Bos Baru Bank Dunia Minta Swasta Bantu Negara Berkembang Singkirkan Energi Fosil

Bank Dunia tengah mengupayakan perluasan kapasitas pinjaman, memungkinkan potensi pembiayaan untuk mendukung transisi energi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Jun 2023, 14:00 WIB
Mantan Kepala Eksekutif Mastercard, Ajay Banga dicalokan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebagai kandidat Presiden Bank Dunia. AFP

Liputan6.com, Jakarta - Ajay Banga mengajak Bank Dunia untuk melakukan pengambilan risiko yang terinformasi guna mendorong investor swasta agar lebih terlibat dalam membantu negara-negara berkembang menghadapi perubahan iklim, juga bertransformasi dari energi berbahan bakar fosil.

Mengutip Channel News Asia, Senin (12/6/2023) Presiden baru Bank Dunia itu mengungkapkan, pihaknya tengah mengupayakan perluasan kapasitas pinjaman, memungkinkan pembiayaan hingga "puluhan miliar" dolar untuk mendukung transisi energi.

Banga, yang mulai menjabat sebagai Presiden Bank Dunia pada 2 Juni 2023, menegaskan bahwa modal sektor swasta sangat penting karena dana dari pemerintah, filantropi, Bank Dunia, dan bank pembangunan multilateral (MDB) lainnya tidak akan pernah cukup untuk membantu negara-negara miskin beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim.

"Satu-satunya jalan ke depan adalah menemukan cara untuk membuat sektor swasta percaya bahwa ini adalah bagian dari masa depan mereka," ujar Banga, yang akan mengunjungi Peru dan Jamaika pekan ini sebagai bagian dari perjalanan mengunjungi negara-negara di setiap wilayah di mana Bank Dunia beroperasi.

"Apa yang menurut saya harus kita lakukan adalah ... menemukan cara dalam sistem MDB untuk memikirkan buku pedoman yang berbeda - untuk mengambil risiko yang tidak dapat mereka ambil," sambungnya.

Ditambahkannya, erusahaan swasta terikat untuk memberikan pengembalian bagi pemegang saham dan tidak dapat mengambil risiko yang terlibat, tetapi Bank Dunia dapat membantu.

"Itu adalah hal yang dapat kita lakukan dengan pengambilan risiko yang terinformasi," jelas Banga, mencatat bahwa energi terbarukan sekarang dalam banyak kasus lebih murah daripada bahan bakar fosil karena peningkatan penyimpanan dan durasi.


Perlu Solusi Baru

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mencalonkan mantan Kepala Eksekutif Mastercard, Ajay Banga sebagai Presiden Bank Dunia.MONEY SHARMA / AFP

Banga menambahkan, biaya listrik yang terjangkau juga menjadi titik awal utama untuk pembangunan sosial dan ekonomi di negara berkembang, tetapi solusi baru diperlukan untuk menghindari "model pertumbuhan intensif emisi" yang diikuti oleh negara maju, atau tidak ada harapan untuk membatasi emisi pada tahun 2050.

Seperti diketahui, mantas bos Mastercard Ajay Banga dinominasikan oleh AS untuk menjabat Presiden Bank Dunia karena pekerjaan sebelumnya di sektor swasta, dan dia telah berjanji untuk mengidentifikasi hambatan investasi yang lebih besar dan menemukan cara untuk memaksimalkan dampak bank tersebut.

Banga mengatakan kepada CNN bahwa dia juga akan bekerja sama dengan pemberi pinjaman multilateral dan organisasi pembangunan lainnya, mencatat bahwa dia akan bergabung dalam kunjungannya pekan ini oleh Presiden Bank Pembangunan Inter-Amerika Ilan Golfajn.

"Kami membutuhkan begitu banyak yang harus dilakukan. Kami membutuhkan semua bahu di belakang kemudi," ujarnya.


Hari Pertama Menjabat Presiden Bank Dunia, Begini Pesan Ajay Banga ke Staf

Logo Bank Dunia.

Ajay Banga telah resmi menjalani tugasnya sebagai Presiden baru Bank Dunia. 

Dalam hari pertamanya menjabat, Ajay Banga berpesan kepada 16.000 staf Bank Dunia untuk "menggandakan" upaya pembangunan dan iklim, dalam upaya mempercepat evolusi bank untuk mengatasi isu global yang paling mendesak.

Mengutip AlJazeera, Senin (5/6/2023) dalam sebuah pesan memo, mantan CEO Mastercard itu mengatakan bahwa dia akan berusaha untuk merekrut mereka yang bekerja untuk mendorong visinya mengentas kemiskinan.

"Mewujudkan ambisi kami akan mengharuskan kami berevolusi untuk memaksimalkan sumber daya dan menulis buku pedoman baru, untuk berpikir kreatif, mengambil risiko dan menjalin kemitraan baru dengan masyarakat sipil dan lembaga multilateral," tulis Banga dalam memo tersebut.

Dia juga membahas bagaimana Bank Dunia perlu menjadi lebih efisien, memangkas waktu persetujuan untuk pembiayaan proyek, yang sekarang bisa memakan waktu hingga tiga tahun.

"Prosesnya terlalu rumit dan tunduk pada berbagai mekanisme peninjauan yang tidak hanya menghabiskan waktu bertahun-tahun yang berharga tetapi juga mengikis ambisi staf," ujarnya, menyoroti defisit kepercayaan” di antara negara-negara berkembang.

Banga juga telah bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, yang mendesaknya untuk "memanfaatkan neraca bank secara maksimal" dan memobilisasi lebih banyak modal swasta.

Dalam memonya, yang memasukkan pernyataannya kepada Dewan Eksekutif Bank Dunia selama wawancara kerja pada 1 April, Banga mengatakan investasi tahunan triliunan dolar diperlukan untuk menahan risiko perubahan iklim sambil membangun sumber daya manusia serta memerangi ketidaksetaraan di kesehatan, pendidikan, dan akses keuangan.

"Kita berada pada saat kritis dalam hal kemanusiaan. Kelompok Bank Dunia diminta untuk memimpin, menggandakan upaya pembangunan dan iklim serta memberikan lebih banyak dampak dan hasil," pungkas Ajay Banga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya