Liputan6.com, Tuban - Pertandingan sepak bola pada babak delapan besar Bupati Tuban Cup di Stadion Bumi Wali Tuban, sempat memanas dan di warnai kericuhan, Minggu 11 Juni 2023.
Kericuhan itu terjadi saat pertandingan mempertemukan kesebelasan Margosuko FC Bancar melawan tim Andalas Putra Asal Kecamatan Palang Tuban.
Advertisement
Kericuhan itu dipicu ketika saat salah satu pemain Margosuko terjatuh di pojok lapangan pada menit terakhir babak kedua. Kondisi itu membuat protes para pemain karena tim lawan ditengarai mencoba mengulur waktu atas ketinggalan skor 0-1.
Sontak, aksi saling protes para pemain dari kedua kesebelasan tidak bisa dihindarkan atas kejadian itu. Bahkan, mereka juga memprotes kebijakan wasit yang diduga kurang tegas dalam memimpin jalannya pertandingan.
Kondisi tersebut menyulut emosi ratusan suporter Palang yang berada di tribun timur. Hingga akhirnya, lemparan botol air mineral dari atas tribun ke dalam lapangan pertandingan tak bisa dihindarkan.
Aksi kecaman diatas tribun pun dilontarkan para supporter. Minimnya aparat keamanan di lokasi kejadian membuat suasana kian tak terkendali. Oleh sebab itu, pertandingan sempat dihentikan sementara oleh wasit pada tambahan waktu di babak kedua.
Suasana kian memanas ketika sejumlah ofisial tim kesebelasan ikut melakukan protes terhadap jalannya pertandingan tersebut. Termasuk, salah satu ofisial Margosuko FC terpaksa diusir dari stadion pertandingan yang diduga sebagai provokator.
Lalu ketegangan para pemain dan suporter meredam ketika aparat keamanan beserta panitia pertandingan terus memberikan imbauan untuk tenang. Setelah itu, pertandingan dilanjutkan oleh wasit dan kemenangan diraih kesebelasan Margosuko FC dengan skor 1-0.
Usia pertandingan, penonton yang berada di tribun barat juga terlihat melalukan protes atas hasil pertandingan. Protes itu dilakukan dengan cara membakar banner bertuliskan Margosuko FC, dan gambar Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.
Insiden kericuhan pada pertandingan tersebut sangat disayangkan oleh Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Tuban. Kemudian, pihaknya akan melakukan evaluasi pasca kejadian agar kejadian serupa tidak terjadi pada pertandingan lanjutan semifinal.
“Kita evaluasi kejadian ini,” ungkap Ketua Askab PSSI Tuban, Budi Sulistyo, ketika dikonfirmasi usia terjadi kericuhan pertandingan.
Sanksi Menanti
Pihaknya juga tengah mempelajari sejumlah pemain dan ofisial yang ditengarai memicu kericuhan saat pertandingan tengah berjalan. Bahkan, nantinya ketika ditemukan pelanggaran akan dikenakan sanksi tegas sesuai aturan yang berlaku.
“Kita akan pelajari, dan jika ada pelanggaran tentunya akan diberikan sanksi secara tegas,” tegas Budi panggilan akrab Ketua Askab PSSI Tuban.
Kendati demikian, dirinya bersyukur sejak pertandingan awal sampai delapan besar ini belum ada insiden yang luar biasa, dan baru diakhir pertandingan delapan besar ini ada keributan. Sehingga, ini menjadi pelajar berharga bagi kepengurusan kedepannya.
Lebih lanjut, Budi membeberkan setelah ini akan dilakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk menghadapi pertandingan semifinal Bupati Tuban Cup 2023. Termasuk, sampai saat ini panitia masih menunggu laporan kronologi kejadian dari pengawas pertandingan (PP).
“Jumlah personil kita akan koordinasi dengan pihak keamanan, dan saya masih menunggu laporan kronologi dari PP,” jelasnya.
Dari pertandingan tersebut, tercatat sebanyak empat tim memastikan lolos babak semifinal Bupati Tuban Cup 2023.
Empat tim tersebut adalah kesebelasan Socorejo Jenu, Lanange Jagat, Banjarjo FC, dan Margosuko FC menjadi empat tim yang menggenggam tiket ke semifinal usai mengalahkan Andalas Putra Palang.
Advertisement