Aktivis NU Tolak Rencana Penerapan 5 Hari Sekolah SD di Cilacap

Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) di Cilacap, Jawa Tengah menolak rencana penerapan lima hari sekolah untuk sekolah dasar (SD)

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 12 Jun 2023, 00:30 WIB
Ilustrasi – Santri TPQ di Kalikudi, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) di Cilacap, Jawa Tengah menolak rencana penerapan lima hari sekolah untuk sekolah dasar (SD).

Pegiat NU Cilacap yang juga pengelola TPQ dan madrasah diniyah, Taufik Hidayatullah mengatakan lima hari sekolah berpotensi mematikan aktivitas belajar agama siswa.

Sebab, selama ini siswa SD belajar agama dan Al-Qur’an di TPQ dan madrasah diniyah. Sementara, di SD sendiri pelajaran agama sangat kurang. Karenanya, siswa SD belajar agama sepulang sekolah.

Pertimbangan lainnya, infrastruktur di SD juga masih kurang untuk menunjang lima hari sekolah. Misalnya, jumlah ruangan, jumlah guru dan lain sebagainya. Terlebih, sebagian SD berada di pedesaan sehingga karakteristiknya berbeda dengan sekolah perkotaan.

“Terus terang kami merasakan keberatan-kebaratan. Apalagi kami berada di desa. Sekolah-sekolah dasar kita belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk melaksanakan lima hari sekolah. Karena keterbatasan jumlah ruang, keterbatasan guru," ucap Taufik.

Menurut Taufik, Penerapan lima hari sekolah masuk akal diterapkan di jenjang SLTP ke atas. Sebab, infrastruktur SMP sederajat ke atas lebih memadai dan memungkinkan penerapan lima hari sekolah. Di samping itu, lazimnya siswa SMP sudah lulus madrasah diniyah sehingga relatif telah memiliki dasar ilmu agama yang cukup.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Penjelasan Dinas Pendidikan Cilacap

Antusias murid kelas 1 saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Dasar (SD) Negeri Jati 06 Pagi, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (11/7/2022). Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta memulai Tahun Ajaran Baru 2022/2023 pada hari ini secara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Sadmoko Danardono menyatakan kebijakan 5 hari sekolah di lingkungan pemerintah Kabupaten Cilacap masih merupakan konsep yang butuh pengkajian lebih lanjut.

Tentang dokumen paparan yang sudah beredar di masyarakat, ungkap Sadmoko, juga dipastikan masih merupakan konsep. Oleh karenanya harus clear dulu di awal dalam menanggapinya.

“Termasuk kehadiran saya di Kantor Nahdlatu Ulama (NU) Cilacap saat ini merupakan bentuk serap aspirasi, turun gunung, dan karenanya Saya menyampaikan terima kasih,” saat berkunjung ke Kantor PCNU Cilacap, Jumat (09/6/2023), dikutip dari laman PCNU Cilacap, Minggu.

Sadmoko tergerak untuk memberikan klarifikasi agar simpang siur di masyarakat bisa dijernihkan. Sembari berharap, masyarakat bersabar dulu.

“Sampai detik ini, 5 hari sekolah masih berbentuk konsep, ini untuk dipahami oleh seluruh masyarakat. Artinya, pemberlakuannya di Kabupaten Cilacap masih membutuhkan masukan dari banyak pihak, ” kata Sadmoko.

Sadmoko menegaskan, tidak benar bahwa pemberlakuan 5 hari sekolah dalam waktu dekat ini. Pihaknya memandang perlu mendengarkan lebih banyak lagi masukan dari berbagai pihak terkait 5 hari sekolah. Pihaknya mengaku sudah berkordinasi dengan Kementerian Agama Kabupaten Cilacap.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya