Liputan6.com, Jakarta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta publik tak mengkaitkan pertemuan Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan luka masa lalu antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Bagi saya beginilah sesungguhnya, kenapa sih kita itu menjadi bangsa yang selalu mengorek-ngorek luka, mengorek-ngorek masa lalu, mengorek-ngorek sesuatu yang inginnya wartawan itu kalau nggak negatif nggak jadi berita," ujar Ketua DPP PDIP Said Abdullah di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Advertisement
Bagi Said, fokus PDIP saat ini adalah terus bergerak ke depan membangun bangsa dengan semangat gotong royong.
“Karena itu, PDIP membuka pintu selebar-lebarnya dengan partai politik lain menyosong Pilpres 2024 termasuk partai Demokrat,” jelas dia.
PDIP Tak Berniat Rusak Koalisi Perubahan
Said mengatakan langkah Ketua DPP PDIP Puan Maharani menginisiasi pertemuan dengan AHY bukan sesuatu yang aneh. Sebab Partai Demokrat adalah salah satu partai peserta Pemilu 2024 yang memiliki hak yang sama dalam kontestasi.
“Demokrat itu partai politik, perlu kami ajak bicara, perlu ajak komunikasi. Jangan kemudian begitu bertemu, wah ini nanti PDIP akan ngerusak koalisi, mana bisa kamu punya niat seperti itu, tidaklah," Said menandasi.
AHY Sambut Ajakan Bertemu Puan, Demokrat Dinilai akan Bermanuver Kejar Kursi Cawapres
Analis politik Arifki Chaniago mengaku tidak kaget dengan rencana pertemuan kedua elite partai besar itu. Sebab, ajakan yang datang dari Puan Maharani tersebut menjadi sesuatu yang sudah lama dinantikan.
"Partai Demokrat sudah menjadi partai oposisi selama pemerintahan Jokowi. Makanya, pada pilpres 2024 Demokrat tidak ingin lagi menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan berusaha mendapatkan peluang sebesar-besarnya. Baik untuk partainya atau pun AHY," kata Arifki dalam keterangannya, Senin (12/6/2023).
Meski pertemuan kedua elite itu nanti hanya sebatas silaturahmi, namun Arifki yakin tidak menutup kemungkinan potensi adanya manuver politik yang akan dilakukan Partai Demokrat ke depan demi memastikan posisi strategis untuk AHY di pilpres 2024.
"Partai Demokrat bisa saja melakukan manuver politik untuk memastikan kursi calon wakil presiden untuk AHY dengan mulai mendekat kepada partai lain yang berani memberikan garansi kursi cawapres," kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Aljabar Strategic ini.
Arifki menganalisis, alasan kuat manuver akan dilakukan Partai Demokrat karena Koalisi Perubahan dan Persatuan tak bisa berbuat banyak jika Anies Baswedan tidak memberikan posisi cawapres kepada AHY.
"Partai Demokrat (bisa) keluar dari koalisi. Jika itu terjadi, bisa dipastikan Anies kehilangan tiket untuk bisa maju sebagai calon presiden," kata Arifki.
Advertisement