Liputan6.com, Kherson - Ratusan warga di Kherson angkat suara via Telegram usai bendungan Kakhovka jebol di tengah perang melawan Rusia. Banyak warga yang kesulitan makan dan minum.
Dilaporkan BBC, Jumat (9/6/2023), seorang wanita bernama Svitlana berkata ada 35 orang terjebak di sisi sungai Dnipro yang diduduki Rusia.
Advertisement
"Mereka semua berada di atap terdekat, anak-anak berteriak dan menangis," ujar Svitlana.
"Tiga hari tanpa makan dan minum. Kami mati pelan-pelang. Tolong, tolong," lanjutnya.
Netizen lain berkata: "Tolong urgent! Ada nenek kelahiran 1939 dan wanita kelahiran 1958 yang punya disabilitas. Mereka perlu dievakuasi. Tolong!"
Mayoritas orang yang meminta pertolongan berada di sisi kiri Dnipro yang diduduki oleh Rusia. Ada daftar lokal yang menulis nama-nama setidaknya 150 orang yang menghilang. Relawan juga menolong para hewan untuk menyelamatkan diri dari banjir.
Pejabat di Kherson menyarankan agar para relawan untuk berhenti dulu sebab Rusia menyerang daerah tersebut pada Kamis (8/6).
Berbagai netizen di Ukraina turut membuka pintu mereka bagi orang-orang yang dievakuasi. Pemerintah Ukraina menyalahkan Rusia atas hancurnya bendungan tersebut, namun Rusia membantah.
Pertolongan PBB
Sebelumnya, Presiden Zelensky mengkritik keras PBB dan Palang Merah Internasional karena dinilai lambat menolong warga di Kherson.
Pihak PBB membantah tudingan tersebut dan berkata sudah mengirim pertolongan secara cepat dan ada lima truk lori yang akan tiba hari ini yang membawa persediaan untuk para korban.
Koordinator pejabat kemanusiaan PBB, Denise Brown, menyebut daerah yang terkena banjir bisa dianggap sebagai area yang terkontaminasi ranjau. Selain itu, ratusan ribu orang kurang akses air minum. Persediaan air pun telah tercemar oleh air limbah, pestisida, dan zat-zat kimia lain.
Satelit Cuaca Rusia Diklaim Bisa Pantau Seluruh Ukraina dari Luar Angkasa
Sebelumnya dilaporkan, Rusia belum lama ini dilaporkan meluncurkan satelit baru ke luar angkasa. Konsep satelit itu adalah untuk memantau cuaca, tetapi ternyata digunakan untuk memantau Ukraina selama perang.
Satelit itu bernama Kondor-FKA. Menurut laporan Bulgarian Military, Kamis (8/6), satelit untuk dibuat oleh Russian Aerospace Forces (VKS) dan diluncurkan oleh perusahaan BUMN Rusia Roscosmos.
Awalnya, Roscosmos menyebut satelit itu untuk mendapatkan foto meteorologis, namun media Rusia Sputnik berkata ada tujuan militer pada satelit tersebut.
Sputnik mendapatkan informasi dari anggota kementerian pertahanan Rusia yang mengklaim satelit Kondor-FKA itu bisa memantau seluruh Ukraina pada dua kali sehari, serta negara-negara sekitar Ukraina.
"Ia mampu mendeteksi objek-objek militer di jarak radar dengan resolusi dalam satu meter," ujar sumber tersebut.
Sebelumnya, media pemerintah Rusia TASS mengutip ucapan mantan intelijen AS Scott Ritter. Ia berkata satelit itu bisa melihat tembus awan atau hujan
Scott Ritter menyebut pihak Ukraina tidak bisa menyembunyikan apa pun lagi dari Rusia karena adanya satelit ini. Ritter juga berkata satelit-satelit serupa akan terus diluncurkan Rusia, sehingga bisa mengubah jalannya perang.
Situs Bulgarian Military melaporkan bahwa satelit Rusia ini bisa menjadi kabar buruk bagi Ukraina, sebab satelitnya bisa memperlihatkan rute suplai milik Ukraina yang datang dari negara-negara Barat.
Advertisement