Liputan6.com, Jakarta - Presiden PETA atau People for the Ethical Treatment of Animals, Inggrid E. Newkirk, ingin mengirimkan sejumlah organ tubuhnya kepada Elon Musk dan beberapa tokoh terkenal lainnya ketika ia meninggal.
Dalam aksi terbarunya yang menarik perhatian dari kelompok hak asasi hewan, Newkirk mengatakan ingin mewariskan bagian tubuhnya. Tujuannya adalah untuk memastikan perjuangannya melawan eksploitasi hewan terus berlanjut setelah ia tiada.
Advertisement
Mengutip News.com Australia, Jumat (9/6/2023), Newkirk ingin membagikan jantungnya kepada Elon Musk, ususnya kepada Salt Bae yang merupakan koki terkenal, dan tulang punggungnya untuk Donald Trump. Pengumuman mengagetkan ini menjadi wasiat terakhir dari presiden PETA tersebut.
Surat wasiat asli Newkirk sebenarnya telah disusun dua dekade lalu. Namun dalam pembaruan yang diajukan kepada pengacaranya, dia mengungkapkan serangkaian wasiat untuk sejumlah tokoh terkenal.
Dijelaskan, keputusan Inggrid untuk mewariskan organ tubuhnya ke orang-orang tersebut bukannya tanpa alasan. Sebagai contoh, alasan ia mengirimkan jantungnya pada Elon Musk adalah wujud protes terhadap proyek Neuralink dari salah satu orang terkaya tersebut.
Sekadar informasi, proyek ini diduga menggunakan ratusan hewan dalam uji coba pemasangan chip.
Sementara, tulang punggung yang ingin diberikan pada Donald Trump ditujukan sebagai bentuk kritik terhadap eksploitasi perburuan trofi yang pernah dilakukan Presiden ke-45 Amerika Serikat tersebut di masa lalu.
Lalu, Salt Bae juga menjadi sasarannya karena menu makanan buatannya yang berpusat pada daging hewan.
“Dalam kasus saya, ketika saya mati, saya akan berharap untuk terus mengejutkan mereka yang menyakiti hewan, memprovokasi percakapan tentang spesiesme, dan berkampanye menentang penyalahgunaan hewan,” ujar Newkirk.
Protes Newkirk Lainnya
Selain tiga tokoh ini, Newkirk juga membidik industri fesyen dengan berencana membuat ikat pinggang dan dompet dari sebagian kulitnya.
Salah satu hasil produknya akan dikirimkan ke Hermès, sebuah rumah mode kelas atas yang terus menggunakan kulit hewan.
Dalam daftar wasiat tersebut, juga tertulis Raja Spanyol yang akan menerima salah satu telinganya. Hal ini untuk memprotes olahraga adu banteng, di mana sang matador sering memotong telinga banteng sebagai piala.
The North Face juga akan menerima kaki Newkirk sebagai teguran karena menjual produk berbahan wol. Lalu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga akan dikirimkan hatinya untuk menentang pemaksaan makan bebek dan angsa.
Advertisement
Neuralink Sempat Gunakan Hewan untuk Uji Coba
Berbicara tentang Neuralink milik Elon Musk, perusahaan ini pernah menggunakan hewan untuk uji coba hingga tidak mendapatkan izin untuk percobaan pada manusia.
Neuralink dituding menyalahgunakan subyek tes monyetnya, di mana kabar ini dibantah oleh perusahaan.
Mengutip Engadget, Maret lalu, FDA menolak pengajuan Neuralink untuk uji coba manusia, karena sebagian dilaporkan terkait matinya hewan uji coba setelah prototipe brain-computer interface (BCI) ditanamkan.
Menurut dokumen internal yang diperoleh Reuters pada bulan Desember, lebih dari 1.500 hewan telah dibunuh dalam pengembangan Neuralink BCI sejak 2018.
Inspektur Jenderal Departemen Pertanian AS (USDA) telah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan tersebut. FDA juga mengkhawatirkan tentang desain dan fungsi antarmuka saat ditanamkan pada manusia.
Neuralink Elon Musk Akhirnya Dapat Izin FDA untuk Uji Coba Tanam Chip ke Otak Manusia
Kendati demikian, kini perusahaan tersebut telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk melakukan uji klinis pertama terhadap manusia.
"Kami sangat senang untuk berbagi bahwa kami telah menerima persetujuan FDA untuk meluncurkan studi klinis manusia pertama kami!," kata perusahaan, melalui akun Twitter resminya @neuralink, dikutip Jumat (26/5/2023).
Dengan izin dari Food and Drug Administration (FDA) tersebut, Neuralink pun akan bisa mulai melakukan uji coba menanam perangkat chip mereka ke dalam kepala manusia.
"Ini adalah hasil kerja luar biasa oleh tim Neuralink dalam kerja sama erat dengan FDA dan merupakan langkah penting pertama yang suatu hari akan memungkinkan teknologi kami membantu banyak orang," tulis Neuralink.
Advertisement