Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan partainya membuka diri apabila muncul poros keempat di Pilpres 2024. Dia pun membuka peluang Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berpasangan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Ya (Golkar) buka diri aja banyak-banyak. Golkar jadi cantik gitu. Bisa saja (Airlangga-Cak Imin). Tadi saya bilang jangan buru-buru ada Cak Imin, sama Zulhas," kata Aburizal Bakrie di Kantor DPP Partai Golkar Jakarta Barat, Sabtu (10/6/2023).
Advertisement
Menurut dia, Partai Golkar tak perlu terburu-buru menentukan dukungan kepada capres dan cawapres tertentu. Ical mencontohkan ketika Ma'ruf Amin diumumkan sebagai cawapres Jokowi di Pilpres 2019 di detik-detik terakhir, sebelum penutupan pendaftaran KPU.
Hal yang juga terjadi saat Prabowo Subianto mendeklarasikan Sandiaga Uno sebagai cawapresnya. Tak hanya itu, dia menyebut pendaftaran capres-cawapres juga masih beberapa bulan, sehingga masih ada kemungkinan yang akan terjadi terkait arah dukungan Partai Golkar.
"Kalau kita liat keputusan tentang Pak Ma'ruf juga kan pada satu hari menjelang deadline. Demikian juga kalau kita lihat Pak Sandi Uno dengan Pak Prabowo juga satu hari sebelum deadline," ujarnya.
"Jadi tidak perlu kita buru-buru untuk mencalonkan satu capres atau cawapres, belum ada satu partai pun yang telah menentukan sekarang," sambung Aburizal.
Poros Keempat
Sebelumnya, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengungkap ada peluang lahirnya poros keempat di Pilpres 2024. Dia menyebutnya sebagai poros Dji Sam Soe atau 234.
"Jadi poros itu bisa 4 bisa 3 bisa 2, namanya poros Dji Sam Soe, 234," ungkapnya di kantor DPP Golkar, Jakarta, Minggu (4/6).
Airlangga mengakui ada peluang membentuk poros keempat bersama dengan PAN. Dia tidak menutup kemungkinan berpasangan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Disisi lain, Partai Golkar menekankan bahwa hingga kini Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas bersama PAN dan PPP belum bubar. Hal ini menyusul PPP yang sudah mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024, dan PAN yang mulai penjajakan kerja sama politik dengan PDI Perjuangan.
"Ini kalau tanya penegasan, ditegaskan bahwa sampai hari ini KIB tetap ada dan tetap menjaga komunikasi, menjalankan kesepahaman, dan kesepakatan yang dibangun di awal," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia kepada wartawan di Kantor DPP Partai Golkar Jakarta Barat, Minggu (4/6/2023).
Nasib KIB
Dia menjelaskan bahwa KIB bersifat inklusif dan menghargai keputusan masing-masing ketua umum partai politik. Golkar pun tak mempermasalahkan apabila PPP dan PAN melakukan komunikasi dengan partai politik lain untuk memperbesar koalisi.
"KIB ini sifatnya inklusif, masing-masing ketum parpol menghargai keputusan internal masing-masing, kemudian dipersilahkan masing-masing ketum membangun komunikasi dengan ketum parpol lain, dalam rangka apa, dalam rangka untuk kalau dimungkinkan untuk memperbesar koalisi," jelasnya.
Advertisement