Kinerja Keuangan Berangsur Pulih, Garuda Indonesia Masuk Daftar Pemeringkatan Forbes Global 2000

Garuda Indonesia masuk dalam peringkat 1.572 serta menjadi satu-satunya perusahaan transportasi nasional yang berhasil masuk dalam pemeringkatan global tersebut

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Jun 2023, 13:13 WIB
Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berhasil masuk dalam daftar pemeringkatan Forbes Global 2000, yang merupakan pemeringkatan perusahaan publik dengan indikator kinerja korporasi yang menjanjikan.

Garuda Indonesia masuk dalam peringkat 1.572 serta menjadi satu-satunya perusahaan transportasi nasional yang berhasil masuk dalam pemeringkatan global tersebut.

Pemeringkatan oleh majalah Forbes itu resmi diumumkan pada hari ini, Sabtu 10 Juni 2023 yang disusun menggunakan empat metrik, yakni penjualan, laba, aset dan nilai pasar. Adapun data yang digunakan mengacu pada laporan keuangan perusahaan dalam 12 bulan terakhir, yang tersedia per 5 Mei 2023.

"Masuknya Garuda Indonesia dalam daftar pemeringkatan tersebut menjadi sebuah rekognisi tersendiri bagi kami di Garuda Indonesia khususnya ditengah langkah transformasi kinerja yang terus dioptimalkan pasca dirampungkannya restrukturisasi," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan resmi.

"Hal ini turut menjadi optimisme tersendiri atas outlook kinerja Perusahaan kedepannya terus akan kami optimalkan dengan fundamen kinerja yang terus menunjukan kinerja positif," imbuh Irfan.

Sepanjang 2022, Garuda berhasil membukukan laba usaha sebesar USD 3,7 miliar. Salah satunya dikontribusikan oleh laba buku hasil restrukturisasi. Selain itu, Laba Garuda Indonesia pada periode tersebut sejalan dengan pendapatan usaha yang tercatat sebesar USD 2,1 miliar. Jumlah ini naik sekitar 57 persen dari pencapaian tahun sebelumnya, yakni USD 1,33 miliar.

Pendapatan usaha yang berasal dari penerbangan berjadwal turut naik hingga 62,3 persen diikuti oleh pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal yang juga mencatatkan kenaikan signifikan yang mencapai angka 98,5 persen.

“Dengan landasan kinerja Perseroan yang semakin sehat, langkah berkesinambungan Perseroan dalam memaksimalkan pertumbuhan kinerja tentunya akan terus kami lakukan di tahun 2023 secara terukur dan proporsional, dengan memaksimalkan profitabilitas dan peningkatan alat produksi yang turut diselaraskan dengan upaya diversifikasi dan peningkatan layanan penerbangan full-service,” tutup Irfan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya