Liputan6.com, Jakarta - Twitter menolak untuk membayar tagihan Google Cloud, setelah pembaruan kontraknya jatuh pada bulan ini, Juni 2023.
Advertisement
Keengganan Twitter membayar tagihan Google Cloud ini bisa berdampak pada tim kepercayaan dan terancamnya keamanan perusahaan media sosial itu.
Informasi ini diungkap oleh laporan Platformer, Sabtu lalu, dan dikutip melalui Reuters, Senin (12/6/2023).
Sekadar informasi, sebelum Elon Musk mengambil alih Twitter, perusahaan medsos microblogging ini menandatangani kontrak multi-tahun dengan Google. Antara lain terkait dengan upaya memerangi spam dan melindungi akun pengguna.
Laporan Platformer tidak memberikan rincian tentang bagaimana konflik antarperusahaan bisa menghambat tim kepercayaan dan keamanan Twitter.
Namun, The Information melaporkan, Twitter mencoba menegosiasikan kembali kontraknya dengan Google, setidaknya sejak Maret lalu.
Perlu diketahui, menurut Platformer, Twitter meng-hosting beberapa layanan di servernya dan menampung layanan lain di platform cloud Amazon dan Google.
Amazon Ancam Tahan Pembayaran Iklan ke Twitter, Gara-Gara Perusahaan Mangkir Bayar Layanan Cloud
Pada Maret lalu, menurut The Information, Amazon telah memperingatkan Twitter bahwa mereka akan menahan pembayaran iklannya karena tagihan perusahaan yang belum dibayar ke Amazon Web Services untuk layanan komputasi awan yang dipakai Twitter.
Sejak Elon Musk mengakuisisi perusahaan, Twitter memangkas biaya operasional besar-besaran, termasuk merumahkan (PHK) ribuan karyawannya di seluruh dunia.
Elon Musk memerintahkan perusahaan untuk memangkas beban infrastuktur, termasuk di antaranya beban pengeluaran untuk layanan cloud hingga USD 1 miliar. Demikian menurut sumber Reuters, November lalu.
Sementara itu, Twitter tidak segera memberikan respon atas permintaan pertanyaan. Pun demikian dengan Google yang tidak segera membalas email permintaan komentar atas kasus ini.
Advertisement
CEO Baru Twitter Linda Yaccarino Mulai Bertugas
Di sisi lain, Twitter kini punya bos baru. Linda Yaccarino, awal pekan ini secara resmi memulai pekerjaan barunya sebagai CEO Twitter. Pengangkatannya tak lama usai diumumkan Elon Musk beberapa waktu lalu.
Melalui akun Twitter-nya dengan handle @lindayacc, Yaccarino juga menulis: "Akhirnya terjadi - hari pertama dalam buku! Pantau terus…"
Dimulainya tugas Linda Yaccarino sebagai CEO Twitter lebih cepat dari pengumuman Elon Musk, ketika ia pertama kali mengumumkan sudah menunjuk pimpinan baru untuk perusahaan bulan Mei lalu.
Saat itu, Elon Musk mengatakan Yaccarino akan mulai bekerja dalam waktu sekitar enam minggu lagi. Namun, wanita 59 tahun ini ternyata sudah mulai bekerja dalam waktu tiga pekan saja.
Selain itu, dikutip dari Tech Crunch, Selasa (7/6/2023), Yaccarino juga secara mendadak mengundurkan diri dari NBCUniversal, tempat kerjanya selama hampir 12 tahun.
Pengunduran diri ini terjadi hanya beberapa hari sebelum presentasi awal perusahaan, yang merupakan acara penting untuk para pengiklan.
Twitter Kehilangan Separuh dari Pendapatan Iklan di 2022
Di akun Twitter-nya, sehari sebelum resmi menjabat, Linda Yaccarino mengungkapkan, Twitter juga menggaet Joe Benarroch. Joe sendiri adalah mantan eksekutif NBCUniversal untuk fokus di operasional bisnis.
Di hari pertama Yaccarino, Elon Musk menggelar acara di Twitter Space, bersama dengan Robert F. Kennedy Jr., yang berkampanye melawan Presiden Joe Biden, dalam pemilihan calon presiden dari Partai Demokrat.
Twitter mengklaim acara yang digelar di platformnya ini mendapatkan sekitar 60.000 pendengar puncak.
Dalam Space itu, Elon Musk juga mengungkapkan Twitter telah kehilangan lebih dari setengah pendapatan iklannya, semenjak dia secara resmi mengambil alih perusahaan bulan Oktober 2022.
Advertisement