puncak yang bisa didaki, yakni Top Dempo dan Kawah Marapi. Dua puncak tersebut dapat didaki melalui tiga jalur pendakian, yaitu via jalur Kampung IV, via Tugu Rimau, dan via jalur Jarai.
Dari tiga jalur tersebut, hanya dua jalur resmi yang direkomendasikan, yaitu jalur Kampung IV dan Tugu Rimau. Jalur Kampung IV terbilang menjadi jalur favorit para pendaki, khususnya pemula. Trek pendakian di jalur ini flat atau landai, jadi tidak menguras banyak tenaga.
Jika melewati jalur ini, para pendaki juga akan melewati sebuah makam atau petilasan dari tetua warga Kampung Dempo. Jalur Jampung IV memakan waktu sekitar 9 hingga 10 jam (normal) untuk sampai ke puncak Kawah Marapi.
Jalur kedua yang bisa dilewati oleh pendaki adalah Tugu Rimau. Jalur ini biasa dilewati oleh pendaki senior. Bisa dibilang, jalur pendakian ini curam dan terjal, serta intkgat kesulitannya tinggi.
Ketika memilih untuk melewati jalur ini, pendaki akan melewati 'hutan mati' yang sempat mengalami kebakaran pada tahun 2016 di anatara shelter 1 dan 2. Karena trek-nya yang curam dan terjal, jalur ini dapat memangkas waktu, yakni hanya sekitar 4 hingga 5 jam (normal) untuk mencapai puncak.
Advertisement
Kepercayaan yang Berkembang
Sama seperti gunung lainnya di Indonesia, Gunung Dempo tak lepas dari kepercayaan yang terbentuk dari leluhur masyarakat sekitar. Salah satu kepercayaan yang kerap terjadi di sini adalah sebuah burung jalak hitam yang mengikuti pendaki hingga ke puncak.
Burung tersebut dapat ditemui setelah pendaki melewati shelter 1 gunung ini. Berdasarkan kepercayaan masyarakat yang berkembang, burung ini merupakan penjaga Gunung Dempo.
Selain itu, kepercayaan lainnya adalah mengumandangkan azan ketika ingin mendaki ke puncak. Hal itu dilakukan untuk merubah cuaca yang sebelumnya berkabut pekat hingga berangsur menghilang, dan cerah.
Apa kalian percaya dengan kepercayaan yang berkembang tersebut? Yup, kalau tidak percaya, setidaknya dihormati ya kepercayaan tersebut.
Nah, kalian tertarik untuk mendaki Gunung Dempo dengan berbagai keindahan alamnya? Persiapkan beberapa hal dahulu, ya. Salah satu yang harus dipersiapkan adalah tas dan sepatu gunung yang propper saat dibawa untuk mendaki. Anda bisa memilih tas dan sepatu gunung yang memiliki merek sama dengan gunung yang ada di Swiss, ya!
(*)