Serangan Balik Ukraina Diklaim Sukses Rebut Kembali 3 Desa dari Rusia

Tiga desa di Donetsk yang diklaim Ukraina berhasil direbut kembali dari Rusia adalah Blahodatne, Neskuchne, dan Makarivka.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Jun 2023, 08:07 WIB
Seperti dilansir AFP, Senin (5/6/2023), Kiev selama berbulan-bulan menyatakan sedang mempersiapkan serangan balasan secara besar-besaran, dengan tujuan merebut kembali wilayah-wilayah yang diduduki pasukan Rusia sejak invasi dilancarkan pada Februari 2022. (Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Liputan6.com, Kyiv - Ukraina mengklaim telah membebaskan tiga desa di tenggara wilayahnya pasca melancarkan serangan balasan terhadap Rusia. Pada Sabtu (10/6/2023), Presiden Volodymyr Zelensky mengonfirmasi bahwa serangan balasan telah dimulai.

Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan pasukan Ukraina mengibarkan bendera Ukraina di luar gedung yang terbakar di Blahodatne. Video lain menunjukkan pasukan Ukraina mengumumkan bahwa Neskuchne di wilayah Donetsk kembali berada di bawah bendera Ukraina.

Dalam video terpisah, Wakil Menteri Ukraina Pertahanan Hanna Maliar mengklaim bahwa pasukan Ukraina juga telah merebut Desa Makarivka. Demikian seperti dilansir BBC, Senin (12/6).

Blahodatne, yang memiliki populasi sebelum perang hanya 1.000 penduduk, disebut telah menjadi pusat pertempuran sengit dalam beberapa hari terakhir. Desa itu terletak di jalan menuju Kota Mariupol dan sejumlah analis memperkirakan bahwa Ukraina dapat merebut kembali kota pelabuhan itu dalam beberapa bulan mendatang.

Beberapa analis lainnya berspekulasi bahwa Ukraina ingin memutus jembatan darat antara Krimea yang diduduki Rusia dan Donetsk, mengisolasi pasukan Rusia di Krimea.

Di timur, pasukan Ukraina mengaku telah maju di dekat Kota Bakhmut, medan perang Ukraina yang panjang dan mematikan. Meski demikian, pejabat senior di Kyiv menolak untuk mengomentari secara spesifik kemajuan tersebut.

Kepala intelijen Ukraina Kyrylo Budanov pada Minggu (11/6) merilis sebuah video, mengulangi slogan "plans love silence", yang melambangkan kerahasiaan di balik serangan balasan terhadap Rusia.

Tingkat operasi Ukraina masih belum jelas, namun think tank yang berbasis di AS, Institue for the Study of War (WAR) mengungkapkan pada Sabtu bahwa pasukan Ukraina menyerang setidaknya di empat area garis depan.

Sementara itu, Rusia hingga saat ini belum mengonfirmasi jatuhnya desa manapun, alih-alih bicara tentang memukul mundur serangan Ukraina.

Ukraina mengalami sejumlah kemunduran saat menyelidiki benteng Rusia. Sekelompok tentara Ukraina mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa mereka kehilangan beberapa kendaraan tempur Bradley buatan Amerika Serikat (AS) dalam serangan di tenggara Provinsi Zaporizhzhia pada Kamis (8/6).

Enam dari sembilan kendaraan hancur, kata mereka, menambahkan bahwa mereka khawatir seseorang telah membocorkan informasi tentang rencana mereka.

Analis menyoroti kesulitan yang dihadapi Ukraina dalam mencoba menembus garis yang telah diperkuat Rusia selama berbulan-bulan. Tapi di daerah lain pasukan Kyiv dikabarkan telah menembus garis depan dalam serangan mekanis selama akhir pekan, dengan mengerahkan tank Leopard-2 pabrikan Jerman.


Ukraina Tuduh Rusia Serang Bendungan Lain

Jebolnya bendungan, yang sudah lama dikhawatirkan kedua belah pihak, menambah dimensi baru yang menakjubkan dalam perang Ukraina, yang sekarang memasuki bulan ke-16. Pasukan Ukraina secara luas dilaporkan bergerak maju melalui serangan balasan yang telah lama diantisipasi di sepanjang lebih dari 1.000 kilometer garis depan di timur dan selatan. (AP Photo/Libkos)

Dalam perkembangan terpisah, Ukraina mengatakan Rusia telah meledakkan bendungan lain di wilayah Zaporizhzhia. Menurut Ukraina, bendungan itu diledakkan oleh pasukan Rusia, yang telah menguasainya sejak Februari 2022.

Juru bicara militer Ukraina Valeriy Shershen mengatakan bahwa pasukan Rusia memilih meledakkan bendungan di dekat Desa Novodarivka, yang "menyebabkan banjir di kedua tepi Sungai Mokri Yaly".

Shershen mengatakan bahwa Rusia sengaja meledakkan bendungan di wilayah tersebut untuk menghentikan kemajuan Ukraina menuju daerah-daerah yang diduduki.

Sebelumnya, Ukraina dan Rusia saling tuduh atas jebolnya Bendungan Kakhovka, yang memicu banjir besar baik di wilayah yang dikuasai Ukraina maupun Rusia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya