Liputan6.com, Jakarta Guna menciptakan ekosistem digital yang dapat mendukung peningkatan layanan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan kembali menggelar ajang Healthkathon 2.0.
Dalam ajang Healthkathon 2.0 tersebut, terdapat tiga kategori yang dilombakan. Pertama, capture flag untuk cyber security yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Kedua, Data Analytics and Visualization dan ketiga, Innovation System yang bisa diikuti oleh peserta umum atau dari mahasiswa dan pelajar.
Advertisement
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan menyebut bahwa kemajuan teknologi memberikan dampak besar terhadap laju perkembangan sistem informasi. Dirinya mengatakan, Program JKN tengah melakukan transformasi mutu layanan untuk menghadirkan layanan berbasis digital yang lebih mudah, cepat, dan setara.
“Dengan cakupan kepesertaan JKN yang kian meningkat dan tuntutan peserta dan stakeholder untuk peningkatan mutu layanan, maka organisasi harus bergerak cepat dalam melakukan perubahan," katanya dalam kegiatan Grand Launching dan Open Registration Healthkathon 2.0, Jumat (9/6/2023).
"Maka dari itu, BPJS Kesehatan secara rutin membuka wadah bagi masyarakat yang memiliki kreatifitas yang tinggi untuk berpartisipasi dengan harapan bisa menciptakan ide-ide cemerlang dan menjadi solusi untuk peningkatan pengelolaan sistem di BPJS Kesehatan,” tambah Edwin.
Ia mengatakan bahwa memasuki era saat ini, talenta yang ahli di bidang teknologi informasi sangat besar. Hal ini perlu diberikan wadah dan pematangan agar kemampuan yang dimiliki dapat berkembang.
“Harapan kami, kompetisi BPJS Kesehatan Healthkathon 2.0 ini menjadi kegiatan untuk menampung ide kreatif serta ajang untuk berkolaborasi demi peningkatan mutu layanan Program JKN. Kami juga membuka wadah bagi para peserta yang ikut untuk dilakukan bimbingan agar kemampuan yang dimiliki semakin terarah,” kata Edwin.
Sistem Keamanan yang Tinggi
Founder Vexanium Blokchain, Danny Baskara mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi di Indonesia sudah sangat baik. Sebagai praktisi, dirinya berharap teknologi informasi yang dikembangkan bisa semakin baik sehingga bisa menghadirkan sistem keamanan data yang tinggi khususnya untuk layanan kesehatan.
Selain itu, CTO Alteera Two Point Five, Sofian Hadiwijaya mengatakan bahwa talenta teknologi informasi di Indonesia sudah sangat banyak.
"Potensi talenta teknologi informasi di Indonesia juga sangat dibutuhkan oleh perusahan-perusahaan di Indonesia hingga di luar negeri," katanya dalam sesi webinar Healthkathon 2.0.
Selain itu, Sofian menilai layanan kesehatan di Indonesia harus diperkuat dengan sistem teknologi informasi. Ia menyebut, adanya kompetisi ini bisa menjadi jembatan bagi peserta agar layanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan semakin mudah dirasakan oleh masyarakat.
“Ini merupakan ajang bagi masyarakat untuk menyalurkan ide terbaiknya agar dilihat oleh para pemangku kepentingan untuk mewujudkan layanan kesehatan yang terbaik di Indonesia,” tutup Sofian.
Untuk kalian yang ingin berpartisipasi dalam kompetisi tersebut, bisa mengunggah ide kreatif mulai dari tanggal 9 Juni hingga 31 Juli 2023. Lalu, untuk babak seleksi serta penjurian, akan dilakukan di bulan Agustus 2023 dan pemenang akan diumumkan pada September 2023.
(*)
Advertisement